Peristiwa Daerah Tragedi Stadion Kanjuruhan

Pintu Keluar Stadion Terkunci, Kesaksian Aremania: Gate 13 jadi Kuburan Massal

Selasa, 04 Oktober 2022 - 10:38 | 101.36k
Tembok jebol di pintu keluar gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Tembok jebol di pintu keluar gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
FOKUS

Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, MALANG – Beredar rekaman detik-detik bagaimana ribuan Aremania mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan Malang saat asap gas air mata memenuhi tribun.

Aremania serasa sedang diambang kehidupan ketika pintu keluar di setiap gate terkunci rapat, seakan-akan tengah mencoba membantai para suporter di akhir laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).

Sejumlah Aremania pun membenarkan bahwa pintu keluar tertutup rapat di akhir laga Derbi Jatim tersebut. Salah satu Aremania, Dadang Indarto merasa tak kuasa jika harus menceritakan bagaimana teman-temannya berjibaku berusaha untuk keluar dari kepungan asap gas air mata.

"Saya gak bisa berkata-kata lagi mas," ujar Dadang, Senin (3/10/2022).

Kala itu, Dadang tengah bersama Aremania asal Lampung. Saat gas air mata membrutal tepat di depan matanya, ia mencoba keluar dari pintu gate 12, tapi ia memutuskan kembali ke Tribun, karena pintu keluar masih terkunci rapat.

Kondisi-Stadion-Kanjuruhan.jpgDua kendaraan aparat rusak akibat tragedi Kanjuruhan Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia).

Padahal, jika sesuai prosedur biasanya pintu keluar akan dibuka 15 menit sebelum pertandingan usai. Tapi peristiwa tragedi Kanjuruhan Malang ini, hingga pertandingan usai, pintu tak dibuka oleh petugas.

"Teman-teman menyelamatkan diri, tapi semakin brutal dan tembakan ke arah tribun dua tiga kali cukup dekat. Buat kita panik. Kenapa pintu ditutup, apakah ada rencana pembunuhan massal," ungkapnya.

Jika penutupan pintu keluar tersebut menjadi alasan agar para suporter tak menghalangi tim Persebaya Surabaya, Dadang mempertanyakannya.

Sebab, beberapa kali rapat koordinasi bersama panitia pelaksana (Panpel) hingga kepolisian Malang, Dadang beserta Aremania lain telah berkomitmen untuk menjaga situasi dan kondisi laga tersebut.

"Sampai peluit dibunyikan, tidak dibuka sama sekali. Mungkin maksud Panpel agar tak ada masalah keluar menghalangi Persebaya. Tapi kenyataannya gak seperti itu. Teman-teman juga sudah komitmen di rakor," katanya.

Gate 13 Kuburan Massal Aremania

Aremania Dau bernama Eko bercerita bagaimana tragisnya saat ia melihat gate 13 menjadi kuburan massal bagi para Aremania.

Eko yang memang kala itu berada di luar Stadion, tiba-tiba mendengar suara sejumlah Aremania menggedor-gedor pintu keluar sembari berteriak 'tolong-tolong'.

Hal itu ia dapati ketika berada dekat di gate 12. Tak kuasa menahan tangis, Eko membeberkan saat menghampiri gate 12, ia kebingungan bagaimana menolong Aremania yang terjebak di dalam stadion dengan kepungan gas air mata.

"Lalu saya cek, mulai sedikit aman. Saya geser ke gate 13 dan di situ titik semacam kuburan teman-teman saya," katanya sembari tak kuasa menahan tangis ketika menceritakan kejadian tersebut.

Berselang 15 menit setelah ia bisa mengontrol kesedihannya, Eko kembali menuturkan ketika gate 13 terbuka, ia telah melihat anak-anak kecil dan para perempuan menumpuk lemas tepat di tangga pintu keluar.

"Di sana numpuk anak kecil. Banyak wanita juga. Ini kuburan massal ya Allah," ucapnya.

Sebelum para Aremania berhasil keluar dari dalam stadion, sejumlah upaya terus dilakukan sembari berteriak minta tolong.

Kondisi-Stadion-Kanjuruhan-1.jpgKerusakan di luar stadion paska tragedi Kanjuruhan Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia).

Mereka mencoba menghancurkan tembok beton dengan benda apapun yang bisa ia dapatkan. Dengan kondisi yang sudah lemas akibat gas air mata, sejumlah Aremania yang masih sigap akhirnya berhasil menjebol tembok dan mengeluarkan satu per satu korban yang ada di pintu keluar.

"Anak-anak itu sampai harus menghancurkan dinding. Berjuang memakai apapun untuk bisa hancur dan keluar. Akhirnya setelah itu yang masih kuat membantu mengevakuasi teman-teman," bebernya.

Dugaan Hanya Dua Pintu Keluar yang Terbuka

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima informasi dugaan bahwa hanya dua pintu saja yang terbuka saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya usai.

Komisioner Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam bakal mengusut tuntas soal prosedur operasional fasilitas yang tak sesuai, salah satunya penutupan pintu keluar saat gas air mata membrutal.

"Kami akan lihat anatomi stadion Kanjuruhan. Anatomi ini bisa menentukan, sebenarnya ketika ada kejadian ini akan seperti apa. Termasuk dari sekian pintu, hanya dua pintu saja yang terbuka," tuturnya.

Dugaan pintu keluar stadion tersebut ditutup bisa menjadi salah satu penyebab tewasnya ratusan korban. Pihaknya juga akan menggali fakta ada dimana saja pusat gas air mata ditembakkan.

"Pusat gas air matanya dimana, hiruk pikuknya di titik mana. Termasuk korban korban ini banyak jatuhnya di pintu mana. Itu kami dalami," tegasnya.

Pihaknya tentu juga akan menyelidiki penyebab kematian ratusan korban tragedi Kanjuruhan Malang. Komnas HAM akan memperkuat data dengan keterangan sejumlah saksi mata.

"Seandainya bukan karena gas air mata, kami juga akan lihat karakter luka korban untuk memastikan apa penyebab kematiannya. Itu bisa menjadi petunjuk," imbuhnya.

Jawaban Arema FC Terkait Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan

Media Officer Arema FC, Sudarmaji menyebutkan bahwa pihaknya tengah melakukan proses investigasi fakta di lapangan apa benar pintu-pintu tersebut ditutup atau dibuka.

"Itu bagian proses investigasi fakta di lapangan. Apa benar pintu ditutup atau dibuka," ucapnya.

Tak banyak lagi berkomentar, sebab pihak Arema FC kini tengah memprioritaskan tanggap darurat dan penanganan para korban tragedi Kanjuruhan Malang.

"125 korban data kita ambil, kita berikan santunan dan penanganan korban luka. Kita buka Crisis Center juga," tandasnya terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES