Pendidikan

Bekali Ilmu Pertanian, Ini Pesan Ketua STPP pada Prajurit TNI

Kamis, 09 Maret 2017 - 16:16 | 51.94k
Ketua STPP Malang, Siti Munifah bersama Komandan Yonif Mekanis 512/QY, Mayor Inf Budi Handoko. (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)
Ketua STPP Malang, Siti Munifah bersama Komandan Yonif Mekanis 512/QY, Mayor Inf Budi Handoko. (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para prajurit TNI dari Yonif Mekanis 512/Quratara Yudha dilatih ketrampilan pertanian sebagai bekal saat bertugas di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Sebagai wujud sinergi dengan TNI, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang membekali prajurit dengan ketrampilan pertanian sesuai kebutuhan dan sasaran tugas. Pembekalan diberikan dalam bentuk pelatihan selama dua hari.

BACA JUGA: Jaga Perbatasan NKRI, Prajurit Dibekali Ketrampilan Pertanian

Ketua STPP Malang, Siti Munifah mengatakan, pembekalan ketrampilan bagi para prajurit sesuai amanat Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI I Made Sukadana saat mengunjungi kampus STPP Malang dan Markas Yonif 512 di Rampal, Kota Malang.

"Beliau (Pangdam V Brawijaya) menginginkan para prajurit dibekali ketrampilan basic life skill," kata Munifah di hadapan para peserta pembekalan ketrampilan pertanian, Kamis (9/3/2017) di ruang sidang STPP Malang.

NAMA_FILE_GAMBARPara peserta pembekalan ketrampilan dari prajurit Yonif Mekanis 512/QY. (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)

Menurutnya, ketrampilan hidup (life skill) tidak hanya pertahanan terhadap serangan luar, namun juga pertahanan diri terhadap asupan makanan yang bergizi.

Makanan ini yang bisa didapat melalui menanam sendiri di lahan tempat para prajurit bertugas.

"Setidaknya di depan asrama ada beberapa tanaman yang dapat dikonsumsi dari hasil olahan para prajurit. Itu yang diamanatkan kepada kami," jelasnya.

Kepada 48 peserta yang mengikuti pelatihan, diharapkan untuk berbagi ilmu kepada rekan prajurit lainnya yang juga bertugas.

Tak terkecuali membagi ketrampilan yang diperoleh kepada masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan. Cara ini menjadi salah satu bentuk pendekatan pada masyarakat.

Dalam pelatihan ini, dia menekankan kepada dosen yang bertugas membekali prajurit, untuk memberikan porsi lebih pada praktik daripada teori.

Sedangkan kepada prajurit, dia meminta untuk memerhatikan secara serius pelatihan yang diberikan para dosen STPP Malang.

"Kalau teori, para prajurit bisa mengakses melalui internet. Tapi hal praktis ini penting sebagai bekal yang bisa dilakukan," jelasnya.

NAMA_FILE_GAMBARDosen STPP Malang tengah melatih prajurit tentang car mengolah dan menanam. . (Foto: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)

Ketua STPP Malang mengapresiasi tinggi kepada para prajurit TNI yang bertugas di perbatasan. Menurutnya, hal itu merupakan kebanggaan ketika negara menitipkan keamanan NKRI.

"Negara membutuhkan kita tidak saja operasi militer perang, tapi juga selain perang, salah satunya menjaga kedaulatan pangan," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES