Peristiwa Nasional Bondowoso Republik Kopi

Presiden Republik Kopi: Hutan Lestari, Kebun Kopi Bersemi

Sabtu, 13 Agustus 2016 - 19:21 | 96.39k
Petani ikut meramaikan acara Panen Raya Kopi 2016 bersama Presiden Republik Kopi di perkebunan kopi milik Perhutani Bondowoso, Sabtu (13/8/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMESIndonesia)
Petani ikut meramaikan acara Panen Raya Kopi 2016 bersama Presiden Republik Kopi di perkebunan kopi milik Perhutani Bondowoso, Sabtu (13/8/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMESIndonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Perjuangan Bupati Bondowoso, yang juga dinobatkan sebagai Presiden Republik Kopi, H Amin Said Husni, soal pengembangan kopi berkualitas dunia, di daerah yang dipimpinnya terus bergelora.

Hal tersebut terlihat dari komitmen dan konsistensitas yang terus digelorakan dalam setiap pertemuan yang dikutinya di Kabupaten Bondowoso.

BACA JUGA: Perhutani Ajak ''Presiden Republik Kopi'' Panen Raya Kopi

"Bupati boleh berganti, tapi Republik Kopi harus tetap lestari. Hutan lestari dan kebun kopi harus tetap bersemi," tegas Amin Said, dalam sambutannya, dalam acara Panen Raya Kopi Hutan 2016, yang dilaksanakan KPH Perhutani Bondowoso, Sabtu (13/8/2016).

BACA JUGA: Besok Malam, Pesta Rakyat Harjabo 197 Tahun

Menurut Amin di hadapan petani kopi dan pejabat terkait yang hadir dalam acara panen raya kopi hutan, di petak 82, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukosari, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, bahwa Republik Kopi tak akan ada jika tidak ada lima 'T'.

BACA JUGA: Besok, Petani Bondowoso Gelar Panen Raya Kopi Hutan

Lima "T" yang dimaksud Amin Said adalah tanah (lahan dari perhutani), teknologi (Putlitkoka), tenaga manusia (petani), Titah (kebijakan) dari Presiden Republik Kopi dan Treasury (Perbankan).

BACA JUGA: ‘Hutan Lestari, Petani Kopi pun Lestari’

Amin Said merinci lima "T" tersebut, misalnya, yang dimaksud titah adalah kebijakan dari Presiden Republik Kopi (Bupati Bondowoso). "Republik Kopi tidak akan berhasil tanpa adanya kebijakan dari Presiden Republik Kopi," tegasnya. 

BACA JUGA: Perhutani Siapkan Konsep Agroforestri untuk Pengembangan Kopi Bondowoso

Perkawinan dari banyak pihak itulah kata Amin, adalah anugerah dari tuhan yang hanya ada di Bondowoso Republik Kopi. "Ini tidak ada di dunia, kecuali di Bondowoso Republik Kopi," ujar Amin, disambut aplaus undangan yang hadir.

Perkawinan tersebut, nyata dan terbukti berjalan di Bondowoso. Karena itu, kedepan bukan hanya produktivitas yang harus ditingkatkan petani kopi. Tapi ekonomi wisatanya juga digalakkan.

"Undang para pengusaha untuk ikut serta mengembangkan disektor hilir. Tidak hanya bubuk dan biji kopi yang bisa dikembangkan ke rakyat dunia. Tapi, bagaimana para wisatawan yang datang ke Bondowoso bisa minum kopi. Itulah yang dimaksud secangkir kopi sejuta inspirasi," ujarnya.

Sejak dilaunching Bondowoso Republik Kopi, banyak hal yang bisa dikerjasamakan. Pemerintah daerah katanya, akan merencanakan program wisata kopi atau kopi wisata. "Kita akan mencari lokasinya," akunya.

Perhutani Bondowoso rinci Amin Said, akan diajak terus untuk bekerjasama. Bukan hanya perluasan lahan. Tapi produktivitas lahan harus juga dikembangkan.

BUPATI-DAN-CAP-JEMPOL1IQvp.jpg

Presiden Republik Kopi, H Amin Said Husni sedang menunjukkan buah kopi saat panen raya. (Foto: Senda Hardika/TIMESIndonesia)

"Soal perluasan lahan sudah sangat luar biasa. Saya berharap, pihak Puslitkoka terus mendampingi petani kopi yang ada. Lahan kopi rakyat harus terus meningkatkan kualitas dan produktivitas. Kualitas jangan di nomor duakan, tapi harus dipertahankan," harapnya.

Dalam acara yang sama, Kepala Devisi Regional Perhutani Jawa Timur, Andi Purwadi dalam sambutannya juga menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi kinerja Perhutani Bondowoso dan Pemkab Bondowoso Republik Kopi.

"Karena sudah membuat banyak orang sumringah, terutama petani kopi. Jika petani sudah sumringah, kita semua juga ikut sumringah. Apalagi, sudah 80 persen masyarakat di sekitar hutan sudah menanam kopi," jelasnya.

Umumnya jelas Andi, biasanya petani disekitar hutan terkesan miskin. Tapi di Bondowoso tidak demikian. Masyarakatnya sudah banyak yang sejahtera karena berkerjasama cukup baik dengan Perhutani.

"Saya yakin, masyarakat atau kelompok tani hutan disini tidak akan merusak hutan. Jika masyarakat sejahtera, jelas tidak akan merusak hutan. Saya yakin itu," tegasnya.

Lebih lanjut Andi berpesan bahwa ada ada tiga hal dalam pengelolaan hutan. Yakni, soal produktivitas yang harus terus ditingkatkan. "Saya berharap kepada Puslitkoka untuk membantu bagaimana ada regenerasi disektor petani," katanya.

Kedua, Pihak Pemkab Bondowoso membantu mengusulkan perluasan lahan. Ketiga, petani harus diberi kemudahan dalam akses modal.

"Hal ini adalah tugas perbankkan seperti BI dan Bank Jatim. Modal dan lahan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Selamat panen raya kopi untuk para petani di Bondowoso Republik Kopi," pungkas Andi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES