Ekonomi

Rumah BUMN Bandung Dorong UMKM Agar ‘Naik Kelas’

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 21:05 | 99.70k
Caption1: Koordinator Rumah BUMN BRI, Uvit Supriatna. (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Caption1: Koordinator Rumah BUMN BRI, Uvit Supriatna. (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Tidaklah semudah membalikkan tangan untuk mengembangkan sebuah usaha. Bagi para pelaku UMKM, belajar dan berkolaborasi menjadi sesuatu yang penting dilakukan agar usahanya tumbuh berkembang. Rumah BUMN Bandung berupaya mengakomodasi kebutuhan para UMKM tersebut sehingga usahanya dapat “naik kelas”.

Rumah BUMN Bandung berdiri sejak 2017. Usai menempuh perjalanan 6 tahun ini, Rumah BUMN Bandung telah melakukan berbagai kegiatan positif. 

Mitra binaan yang telah berhasil diajak bergabung dan pelatihan ada sekitar 4000 UMKM. Dari sejumlah UMKM tersebut, sekitar 50 persen atau separuhnya adalah usaha di bidang makanan dan minuman. 

“Kemudian, disusul oleh pelaku usaha fesyen yang juga banyak jumlahnya. Urutan berikutnya, UMKM di sektor kerajinan. Terakhir, pelaku usaha di bidang jasa,” ujar Supriatna, Koordinator rumah BUMN Bandung.

roduk-produk-binaan-Rumah-BUMN-BRI.jpgProduk produk binaan Rumah BUMN BRI (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

Supriatna yang akrab dipanggil Uvit ini menjelaskan, kategori UMKM yang paling banyak di sektor mikro.  Hampir 98 persen mitra binaan yang bergabung adalah sektor mikro. Hal ini berdasarkan PP (Peraturan Pemerintah) terbaru tahun 2021 bahwa UMKM yang memiliki aset dan income di bawah Rp5 miliar termasuk pada usaha mikro. Sementara pelaku usaha yang masuk kategori usaha kecil sekitar 2 % dan yang termasuk usaha menengah hanya 1% saja. 

“Mereka yang masuk kategori usaha kecil dan menengah tidak ikut pelatihan seperti yang biasa diinformasikan kepada UMKM, tetapi mereka lebih membutuhkan mengenai akses pasar," ulas Uvit. 

Para pelaku usaha kecil dan menengah, lanjut Uvit, terkadang ikut berkontribusi berupa sharing atau berbagi pengalaman dan wawasan kepada pelaku usaha mikro untuk bisa segera ‘naik kelas’. 

Harapan Uvit, Rumah BUMN Bandung ini bisa menjadi tempat belajar, sharing, mencari inspirasi, partner bisnis bagi para pelaku UMKM di Bandung, serta Jawa Barat pada umumnya.

“Dengan banyaknya pelaku UMKM bisa saling support dan kolaborasi satu sama lainnya, sesuai dengan tujuan dibangunnya rumah BUMN Bandung yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN ini,” jelasnya. 

Guna tercapai tujuan tersebut, kata Uvit, salah satunya Bank BRI di tahun ini telah meluncurkan aplikasi link UMKM yang bisa membantu tercapainya tujuan ‘naik kelas’. Salah satu fitur di aplikasi tersebut adalah assesment bagi pelaku UMKM yang ingin bergabung di rumah BUMN ini.

Uvit-Supriatna-a.jpgSupriatna sedang memperlihatkan Produk kuliner. (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)

Menurutnya, assesment ini bertujuan untuk melihat kelebihan ataupun kekurangan yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Ada 2 parameter UMKM sehingga bisa ‘naik kelas’ melalui kerja sama dengan LPM UI. Dengan demikian, kelak UMKM yang telah di-asessment memiliki rapor kemajuan diri. 

Di tahun ini, kata Uvit, asessment tersebut sudah mulai diaplikasikan kepada pelaku UMKM. Setelah melalui asesment tersebut, jadi bisa diketahui apa kebutuhan pelatihannya, bagi UMKM tersebut. Rumah BUMN Bandung bisa fasilitasi pelatihan tersebut. 

Nah, agar hasilnya diketahui dengan jelas, maka 6 bulan dari asessment awal atau setelah mengikuti beragam pelatihan, pelaku UMKM tersebut harus di-asessment lagi untuk mengetahui perkembangannya. “Dari hasil asessment akhir, bisa diketahui apakah UMKM tersebut bisa naik kelas atau tidak,’ujar Uvit. 

Uvit berharap, dengan adanya aplikasi ini, kendala informasi mengenai ‘naik kelas’ atau tidaknya UMKM bisa dicegah. “Tahun sebelumnya kami kesulitan menentukan UMKM mana saja yang naik kelas,” paparnya. 

Menurutnya, anggota mitra binaan ada yang kemudian memiliki produk unggulan setelah ikut pelatihan. Ada juga yang produknya menjadi best seller di marketplace. Bahkan, sampai diundang untuk menghadiri gala dinner di Jakarta untuk testimoni keberhasilannya berjualan di marketplace.

Uvit pun menuturkan bahwa dari tahapan pembinaan, para mitra binaan sudah diinformasikan mengenai Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global. Tahapan akhir dari pembinaan Rumah BUMN berharap mitra binaan bisa go global atau ekspor. Hal ini sesuai dengan harapan dan tujuan rumah BUMN Bandung yang didirikan oleh BRI agar pelaku UMKM bisa go ekspor.

“Salah satu yang diusahakan adalah kerja sama dengan balai besar ekspor. Ini sudah dua tahun berjalan. Pembinaan dari basic hingga ke advance. Selanjutnya, Rumah BUMN pun mengadakan business matching dengan pembeli pada Desember bertepatan hari ulang tahun BRI yang setiap tahunnya diadakan,”ulas Uvit. 

Menurut Uvit, pihaknya mengakurasi produk-produk terbaik dari binaan untuk diikutsertakan pada Brilianpreneur Ekspor. Saat ini sudah memasuki tahun ke-3 kegiatan tersebut dilaksanakan.

“Khusus untuk tahun ini, berkaitan dengan G20 yang diselenggarakan pemerintah di Bali, maka Brilianpreneur pun akan diselenggarakan di sana. Kami berharap, nanti di Brilianpreneur di Bali, banyak UMKM dari Bandung yang tampil,” harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES