Ekonomi

Harga Porang di Pacitan Mulai Merangkak Naik

Rabu, 05 Oktober 2022 - 17:28 | 153.28k
Harga porang di Pacitan merangkak naik. (FOTO: Sugeng Purwanto for TIMES Indonesia)
Harga porang di Pacitan merangkak naik. (FOTO: Sugeng Purwanto for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sempat merosot menjadi Rp2 ribu per kilogram, harga porang di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur saat ini mulai merangkak naik.

Kendati demikian harga porang ini masih tak sebanding dengan mahalnya biaya operasional produksi dan jasa angkut. Terlebih di tengah kenaikan bahan bakar minyak (BBM Bersubsidi) beberapa waktu lalu.

Pengepul Porang asal Desa Ketro, Kecamatan Tulakan, Sugeng Purwanto mengaku tidak bisa berbuat banyak selain pasrah pada permainan pasar harga porang. Mampu bertahan saja menurutnya sudah cukup bagus.

"Kalau ada kenaikan tidak signifikan, dari Rp2 ribu naik menjadi Rp3.600 per kilogram. Itu saya beli dari petani sekitar Pacitan saja," katanya terkait mulai naiknya harga porang, Rabu (5/10/2022).

Harga-porang-di-Pacitan-merangkak-naik-2.jpg

Menurut pria berusia 40 tahun itu, permintaan pabrik saat ini masih relatif tinggi. Dalam satu bulan, dia harus menyetor porang mentah ke luar kota lebih dari 100 ton. Belum lagi masa tanam dengan panen membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Rata-rata perbulan saya harus setor 100 ton lebih ke luar kota, seperti Kabupaten Pasuruan dan Madiun. Permintaan pabrik lumayan tinggi. Dalam seminggu bisa kirim 3-4 kali," terang Sugeng kepada TIMES Indonesia.

Sebelum anjlok, harga porang bisa tembus sampai Rp14 ribu per kilogram, kini rata-rata bertahan di angka sekitar Rp2 ribu-Rp3 ribu per kilo. Jika dihitung, dengan harga tersebut belum sesuai dengan target. Terlebih biaya operasional semakin mahal dan saat ini bukan lagi musim panen.

"Dua tahun lalu harga porang di Pacitan Rp10 ribu per kilo, tahun 2021 kemarin justru anjlok menjadi Rp4.700 per kilo. Kebetulan saat ini para petani sedang memasuki musim tanam, panen biasanya bulan April-Mei," jelas Sugeng yang menjadi pengepul porang sudah sejak 4 tahun silam.

Sugeng mengungkapkan, jika bisnis porang yang ia geluti tidak semulus yang diekspektasikan kebanyak orang. Kendala yang dihadapi adalah akses dan waktu muatnya tidak sebentar. Sekali bongkar-pasang kebutuhan tenaganya juga mencapai 3-4 orang pekerja dengan sistem gaji harian.

"Tergantung barangnya, kalau lagi banyak, saya butuh tenaga 6 karyawan. Kalau pas sepi paling hanya 3-4 orang. Kendalanya adalah akses pegunungan, apalagi saat hujan cukup merepotkan," ujarnya.

Selain itu, dirinya berharap kepada pemerintah untuk ikut andil dalam pengendalian harga. Sehingga, antara kebutuhan pabrik dengan animo masyarakat petani terjadi timbal balik yang saling menguntungkan.

"Ya, harapannya ke depan harga porang bisa stabil kembali sehingga tidak terlalu menanggung rugi. Kalau stabil, kan petani tidak ragu menjual ke pengepul," imbuh Sugeng Purwanto.

Sementara, petani porang asal Desa Ploso, Kecamatan Punung, Hudi Suryanto mengaku belum pernah menikmati hasil tanamannya. Rupaya, selain belum tahu kepastian harga, ini juga baru kali tahun pertama melakukan penanaman.

"Modal sudah jutaan rupiah. Ladang biarkan begitu saja. Soalnya terlanjur ditanami porang. Kalau saya memang belum pernah menjual ke pengepul. Entah ke depan seperti apa," ucapnya.

Sebagai informasi, anjloknya harga porang diduga penyebabnya karena China sempat menutup pintu ekspor. Tak hanya itu, selama dua tahun terakhir China juga tidak memberikan akses ekspor porang dari Indonesia. Akibatnya, stok yang menumpuk di pabrik chip Indonesia disinyalir membuat harga komoditi tersebut turun drastis.

Tercatat, di Kabupaten Pacitan sendiri juga terdapat wilayah yang sebagian besar penduduknya mayoritas menanam porang, seperti Desa Ketanggung, Kecamatan Sudimoro. Selain harga porang yang merangkak naik juga mengandung glukomanan, komoditas ini ternyata bisa diolah menjadi produk bahan makanan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES