Mengenal Keistimewaan Batu Mulia Langka Asal Garut

TIMESINDONESIA, GARUT – Batu akik sempat membuat nama Kabupaten Garut melejit di 2015 lalu. Berbagai jenis batu mulia yang berasal dari Garut bahkan sempat meramaikan demam batu akik kala itu. 

Bahkan hingga saat ini kolektor dan para pecinta batu mulia ini masih tetap menggelutinya meskipun lesu di pasaran. Terkenalnya batu Garut identik dengan warna dan coraknya.

Seperti Batu Hijau Garut atau sering dikenal dengan sebutan Batu Hijau Botol dan Batu Pancawarna. Namun, di balik ketenaran kedua batu akik khas Garut tersebut, ada jenis batu langka yang jarang terekspos dan diketahui publik, yakni Batu Akik Cikolak. 

Penyebabnya karena jenis batu ini sudah langka, baik di pasaran maupun di para penambang saat ini akibat sangat jarang sekali ditemukan. Seniman ukir batu akik, Ade Ateng (49) warga Kampung Cinagrog, Desa Pendeuy, Kecamatan Pendeuy, Kabupaten Garut, mengatakan memang khasanah batu mulia saat ini mulai lesu.

Ade menyebut hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya bahan baku atau matrialnya yang sulit didapatkan.

"Penambang kini sulit menemukan batu dengan kualitas terbaik tidak seperti jaman dulu, dan yang menggosok batu pun kian jarang," kata Ateng, Jumat (30/9/2022).

Ateng melanjutkan, ada beberapa jenis batu akik dengan corak dan motif serta keunikannya. Adapun bahan baku batu akik ini berasal dari fosil kayu dengan kualitas yang tidak kalah super dan jarang ada di pasaran.

"itu pun hanya orang-orang tertentu yang mempunyai dan paham terhadap jenis batu akik. Batu khas daerah sini itu bukan dari material batu mulia, tetapi dari jenis pohon-pohon yang menjadi fosil warnanya unik dan suka berubah warna kadang menua warna, makin pekat dan menjadi kristal," ujarnya. 

Ia menjelaskan, kekhasan dari Batu Akik Cikolak terdapat pada serat kayunya. Meski telah mengkristal, namun khas bahan material kayunya masih melekat ada.

"Itulah keistimewaan tersendiri dari Batu Akik Cikolak," ucapnya. 

Batu akik khas Garut lain yang juga sempat terkenal adalah akik Ijo Ohen. Batu jenis ini bahkan pernah diklaim hanya ditemukan pada sawah milik Aki Ohen di Kecamatan Bungbulang pada era 1970-an.

Batu Ijo ohen memiliki kekerasan di atas 7 mochs. Batu ini juga pernah menjadi cerita primadona dari mulut ke mulut, karena hanya sedikit orang saja yang memakainya.

Kala itu, Batu Ijo Ohen dikoleksi pejabat dan politisi. Salah satu ciri Batu Ijo Ohen yakni kejernihan batunya serta lapisan bongkahan di kapur yang halus.

Menurut cerita, bongkahan besar Batu Ijo Ohen ditemukan ketika Aki Ohen tengah menggali sawah. Bongkahan batu akik itu pun kemudian dijual dan dinamai Batu Ohen sesuai dengan nama penemunya. (*) 
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement