Indonesia Positif

Tepis Rebo Wekasan sebagai Hari Kesialan, Abi Basyir: Momen Pendekatan Diri Pada Allah SWT

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 07:32 | 27.27k
Kegiatan Malam Rabu Terakhir Bulan Shafar. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kegiatan Malam Rabu Terakhir Bulan Shafar. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BOGOR – Rebo wekasan atau hari Rabu terakhir di bulan Shafar dianggap hari penuh kesialan bagi kaum jahiliyah. Keyakinan kesialan kaum jahiliyah masih tersisa hingga umat muslim era sekarang. Makadari itu beberapa Ulama mengambil sikap untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, termasuk seluruh santri, ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren Al- Basyir Bogor melangsungkan ibadah amalan Rebo Wekasan. 

Ibadah Rebo Wekasan diselenggarakan pada hari Selasa, 20 September 2022 M/ 25 Shafar 1444 H dihadiri seluruh santri SD Tahfidz Al- Basyir, Dewan Guru dan seluruh staff Al- Basyir. Sebelumnya, kegiatan Rebo Wekasan hanya mengamalkan sholat Sunnah mutlaq dan istighosah. akan tetapi, pada tahun ini agenda Rebo Wekasan ditambah dengan tausiyah dari Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Al- Basyir Bogor, Drs. KH. Dudung Basyir.

Agenda Rebo Wekasan diawali dengan melangsungkan sholat maghrib berjamaah, kemudian sholat Sunnah mutlaq 4 rokaat dua kali salam dengan membaca surat al Kautsar 17 kali, surat al Ikhlas 5 kali, surat al Falaq 1 kali dan terakhir surat an Nas 1 kali. Dilanjutkan dengan sholat isya kemudian membaca istighosah yang dipimpin oleh Ust. Yusup Hidayat selaku Kepala Pondok dan Ust Muhammad Ijang.

rebu-wekasan.jpg

Sambutan di sampaikan oleh Gus Abdul Hamid Aly, M.Pd selaku Direktur Pondok Pesantren al- Basyir Satu dilanjutkan tausiyah dari Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Al- Basyir Bogor yakni almukarram Drs. KH. Dudung Basyir dan diakhiri dengan doa bersama.

“Pada malam Rabu terakhir bulan Shafar diturunkan sebesar 320.000 bala atau musibah. Dan pada hari itu diyakini oleh bangsa Arab kaum Jahiliyah sebagai hari kesialan. Musibah itu berupa bencana, kematian, atau sandal hilang pun termasuk musibah. Akan tetapi ada satu musibah paling besar dari semuanya, yaitu murtad atau keluar dari agama Islam. Maka dari itu, kita melakukan ibadah kepada Allah SWT untuk menepis anggapan hari kesialan tersebut,” ungkap Drs. KH. Dudung Basyir selaku pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al- Basyir Bogor dalam ceramahnya.

Agenda Rebo Wekasan dilaksanakan dengan khidmat dan khusyuk dari seluruh jamaah, dengan harapan mendapatkan ridho dari Allah SWT dan berdzikir mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga dengan adanya agenda Rebo Wekasan menjadi sikap terbaik dalam menepis pernyataan kaum Jahiliyah mengenai hari kesialan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES