Peristiwa Nasional

KH Abdul Moqsith Ghazali: MKK adalah Swasembada Ulama

Kamis, 20 Juli 2017 - 15:31 | 108.25k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Musabaqah kitab kuning atau disingkat dengan MKK yang diselenggarakan oleh DKN Garda Bangsa, sekarang tengah menyiapkan babak final tanggal 21-22 Juli 2017 yang bertempat di Graha Gus Dur Kantor DPP PKB. 

Babak final ini diselenggarakan, setelah melakukan babak penyisihan ditingkat Kabupaten/Kota se Indoensia yang diikuti oleh 2000 santri putra-putri dan semifinal ditingkat Provinsi.

BACA JUGA: DKN Garda Bangsa Siap Gelar The Final Musabaqah Kitab Kuning 2017

Salah satu juri nasional kitab Ihya’ Ulumiddin karya Imam Ghazali dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH. Abdul Moqsith Ghazali sangat mengapresiasi penyelenggaraan Musabaqoh Kitab Kuning untuk kedua kalinya yang diselenggarakan oleh DKN Garda Bangsa. 

“Dengan MKK ini kita berharap akan tumbuh para ulama yang memiliki pengetahuan ilmu-ilmu keislaman yang mendalam. Mereka yang mampu menggali ilmu Islam langsung dari sumber-sumber utama. Sebab, mereka telah memiliki kemampuan gramatika bahasa di atas rata-rata,” ujar Kiai Moqsith kepada TIMES Indonesia.

Tak seperti musabaqah tahun lalu yang hanya memperlombakan satu kitab yaitu kitab Ihya' Ulumiddin, musabaqah tahun 2017 ini akan memperlombakan empat kitab secara sekaligus, yaitu Ihya' Ulumiddin, Alfiyah Ibnu Malik, Fathul Qarib, dan Imrithi.

Oleh karena itu, lanjut Kiai Moqsith yang juga Dewan Pengasuh PP Zainul Huda Arjasa Sumenep, di tengah kecenderungan sebagian orang yang ingin belajar Islam secara instan tanpa kerja keras, maka upaya-upaya akademis melelahkan seperti MKK ini mesti disambut baik MKK menjadi Swasembada ulama.

“Sekiranya MKK ini terselenggara secara kontinyu dan istiqamah, maka dua hingga tiga puluh tahun ke depan Indonesia bukan hanya akan swasembada ulama laki-laki melainkan juga akan surplus ulama perempuan," kata Kiai Moqsith yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Sementara Ketua Umum DKN Garda Bangsa Cucun A Syamsulrijal menjelaskan dengan musabaqoh ini yang merupakan khazanah kaum santri untuk kebangkitan bangsa.

“Belajar kitab kuning tersebut untuk menguatkan nilai-nilai jati diri bangsa untuk menjaga nilai-nilai Islam Aswajah dari gempuran gerakan-gerakan radikalisme dan terorisme yang mengancam terhadap eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Cucun yang juga Sekretaris Fraksi PKB DPR RI.

Karena eksistensi santri yang bisa membaca kitab kuning adalah karena adanya pondok pesantren dan madrasah diniyah.

“Di lembaga inilah (pondok pesantren dan madrasah diniyah), santri bisa belajar membaca dan memahami serta mempraktekkan kitab kuning dalam aktivitas sehari-hari untuk menguatkan pendidikan karakter dan jati diri bangsa,” ujarnya.

Terkait dengan babak Final dan grand final musabaqoh ini, menurut Ketua Umum DKN Garda Bangsa Cucun A Syamsulrijal, akan diikuti 200 peserta santri putra-putri dari pondok pesantren seluruh Indonesia. 200 peserta ini yang terpilih menjadi juara 1 dari variasi kitab yang dilombakan di provinsi masing-masing. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES