Peristiwa

Begini Kondisi Rumah Nenek Paini yang Nyaris Ambruk

Kamis, 07 April 2016 - 21:20 | 90.17k
Kondisi bagian belakang rumah Paini (70) nenek miskin asal Dusun Paras, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh. (Mardiansyah/JombangTIMES)
Kondisi bagian belakang rumah Paini (70) nenek miskin asal Dusun Paras, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh. (Mardiansyah/JombangTIMES)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Rumah bambu yang menjadi tempat tinggal Paini (70), nenek miskin asal Dusun Paras, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, saat saat ini dalam kondisi nyaris ambruk.

Sempat akan diperbaiki oleh pemerintah melalui program bedah rumah, namun rencana itu gagal dilakukan karena terkendala kepemilikan lahan.

BACA JUGA: Ya Allah, Masih Ada Warga Jombang yang Makan Nasi Basi

Rumah nenek Paini berukuran sekitar 1,5 x 3 meter, sangat kecil untuk bisa disebut rumah. Kondisi penerangan dalam ruangan cukup gelap dan udara terasa pengap karena minimnya sirkulasi udara.

Ada sebuah lincak atau ranjang bambu tradisional yang beralaskan potongan tikar plastik dan bekas spanduk.

Dari lincak itu, nenek Paini setiap hari menghabiskan waktu untuk istirahat dan tidur.

Aliran listrik yang masuk ke rumah nenek Paini juga bukan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), melainkan bantuan dari tetangga.

“Listriknya untuk lampu saja, biar tidak gelap,” kata nenek Paini, Kamis (7/4/2016).

Setiap hujan turun, nenek Paini mengaku selalu diselimuti rasa was-was rumahnya akan ambruk. Sebab kayu penyangga atap begitu juga dengan gentingnya, banyak yang rapuh.

“Kalau hujan deras rumahnya bocor, saya duduk saja dipinggir pintu. Kalau ambruk bisa langsung lari,” imbuh nenek Paini.

Lalu dimana nenek Paini menjalankan aktivitas dapurnya? Nenek Paini memasak di teras rui.mah. Dapur kayu bakar juga terbuat dari tumpukan genting bekas. Dari tempat itu nenek Paini memasak ataupun sekedar merebus air.

Diberitakan sebelumnya, Paini yang sudah tidak bisa mencari nafkah mengantungkan hidup dari belas kasih tetangga. Tak jarang, Paini harus makan nasi aking, nasi basi yang dikeringkan kemudian dimasak lagi.

Potret kemiskinan dalam kehidupan nenek Paini belum berhenti sampai disitu. Kebutuhan mandi, buang air, serta mencuci, nenek Paini menumpang di sumur milik tetangga sebelah.

Kondisi ini dibenarkan oleh Gatot, salah satu tetangga nenek Paini.

“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah kepada nenek Paini. Sejauh ini nenek Paini belum tersentuh bantuan apapun. Setiap tiga bulan sekali hanya mendapat bantuan raskin 15 kilogram,” kata Gatot. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : Al Jazeera

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES