Pemerintahan

Cara Surabaya Hadapi Cuaca Ekstrem, Banjir, hingga Rob

Kamis, 25 November 2021 - 12:51 | 53.00k
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memantau saluran air di wilayah langganan banjir, Surabaya Barat. (FOTO: dok. TIMES Indonesia)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memantau saluran air di wilayah langganan banjir, Surabaya Barat. (FOTO: dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Seorang pegiat media sosial Denny Siregar pernah menuliskan sebuah satire menggelitik soal Surabaya, Wali Kota Risma, dan kemampuannya membuat banjir cepat surut.

"Saya kesal dengan Bu Risma, hujan berjam-jam menghantam Surabaya... tapi airnya cepat surut. Bu, harusnya diamkan dulu airnya berhari-hari. Contoh Jakarta, di sini banjir itu katanya membawa berkah.

Kalau cuman terendam sedikit, terus dalam hitungan jam banjirnya hilang, berkahnya juga hilang, Bu," tulis Denny tahun lalu.

"Bu Risma gak pandai sih memanfaatkan banjir untuk pencitraan. Harusnya biarkan banjir lama, trus sewa orang-orang untuk teriakkan, "Hidup Walikota!" padahal air sudah se-hidung mereka," imbuhnya.

Atas segala prestasinya, kini Bu Risma sudah duduk di dekat Presiden. Tongkat estafet kepemimpinan Kota Pahlawan dilanjutkan Eri Cahyadi. Sama dengan 'emaknya, Eri juga sama cakapnya dalam mengantisipasi banjir.

Satire Denny di atas nampaknya masih berlaku hingga tahun ini. Dalam pantauan TIMES Indonesia satu bulan terakhir, Surabaya masih kuat menghadapi derasnya hujan tanpa harus menyisakan banjir.

Kalau pun terjadi banjir, kota terbesar kedua setelah Jakarta itu mampu menyurutkannya dalam hitungan 1-3 jam. Bukan tanpa

Perjuangan panjang, dari zaman Bambang DH tahun 2005-2010 membangun gorong-gorong kemudian dilanjutkan Risma selama dua periode ditambah pembangunan rumah pompa di setiap kecamatan.

Surabaya sebagai kota yang pernah memanfaatkan sungai sebagai jalur dagang juga benar-benar memperhatikan jumlah sedimen di dalam Sungai Kalimas yang merupakan pecahan dari Sungai Brantas.

Jauh sebelum musim hujan, pengerukan sedimen besar-besaran dilakukan di sungai Kalimas. Berdasarkan pantauan TIMES Indonesia, pengerukan sungai terbesar di Kota Pahlawan itu sudah dilaksanakan sejak awal bulan Juli.

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/363850/melihat-persiapan-surabaya-sambut-musim-penghujan-sungai-terbesar-dibersihkan

Ditemukan minim sekali sampah, selebihnya endapan lumpur mendominasi dan segera dibersihkan. Pada akhir bulan Oktober lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar apel siap siaga bencana alam 2021 di halaman Balai Kota.

"Menurut BMKG, terjadinya bencana masih bisa diamati dan dirasakan tanda-tandanya. Ada juga bencana yang tidak bisa diprediksi, seperti hujan dan musim yang berubah-ubah. Maka dari itu Pemkot Surabaya dan seluruh jajaran Forkopimda melakukan kesiapsiagaan,” ungkap Eri saat itu.

Lebih dari itu, pihaknya juga memastikan beberapa pencegahan sudah dilaksanakan seperti perantingan pohon, membersihkan saluran air, dan memastikan pintu air bekerja dengan baik.

Deteksi Banjir Rob Sejak Dini

Sejumlah titik rawan banjir rob juga perlu diwaspadai, mengingat Surabaya merupakan kota pesisir. Dua di antaranya adalah kawasan pantai Kenjeran dan Kali Lamong.

Pemkot Surabaya dalam hal ini memperkuat antisipasi dengan membangun tanggul dan menggelar penyisiran pantai guna mencari titik mana saja yang berpotensi terjadi gelombang besar.

“Bila sudah diketahui maka kita fokuskan pada titik yang rawan bencana,” ucapnya memastikan.

Dalam kesempatan ini pula, Eri meminta kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungan sekitarnya, memperkuat ibadah, dan memperbanyak berdoa. Apabila terjadi gangguan atau bencana di Kota Pahlawan, dapat segera menghubungi layanan aduan 112.

“Saya berharap dengan adanya Call Center 112 bila ada bencana bisa segera ditangani, kemudian ayo kita jaga lingkungan masing-masing jangan sampai saluran itu buntu. Kalau bisa kita dikerjakan dengan gotong royong," ujarnya.

Ringan Tangan Membantu Tetangga

Ketika musim penghujan tiba, Bencana banjir bandang terjadi di Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) siang. Sejumlah korban dikabarkan hilang hingga meninggal dunia. Sementara di Kabupaten Gresik, Kali Lamong yang meluap mengakibatkan putusnya sejumlah akses penting.

Surabaya pada kejadian itu sampai hari ini masih dalam kategori aman, terpanggil untuk melakukan misi kemanusiaan.

Wali Kota Eri Cahyadi bergegas memberangkatkan 60 personel BPB Linmas dan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, beserta tiga alat berat juga lima dump truk.

Selang sehari kemudian, dua alat berat beserta 10 personel dikirimkan ke Gresik untuk membantu pengerukan sedimen di Kali Lamong dan pembuatan tanggul.

"Sambil membantu nanti tolong berdoa supaya bencana semacam ini dijauhkan dari Kota Surabaya,” pinta Wali Kota Eri kepada para personelnya.

Sebagai langkah antisipatif agar bencana serupa tidak terjadi di Surabaya, pihaknya juga mengaku sudah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana, menggiatkan perantingan, dan membersihkan saluran air.

“Bila memang naudzubillah terjadi bencana di Surabaya, kami juga siagakan tempat-tempat perlindungannya. InsyaAllah kita bersama BMKG akan melakukan itu. Mari warga Surabaya  terus berdoa supaya Kota Surabaya terhindar dari bencana,” ujarnya.

Mengatasi Banjir di Surabaya Barat

Tercatat ada satu wilayah yang sampai saat ini masih menjadi langganan banjir saat musim penghujan tiba, yakni Surabaya Barat. Wilayah yang notabene merupakan kawasan elite itu mudah sekali tergenang air bila hujan tak kunjung berhenti dalam beberapa jam.

Wali Kota Eri menyebut, faktor utama yang menyebabkan genangan air di Surabaya Barat adalah adanya beberapa saluran air yang harus ditata ulang.

"Alhamdulillah kemarin teman-teman LPMK sudah menyampaikan titik genangan di beberapa tempat. Ada di Lebak yang akhirnya harus membongkar Gapura, dan warga sendiri yang membongkar. Ada pula di Duku Setro yang akhirnya kita potong karena terlalu panjang dan kita cross,” tuturnya saat meninjau saluran di Kelurahan Babatan.

Untuk daerah Lontar, ia memastikan telah menemukan solusi, yakni dengan membangun dua bozem di dua lokasi sekaligus. Pertama di RW 4 Kelurahan Lontar yang mana bozem tersebut akan diberi sepeda air dan penataan kembali UMKM.

Pengelolaan nantinya akan diberikan sepenuhnya kepada warga sebagai upaya menambah pendapatan. Lokasi bozem kedua yakni di sekitaran Pakuwon.

Ia juga memastikan bahwa nantinya jembatan yang ada di Jalan Lontar akan ditinggikan untuk memperlancar air. Saluran tersebut akan menyambung ke arah utara hingga ke laut.

Sedangkan untuk luberan air di Danau Unesa Kampus Lidah Wetan, Eri menyebut bahwa Pemkot sudah mulai membuat outlet untuk penyebrangan crossing ke sisi timur, sehingga air akan bertemu dengan saluran Kali Makmur hingga ke Rolak.

Pihaknya menegaskan bahwa, inilah keinginan yang selama ini ia idamkan dimana antara pemerintah dan warga terjalin komunikasi yang baik.

Ada komunikasi semacam itu, pihaknya berharap akan ada perubahan perilaku, baik dari pemerintah kota atau warganya. Sehinga akan mencapai tujuan akhir dan menjaga Kota Surabaya bersama-sama.

"Sekuat apapun pemerintahannya, kalau masyarakatnya tidak hebat, ya pasti banjir. Tapi kalau masyarakat hebat, menjaga untuk tidak buang sampah sembarangan, pasti tidak banjir karena kekuatan gotong-royongnya," katanya.

"Kita ini orang Surabaya yang terkenal dengan tepo selironya dan gotong-royongnya, inilah yang akan saya hidupkan kembali,” tutupnya menjawab solusi banjir.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES