Bupati Sugiri Sancoko Optimistis Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko merasa optimis bahwa Reog Ponorogo akan menjadi warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Sugiri Sancoko saat menerima kontingen Reog Ponorogo yang baru pulang membawa misi kebudayaan ke beberapa negara Eropa.
Menurutnya misi budaya ke negara-negara Eropa tersebut memperkenalkan Reog Ponorogo secara lebih ekstensif kepada audiensi disana dengan tujuan utama tidak sekedar dilirik, tapi harus diakui oleh dunia.
"Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para seniman Reog yang berangkat ke Eropa kemarin. Dengan totalitas tinggi mereka mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat disana," kata Bupati yang akrab disapa Kang Giri ini.
Tampil secara maraton di empat negara Eropa, di antaranya di Den Haag Belanda, Brussels Belgia, Frankfurt Jerman, dan di Paris Perancis, tim kesenian Reog Ponorogo ini mendapat perhatian istimewa dari masyarakat setempat.
Bupati Sugiri Sancoko pun menuturkan, bahwa sebenarnya sudah sejak lama Reog Ponorogo ini diundang dalam pertunjukan internasional,
"Namun pada kesempatan ini secara khusus Pemkab Ponorogo bekerjasama dengan KBRI di Belanda, Belgia, Jerman, dan Perancis, untuk menampilkan Reog Ponorogo disana," papar Kang Giri.
Selain tampil dengan reognya tim misi budaya ke Eropa juga melakukan workshop
Tujuan utamanya, kata Kang Giri, "Ya membuka mata dunia agar Reog Ponorogo ini segera diakui menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO," jelasnya.
Sementara Andreas Dwi Septarini, salah satu penari jathil yang menjadi bagian dari misi kebudayaan dalam rangkaian Reog Ponorogo Goes to Eropa kepada TIMES Indonesia mengaku bangga bisa keliling Eropa.
"Selain bisa tampil di hadapan masyarakat Eropa, kami juga berbagi ilmu dan pengalaman dalam workshop. Apalagi warga disana sangat antusias menyambut kedatangan tim dari Ponorogo ini," ucap wanita cantik yang akrab dipanggil Orin ini.
Ia pun menjelaskan, tim misi budaya dari Ponorogo yang berjumlah 14 orang tersebut tampil spartan sesuai dengan peran masing-masing.
Ketua kontingen misi kebudayaan Reog Ponorogo ke Eropa Try Setyo juga mengaku, tingginya antusiasme penonton pasar malam Tong Tong Fair di Deen Haag Belanda, di Brussel Belgia, Frankfurt Jerman, dan Paris Perancis.
"Menjadi semangat tersendiri teman-teman seniman Reog untuk tampil di hadapan mereka," tutur Try Setyo.
Bahkan para penonton belum beranjak sebelum pertunjukan berakhir. Apalagi anggota kontingen selalu menggelar workshop untuk mengajarkan tari dan cara menabuh gamelan Reog Ponorogo.
"Yang jelas misi budaya dari Ponorogo ini sangat mengena di sana," tukas Ketua Kontingen Reog Ponorogo ke Eropa Try Setyo.
Sebelumnya, dalam mengusung misi Kebudayaan, puluhan seniman Reog Ponorogo melanglang ke beberapa negara di Eropa.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ketika memberangkatkan para seniman Reog Selasa (6/9/2022) kemarin mengatakan, keberangkatan duta-duta seni asal Ponorogo ini untuk misi kebudayaan ke Belanda, Belgia, Jerman dan Prancis.
"Mereka di sana akan tampil secara total sekaligus untuk membuka mata dunia bahwa Reog Ponorogo layak sebagai warisan budaya tak benda yang terdaftar di UNESCO," kata Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya Reog Ponorogo sejak lama kerap diundang untuk unjuk muka di sejumlah event internasional, namun kali ini berbeda karena Pemkab Ponorogo sengaja mengirim rombongan seniman tanpa ada pejabat yang mendampingi.
Kang Giri juga mengungkapkan, 14 seniman Reog yang melakukan lawatan muhibah ke Eropa itu memiliki keahlian lebih, mereka adalah perwakilan dari sejumlah sanggar tari yang ada di Ponorogo.
Bahkan masing-masing mampu menarikan berbagai tokoh kesenian Reog Ponorogo sekaligus memainkan alat musiknya. Bersamaan dengan kontingen Reog ini, juga ikut memamerkan beragam produk asli Ponorogo mulai batik hingga hasil kerajinan tangan asli Ponorogo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rochmat Shobirin |