Peristiwa Internasional

Vladimir Putin Tandatangani Pencaplokan Empat Wilayah Ukraina

Jumat, 30 September 2022 - 21:38 | 18.77k
Vladimir Putin berdiri bersama para pemimpin bonekanya yang bertanggung jawab atas empat wilayah. (FOTO A: The SUN/Reuters)
Vladimir Putin berdiri bersama para pemimpin bonekanya yang bertanggung jawab atas empat wilayah. (FOTO A: The SUN/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPresiden Rusia Vladimir Putin akhirnya menandatangani pencaplokan empat wilayah Ukraina pada Jumat (30/9/2022).

Ia kemudian bersumpah untuk menggunakan "cara apapun" untuk mempertahankan empat wilayah Ukraina yang dianeksasi ke Rusia setelah perampasan tanah terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

The SUN melansir, sang tiran menjadi tuan rumah upacara penandatanganan besar-besaran di Kremlin hari ini untuk menyambut wilayah Ukraina yang dicuri itu perang tujuh bulannya memasuki fase baru yang menakutkan.

Putin secara resmi menandatangani dekrit yang menyatakan Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia sebagai wilayah Rusia menyusul serangkaian referendum yang oleh negara-negara di dunia, palsu.

Perampasan tanah yang kejam itu diresmikan di Aula Georgievsky di Istana Kremlin Besar dalam sebuah upacara penandatanganan.

Putin terlambat datang ke pertemuan besar kroni-kroninya dan kemudian mengeluarkan kecaman yang panjang.

Dalam pidatonya, ia mengatakan, orang-orang telah membuat pilihan mereka, dan pilihan itu tidak diragukan lagi, ini adalah kehendak jutaan orang.

Pemimpin Rusia itu lalu bersumpah untuk mempertahankan "tanahnya" di empat wilayah itu dengan segala cara,  dan mengatakan orang-orang yang tinggal di wilayah Ukraina yang dicuri itu adalah "warga Rusia selamanya".

"Orang-orang yang tinggal di Luhansk, Donetsk, wilayah Kherson, dan wilayah Zaporizhzhia menjadi warga negara kami selamanya," tegasnya.

"Kami akan mempertahankan tanah kami dengan segenap kekuatan dan segala cara kami," katanya lagi.

Kerumunan tampak murung dan tampak bertepuk tangan saat tiran itu terus berbicara selama hampir satu jam sebelum para pemimpin separatis menandatangani dekrit, bergandengan tangan dan meneriakkan "Rusia!"

Vladimir-Putin-b85faf2d31827d9a2.jpgVladimir Putin saat menandatangani dekrit dalam upacara penandatanganan di Istana Kremlin. (FOTO B: The SUN)

Dalam satu komentar yang dinilai aneh selama pidatonya, Vladimir Putin mengklaim "Barat kolektif takut pada filosofinya dan itulah sebabnya mereka mencoba membunuh para filsufnya.

Dia juga mengheningkan cipta untuk "pahlawan Rusia" yang telah tewas dalam invasi ke Ukraina dan berdiri melawan apa yang disebutnya "kudeta Neo-Nazi" di Ukraina pada tahun 2014.

Dengan kasar, Vladimir Putin juga mengecam Barat sebagai "setan" dan "rasis" dan menuduh AS dan sekutunya mengobarkan "perang hibrida" melawan Rusia.

Dia mengatakan Barat telah melanggar janjinya kepada negaranya dan "tidak memiliki hak moral" untuk berbicara tentang demokrasi.

Pada satu titik dalam pidatonya, dia bertanya kepada orang banyak yang berkumpul apakah mereka ingin "anak-anak ditawari operasi ganti kelamin" - sebuah praktik yang dia maksudkan tersebar luas di Barat.

Vladimir Putin juga mendesak Kyiv untuk duduk untuk melakukan pembicaraan, tetapi dia memperingatkan dia tidak akan menyerahkan empat wilayah Ukraina yang dianeksasi itu.

Di akhir pidatonya, Putin melakukan upacara penandatanganan dengan para pemimpin separatis Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.

Sebuah panggung dengan layar video raksasa juga dipasang di Lapangan Merah Moskow untuk rapat umum setelah pidatonya, dengan konser pop yang akan berlangsung.

Orang-orang Rusia terlihat mengibarkan bendera saat mereka berkumpul di depan rapat umum di ibu kota Rusia.

Empat wilayah Ukraina yang dicaplok itu mencakup sekitar 90.000 km persegi, atau sekitar 15 persen dari Ukraina,  kira-kira seukuran Hongaria atau Portugal.

Billboard di seluruh Moskow menyatakan: "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Rusia!"

Langkah Vladimir Putin ini telah meningkatkan kekhawatiran dia bisa meluncurkan serangan nuklir untuk melindungi apa yang disebut wilayah Rusia.

Ketika pasukan Ukraina yang ganas mendorong pasukannya kembali ke timur laut negara itu, ada kekhawatiran bahwa tiran itu sekarang akan mencoba untuk membingkai ulang serangan balasan kilat sebagai serangan terhadap kedaulatan Rusia.

Rusia mengatakan setiap serangan terhadap bagian Ukraina yang baru dicaplok akan dianggap sebagai serangan terhadap Rusia sendiri, dan menambahkan pasukannya akan berjuang untuk merebut seluruh wilayah Donbas timur.

Ada juga kekhawatiran yang meningkat bahwa warga Ukraina yang tinggal di daerah yang dikuasai Rusia itu akan dikenai wajib militer untuk berperang dalam perang Putin.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan itu adalah "eskalasi berbahaya" yang akan merusak prospek perdamaian di masa depan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan AS tidak akan pernah mengakui klaim Rusia atas wilayah Ukraina. "Hasilnya diproduksi di Moskow," kata Biden.

AS dan Uni Eropa akan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia atas pencaplokan empat wilayah Ukraina itu, dan bahkan beberapa sekutu Rusia, seperti Serbia dan Kazakhstan, mengatakan mereka tidak akan mengakui pengambilalihan itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES