Peristiwa Daerah Bondowoso Republik Kopi

‘Hutan Lestari, Petani Kopi pun Lestari’

Selasa, 26 Juli 2016 - 22:25 | 91.03k
Salah satu jenis kopi yang dipamerkan dalam Festival Kopi Nusantara di Sempol Bondowoso, Jawa Timur, Minggu (20/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indoneisa)
Salah satu jenis kopi yang dipamerkan dalam Festival Kopi Nusantara di Sempol Bondowoso, Jawa Timur, Minggu (20/7/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indoneisa)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pengelolaan tanaman kopi di  kawasan hutan Jawa Timur diharapkan tetap mampu menjaga kelestarian lingkungan. Demikian disampaikan Andi Purwadi selaku Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Perhutani Jawa Timur.

“Ada dua sisi yang diharapkan, hutan lestari dan petani kopi juga lestari,” kata Andi dalam talkshow Membangun Jejaring Kopi Nusantara di Bondowoso akhir pekan lalu, Minggu (24/7/2016).

Pihak Perhutani Jawa Timur, lanjutnya, terus mendorong agar pengelolaan kopi di kawasan hutan bisa tumbuh berkembang dan berkesinambungan.

Andi mengungkapkan, 68 persen dari luasan hutan di Jawa Timur merupakan hutan lindung. Maka, fungsi perlindungan atau konservasi lahan, tanah, dan air harus tetap terjaga .

“Hal ini (fungsi perlindungan atau konservasi-red) menjadi poin penting dalam pengelolaan. Meskipun kita menanam kopi dan lainnya, tapi tetap mengedepankan keberadaan fungsi hutan supaya optimal,” tegasnya.

Andi mengingatkan pula bahwa kualitas pengelolaan hutan di Bondowoso yang termasuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampean, jangan sampai menimbulkan dampak kerusakan lingkungan.

“Bondowoso masuk  wilayah DAS Sampean, kualitas pengelolaan hutan, terutama di hulu DAS, tidak menimbulkan dampak seperti banjir, longsor dan sebagainya,” ujarnya.

Apalagi wilayah tersebut, lanjutnya, merupakan catchment area (daerah tangkapan hujan) sehingga memerlukan penataan yang baik.

Andi menyampaikan, Perhutani mempunyai analisis berdasarkan kondisi eksisting. Ada zonasi untuk kondisi social forestry, dimana ada pengembangan masyarakat yang disebut zona adaptif.

Dalam zona adaptif, memungkinkan bagi masyarakat memiliki wadah yang perlu diberdayakan secara optimal. “Di zona adaptif, masyarakat bisa dioptimalkan demi mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera,” terangnya.

Menurut rencana, pada tahun ini Perhutani akan melakukan uji coba penanaman kopi di zona adaptif. Apabila hasil tanam baik secara kualitas maupun kuantitas, maka akan dikembangkan dalam skala lebih luas.

Ke depan, Andi berharap adanya kerjasama berbagai lembaga penelitian dalam pengembangan kopi untuk meningkatkan produktifitas dan memberi kontribusi positif bagi perkopian dan kelestarian lingkungan.

“Kerjasama tersebut bisa meningkatkan produktifitas dan memberi kontribusi. Tentunya, hutan harus tetap lestari,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES