Peristiwa Daerah

Jurdawangi dan KAMI Santuni Warga Miskin Penderita Kanker Ganas

Sabtu, 16 Juli 2016 - 18:17 | 86.99k
Perwakilan pengurus Jurdawangi dan KAMI saat menyerahkan santunan kepada Syaiful dan Juminten, penderita kangker payudara ganas warga Dusun Krajan, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMESIndonesia)
Perwakilan pengurus Jurdawangi dan KAMI saat menyerahkan santunan kepada Syaiful dan Juminten, penderita kangker payudara ganas warga Dusun Krajan, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jurnalis Muda Banyuwangi (Jurdawangi) dan Keluarga Migran Indonesia (KAMI), santuni Juminten, penderita kanker payudara ganas. Mereka prihatin dengan kondisi warga Dusun Krajan, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur tersebut.

Sebagai warga miskin yang tidak terkover BPJS untuk berobat, Juminten dan keluarga terpaksa menjual sebidang tanah dan rumah yang mereka tempati.

BACA JUGA: Warga Miskin Penderita Kanker Ganas di Banyuwangi Butuh Bantuan

“Ini adalah potret kehidupan masyarakat miskin pedesaan yang jarang tersentuh program Pemerintah,” ucap Ketua KAMI Banyuwangi, Krisna Adi, Sabtu (16/7/2016).

Sementara itu, perwakilan pengurus organisasi jurnalis Banyuwangi, Jurdawangi, Dedi, Abi dan Rindi, menyatakan akan terus mengawal hingga terpenuhinya hak jaminan kesehatan bagi Juminten.

“Ini sebenarnya tanggung jawab pemerintah untuk memberikan perawatan kesehatan kepada warga miskin, meski begitu, jika tetap tak ada perhatian dari pemerintah, kami di Jurdawangi komitmen dengan segala upaya akan menanggung biaya pengobatan Juminten,” tegas Dedi yang juga wartawan media cetak lokal Banyuwangi ini.

Seperti diberitakan, Juminten menderita kangker payudara ganas sejak tujuh bulan lalu. Karena tidak mendapat perhatian pemerintah, mulai kabupaten hingga tingkat desa, penyakitnya semakin parah. Bahkan, sejak dua bulan terakhir, payudara Juminten sudah pecah 20 sentimeter dan mengeluarkan bau kurang sedap.

Fatalnya, meski Pemerintah Daerah Banyuwangi memiliki program BPJS kesehatan gratis yang dibiayai APBD, Juminten selaku warga miskin tidak masuk daftar.

Imbasnya, karena penghasilan sang suami, Syaiful, sebagai buruh serabutan tak seberapa, untuk biaya berobat dia terpaksa menjual harta satu-satunya yang dimiliki. Yakni sebidang tanah dan rumah.

Dan anehnya, penderitaan Juminten selama tujuh bulan tidak pernah mendapat perhatian dari perangkat desa setempat. Padahal, menurut kesaksian masyarakat, Ketua RT dan Kepala Dusun, mengetahui kondisi tersebut.

“Dulu memang kita melakukan pendataan warga miskin, tapi tidak tahu kok Juminten tidak masuk daftar. Kita juga tak pernah mendapat laporan kalau dia sakit,” kata Kepala Desa Bomo, Suratman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES