Olahraga Tragedi Stadion Kanjuruhan

Duka Tragedi Stadion Kanjuruhan, AHY: Tak Ada Sepakbola Seharga Nyawa Manusia

Minggu, 02 Oktober 2022 - 14:04 | 19.04k
Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat, belasungkawa mendalam atas tragedi Stadion Kanjuruhan.
Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat, belasungkawa mendalam atas tragedi Stadion Kanjuruhan.
FOKUS

Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, JAKARTAAgus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat, menyampaikan belasungkawa mendalam atas Tragedi stadion Kanjuruhan. Tragedi Stadion Kanjuruhan ini telah menelan korban hingga 153 jiwa dan ratusan luka-luka per Minggu (2/10/2022). 

AHY juga mendoakan seluruh korban jiwa dan korban luka Tragedi Stadion Kanjuruhan agar bisa segera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita atas tragedi yang terjadi di Kanjuruhan semalam. Teriring doa untuk seluruh korban jiwa, termasuk dua aparat kepolisian yang sedang bertugas,” kata AHY. 

AHY menyatakan Tragedi Stadion Kanjuruhan ini merupakan catatan kelam bagi olahraga Indonesia. 

“Hilangnya ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan ini adalah catatan kelam bagi olahraga Indonesia, termasuk salah satu yang memakan korban terbesar di dunia.”

Sampai Minggu (2/10/2022) siang, Tragedi Kanjuruhan telah menelan 153 korban jiwa. Jumlah korban jiwa ketika pelaksanaan pertandingan sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang ini, merupakan yang kedua terbesar di dunia. Bahkan, jauh di atas tragedi Hillsborough di Inggris, 15 April 1989 yang menelan 96 korban jiwa.

“Semoga keluarga yang dtitinggalkan diberikan kekuatan. Juga agar korban luka segera pulih,” demikian lanjut AHY di akun twitternya. 

AHY pun mendorong agar dilakukan investigasi mendalam pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab, supaya menjadi pelajaran besar agar kejadian semacam ini jangan sampai terulang. 

“Tak ada sepakbola seharga nyawa manusia,” pungkas AHY.

Diberitakan sebelumnya, seperti diketahui, pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3 untuk keunggulan tim tamu. Kekalahan ini membuat Aremania kecewa. Mereka pun turun ke lapangan.

Kronologi berawal saat sedikit Aremania saja yang turun. Beberapa Aremania menghampiri pemain. Pemain pun menyambut mereka. Pemain nampak meminta maaf atas kekalahan tersebut. Beberapa pemain seperti Alfarizi, Dedik Setiawan, Maringa dihampiri oleh beberapa Aremania.

Aremania yang lain turun yang lain dalam jumlah lebih besar juga turun. Mereka juga mendatangi pemain. Beberapa pemain telah dievakuasi ke ruang ganti, namun beberapa pemain lain dengan tak terburu buru masuk ke lorong sambil meminta maaf ke supporter. 

Mengetahui pemain telah masuk lorong ruang ganti membuat Aremania berkumpul di depan lorong. Pihak keamanan pun bersiaga di depan lorong pemain. Chaos pun terjadi. Personel keamanan memukul mundur Aremania dengan tongkat. Sebaliknya beberapa suporter juga ada yang membalas dengan memukul personel keamanan yang terdiri dari TNI dan Polri. Balasan pukulan ini membuat personel keamanan yang memukul mundur makin banyak. Aremania pun mulai banyak yang kembali ke tribun

Gas air mata kemudian ditembakkan dengan maksud membubarkan massa. Namun asap justu mengarah ke penonton terutama yang berada di tribun utara. Kondisi ini membuat panik yang berada di tribun. Tembakan gas air mata ini membuat korban mulai berjatuhan.

Banyak Aremania yang membopong Aremania lain yang sudah terkapar. Ada yang bisa diselamatkan, ada yang tak bisa dan dinyatakan meninggal. Lorong dekat ruang ganti pemain mencekam. Jumlah tenaga medis dan jumlah Aremania yang jadi korban tak sebanding. Alhasil banyak Aremania yang tak mendapat perawatan secara cepat. Banyak yang sudah meninggal di lorong dalam Tragedi stadion Kanjuruhan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES