Peristiwa Daerah

Ada Casting Model untuk Guru Sexy dan Bohay di Banyuwangi

Jumat, 30 September 2022 - 20:53 | 85.43k
Para Guru yang tergabung dalam IGRA sedang menunggu proses casting di RA Baiturrahman Banyuwangi (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Para Guru yang tergabung dalam IGRA sedang menunggu proses casting di RA Baiturrahman Banyuwangi (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ajang pencarian model atau biasa disebut casting, umumnya diikuti oleh muda-mudi untuk memperagakan pakaian desainer. Tapi di Banyuwangi, Jawa Timur, yang mengikuti seleksi pencarian model untuk guru sexy dan bohay adalah para guru yang tergabung dalam ikatan guru raudlatul athfal (IGRA) . 

Dalam pamflet yang tersebar di publik tertulis beberapa kriteria. Di antaranya, PC IGRA mendelegasikan dua guru (Sexy dan Bohay) di wilayahnya. Tinggi badan minimal 155 centimeter, serta aktif dan terdaftar sebagai guru RA. 

Hal ini, menuai polemik di kalangan masyarakat Banyuwangi. Karena, kata 'sexy dan 'bohay' dinilai terlalu ambigu.

Menanggapi polemik tersebut, Ketua Pimpinan Daerah (PD) IGRA Kabupaten Banyuwangi, Roatul Marfuah menjelaskan, kata 'sexy' dan 'bohay' bukan seperti apa yang orang pikirkan dan bayangkan, yang merujuk ke sisi negatif. 

"Kita bikin pamflet seperti itu supaya masyarakat pikirannya terbuka. Sexy itu tidak identik dengan buka-bukaan," jelasnya pada saat kegiatan seleksi casting berlangsung di RA Baiturrahman, Jumat,(30/9/2022).

Menurutnya, Sexy bisa dinilai dari kecakapan berbicara, kepintaran dan kecerdasannya. 

RA-Baiturrahman-Banyuwangi-b.jpg

"Dengan pamflet itu, kami memberi pelajaran kepada masyarakat bahwa kata atau kalimat yang konotasinya negatif tidak selalu negatif," ujarnya. 

Afiq Mofiroh, selaku seksi acara menambahkan, kata 'sexy' yang tercantum dalam pamflet, bukan berarti sexy yang macam macam atau negatif.

"Karena kita selalu berfikir positif. Sexy dalam Islam adalah sexy yang sesuai dengan peragaan Islam, peragaan budaya yang bagus dengan islam," katanya.

Dalam casting, lanjut Afiq, yang ditampilkan adalah model-model yang memperagakan busana muslim,,yang menutup aurat mulai dari atas sampai bawah. 

"Kita menggunakan kata bohai, karena untuk membedakan yang langsing dan berlebih," ungkapnya. 

Menuurtnya, kontroversi kata 'sexy' dan 'bohay' yang mengiringi acara tersebut terjadi pada orang yang berpikiran negatif. Pikiran seperti mesti diubah menjadi positif.

"Nanti, kita tampilkan kepada khayalak ramai. Bahwa pamflet itu hanya julukan saja. Toh kegiatan kita tidak seperti apa yang dipikirkan," imbuhnya. 

Afik menambahkan, kata-kata itu hanya digunakan untuk mempermudah dalam membedakan standar dengan berat badan antara berat badan yang ideal dan berlebih. Karena dalam seleksi model ini terdapat dua kategori. 

"Sexy kita gunakan untuk yang memiliki berat badan ideal. Sedangkan yang bohay kita gunakan untuk berat badan yang berlebih atau gemoy," tambahnya. 

Sementara itu, Vaiza, Owner Veyza pihak sponsor kegiatan, mengatakan, pihaknya sebagai desainer baju bukan hanya menciptakan baju yang berukuran normal. Tetapi,  juga membuat yang berukuran big size atau biasa disebut baju untuk orang bahagia. 

"Tidak ada maksud negatif dalam kegiatan ini. Kalimat tersebut digunakan hanya untuk memudahkan kita dalam mengkualifikasinya," terangnya. 

Sebagai informasi, casting model IGRA diikuti oleh para guru-guru Raudlotul Atfhal (RA) atau biasa disebut guru taman kanak-kanak (TK) dari beberapa perwakilan pimpinan cabang (PC) IGRA yang dilaksanakan di RA Baiturrahman Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES