Olahraga

Tragedi Stadion Kanjuruhan, IPW: FIFA Larang Gunakan Gas Air Mata dalam Stadion

Minggu, 02 Oktober 2022 - 11:59 | 19.44k
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso. (FOTO: dok pribadi)
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso. (FOTO: dok pribadi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyoroti tragedi Stadion Kanjuruhan usai laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Salam satunya soal gas air mata yang digunakan oleh aparat kepolisian.

Sugeng menjelaskan, bahwa gas air mata tak boleh digunakan di dalam stadion. "Aturan Internasional FIFA melarang penggunaan gas air mata dalam stadion. Itu berdasarkan kajian," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (2/10/2022).

Seperti yang diketahui, ratusan suporter meninggal dan terluka dalam tragedi Stadion Kanjuruhan. Peristiwa itu dipicu oleh tembakan gas air mata yang dilakukan kepolisian untuk menghalau ribuan suporter merangsek ke dalam lapangan setelah laga usai.

Tragedi Stadion Kanjuruhan berawal saat Laga Arema vs Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Kekalahan Singo Edan di kandang diduga memantik emosi suporter Arema. "Jadi ada kesalahan prosedur," jelas Sugeng.

Ia pun mendesak agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera turun ke lapangan untuk mencari titik kesalahan dari hal tersebut. "Yang harus tanggung jawab panitia penyelenggara karena kelalaiannya. "Perlu dibentuk tim gabunhan pencari fakta," ujarnya.

Sebelumnya, ia juga meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang juga bertanggung jawab dalam mengendalikan pengamanan pada pertandingan tersebut.

"Kemudian, memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta untuk mempidanakan panitia penyelenggara pertandingan antara Arema FC vs Persebaya," katanya.

Ia juga meminta, jatuhnya korban tewas di sepakbola nasional ini, harus diusut tuntas pihak Kepolisian. Jangan sampai, lanjut dia, pidana dari jatuhnya suporter di Indonesia menguap begitu saja seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada bulan Juni lalu.

"Lebih penting dari tewasnya 127 suporter tersebut, Presiden Jokowi harus memberikan perhatian terhadap dunia sepakbola di Indonesia yang selalu ricuh dan menelan korban jiwa. Kemudian, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional," ujarnya terkait tragedi Stadion Kanjuruhan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES