Peristiwa Daerah Tragedi Stadion Kanjuruhan

37 Jenazah Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Belum Diketahui Identitasnya

Minggu, 02 Oktober 2022 - 10:33 | 28.03k
Mobil Rantis milik polisi yang terbakar saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Kerusuhan terjadi usai laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). (foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Mobil Rantis milik polisi yang terbakar saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Kerusuhan terjadi usai laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). (foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
FOKUS

Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, MALANG – 37 Jenazah korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang masih belum diketahui identitasnya. Berdasarkan informasi terakhir hingga pukul 09.30 WIB, jumlah korban meninggal dalam peristiwa ini berjumlah 129 orang, atau bertambah dua orang dari data sebelumnya yang disampaikan oleh Polda Jatim.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan ada 37 jenazah yang belum teridentifikasi. 

Jenasah korban tragedi Stadion Kanjuruhan yang belum teridintifikasi dibawa ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang karena memiliki fasilitas yang lengkap.

"Jenazah di Rumah Sakit Wava Husada ada 17 dan 20 jenazah dari RSUD Kanjuruhan. Semua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar," kata Wiyanto kepada Wartawan, Minggu (2/10/2022).

Sebagai informasi, tragedi Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 129 orang meninggal terjadi usai laga Liga 1 antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

Pertandingan ini dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2. Kekalahan Arema FC di kandang sendiri oleh rival abadi memicu kemarahan Aremania.

Puluhan suporter kemudian turun ke lapangan. Petugas pengamanan mencoba menghalau. Namun suporter yang masuk lapangan semakin banyak. Petugas kemudian menembakkan gas air mata dengan tujuan membubarkan massa.

Asap gas air mata ternyata terbawa angin dan banyak mengumpul di tribun penonton. Penoton yang merasa sesak nafas dan mata perih kemudian mencoba menyelamatkan diri menuju pintu keluar. 

Di sinilah dugaan terjadi desak-desakan yang membuat penonton sesak nafas dan akhirnya meninggal dunia.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan alasan penggunaan gas air mata. "Karena sudah anarkis dan menyerang petugas," jelasnya.

"Kemudian terjadi proses penumpukan di pintu. Ketika terjadi penumpukan itu terjadi sesak nafas serta kekurangan oksigen," kata kapolda terkait kronologi tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES