Peristiwa Internasional

FDA a.k.a BPOM AS Temukan Virus Fu Burung dalam Susu Kemasan

Rabu, 24 April 2024 - 20:00 | 17.91k
Kru FDA mengecek label produk susu di salah satu swalayan di AS. (Ilustrasi: TIMES AI Academy)
Kru FDA mengecek label produk susu di salah satu swalayan di AS. (Ilustrasi: TIMES AI Academy)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – FDA AS mendeteksi partikel virus flu burung H5N1 dalam susu yang dijual di berbagai toko swalayan (23/4/2024). Meskipun FDA memastikan bahwa susu tersebut masih aman untuk dikonsumsi, temuan ini memunculkan pertanyaan serius tentang keamanan pasokan makanan kita.

FDA mengklaim bahwa partikel virus yang terdeteksi kemungkinan besar mati selama proses pasteurisasi, tetapi ini tidak mengurangi kekhawatiran tentang kemungkinan infeksi bagi konsumen. Dr. Eric Topol dari Institut Translasi Penelitian Scripps menyatakan kekhawatiran bahwa wabah flu burung mungkin lebih meluas daripada yang kita ketahui.

"Kami yakin bahwa susu yang ada aman dikonsumsi terkait 2 alasan yakni proses pasteurisasi dan pemusnahan susu dari sapi yang sakit," tulis FDA pada laman mereka. 

Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah penanganan yang kurang memuaskan dari USDA terhadap wabah ini. Penemuan flu burung pada sapi perah di beberapa negara bagian menunjukkan bahwa virus ini telah menyebar luas sebelum kita menyadarinya. Kurangnya informasi yang memadai dari USDA telah menimbulkan kekhawatiran akan ketidakmampuan kita untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dengan cepat.

Gejala pada sapi yang terinfeksi, seperti penurunan nafsu makan dan perubahan susu, menunjukkan bahwa virus ini dapat menyebabkan kerugian besar dalam industri peternakan. Selain itu, kematian kucing-kucing yang tinggal di peternakan yang sama menyoroti risiko yang lebih luas bagi lingkungan dan hewan lainnya.

Pentingnya pasteurisasi dalam menghilangkan mikroba dari susu tidak boleh diabaikan. Namun, kita harus bertanya-tanya apakah proses ini cukup efektif dalam mengatasi virus flu burung yang begitu mematikan. Bahkan, FDA sendiri telah lama menyarankan agar konsumen menghindari mengonsumsi susu mentah karena risiko kesehatan yang terkait.

Saat ini, sistem pelaporan sukarela untuk melacak penyebaran penyakit ini tidaklah memadai. Penting untuk memperkuat regulasi dan pelaporan wajib untuk memastikan transparansi dan respons yang cepat terhadap wabah seperti ini di masa depan.

Temuan ini juga menunjukkan perlunya peningkatan pemahaman kita tentang bagaimana penyakit menyebar antara spesies. Kita harus lebih waspada terhadap potensi penyebaran penyakit dari hewan ke manusia dan sebaliknya.

Kesimpulannya, temuan flu burung dalam susu mengingatkan kita akan kebutuhan akan sistem yang lebih kuat dalam mendeteksi, melacak, dan mengendalikan penyebaran penyakit yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Aksi yang cepat dan kolaboratif diperlukan dari semua pihak terkait untuk mengatasi ancaman tersembunyi ini sebelum lebih banyak nyawa terancam.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES