Kuliner

Ulen Juara, Jajanan Tradisional Rasa Kekinian

Senin, 26 September 2022 - 16:32 | 90.72k
Nursidik Eka Setia Permana, Salah seorang pemilik ketan Ulen Juara pada acara kuliner di Balai Kota Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)
Nursidik Eka Setia Permana, Salah seorang pemilik ketan Ulen Juara pada acara kuliner di Balai Kota Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Wisata kuliner di Kota Bandung tidak pernah kehabisan ide untuk menunjukan kreatifitas dan beragam keunikannya. Nursidik Eka Setia Permana, salah seorang pemilik ketan Ulen Juara, misalnya mengangkat ulen atau uli ketan jajanan tradisional khas Jawa Barat menjadi makanan kekinian dengan beraneka ragam rasa.

Berawal dari iseng-iseng bermodal bahan-bahan yang biasa ada di rumahnya. Pemilik Ulen Juara, Sidik kemudian menjalani bisnisnya secara serius. Sekitar tahun 2014 ia lalu mulai menjual ulen buatannya hanya melalui sosial media atau online.

Seiring waktu kemudian ia merambah bisnisnya ke beberapa pameran kuliner di Bandung seperti ‘Bandung Culinary Night’ hingga berlanjut dalam kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UMKM (KUKM) Kota Bandung.

ketan-Ulen-Juara-b.jpgAneka ragam produk ketan Ulen Juara. (Foto: Instagram/ulenjuara)

“Kebetulan kita juga sekarang ikut kerja sama juga dengan Dinas KUKM Kota Bandung,” ungkap pemilik Ulen Juara ini.

Sampai saat ini Ulen Juara masih berfokus berjualan secara online seperti di akun Instagramnya @ulenjuara. Soal penjualan, dirinya mengaku sudah sampai ke luar kota seperti Jakarta, Bali, hingga Aceh.

“Untuk di Facebook sama namanya Ulen Juara dan penjualan kita lewat whatsapp juga. Untuk keluar kota biasanya kita kirim dalam bentuk frozen,” paparnya.

Selebihnya, kata dia konsumen terbanyak itu rata-rata berasal dari Kota Bandung dan Jabodetabek. Bahkan, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana diakuinya sudah menjadi langganan tetap Ulen Juara.

“Malah orang nomor satu di Bandung sudah langganan. Dan udah tiga kali event saja kita sudah disamperin sama bapak Wali Kota, Alhamdulillah sih,” ucap pria berusia 35 tahun ini.

Bagi Sidiq ulen merupakan jajanan kesukaannya sejak kecil. Memilih ulen sebagai produk dagangannya, juga bertujuan untuk melestarikan makanan tradisional yang sudah jarang ditemui. Bahkan sudah sejak dahulu ulen kerap menjadi sajian khas di saat Hari Raya Lebaran.

“Sekalian juga sih melestarikan makanan yang sudah lama terlupakan,” kata Sidik yang mewakili Kecamatan Regol pada acara Forum RW yang digelar di Balai Kota Bandung.

Ciri khas ketan ulen Jawa Barat menurut Sidik adalah pada sambal oncomnya. Oncom sendiri merupakan sambal khas Sunda yang merupakan produk fermentasi dari beberapa jenis kapang atau jamur pada permukaan makanan yang sudah basi. Pengolahannya pun mirip tempe meski ada beberapa perbedaan.

Umumnya oncom terbuat dari kedelai atau ada yang dari bungkil kacang tanah. Resepnya pun terdiri dari beberapa rempah pilihan. Sehingga memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang cukup tinggi.

ketan-Ulen-Juara-c.jpgProduk ketan ulen rasa original dengan sambal oncom. (Foto: Instagram/ulenjuara)

Nama ketan Ulen Juara sepertinya tak hanya sekadar sebuah nama brand saja. Tapi juga mengandung doa mujarab tersendiri bagi Sidik. Alhasil ketika itu dirinya pernah menjuarai posisi pertama kategori kuliner terunik pada acara ‘Bandung Seuhah’ yang digelar tiga pekan lalu di Balai Kota Bandung.

Ulen Juara sendiri memiliki aneka macam rasa seperti, ulen original, pedas, ulen isi ayam, dan isi keju yang melumer dari dalam. Sedangkan untuk ulen original memakai sambal oncom sebagai pelengkap. Selain ulen, juga ada produk sambal oncom yang dijual secara terpisah. Bahan-bahannya pun diakuinya dipilih dari rempah-rempah berkualitas, bersih dan higienis.

Untuk menjaga kualitas, produksi Ulen Juara ini dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan mesin. Produk kuliner homemade ini juga menjadi andalan bagi Sidik untuk memperkenalkan kembali makanan khas Jawa Barat melalui inovasinya yang kekinian. Kemasannya yang dipakainya pun diakui dia sangat ramah lingkungan.

“Karena produksinya masih tradisional jadi kita tidak bisa produksi terlalu banyak. Jadi kita lebih merhatiin kualitas sih, sehingga pembeli bisa mendapatkan produk yang lebih fresh atau dibuat ketika ada pemesanan.” Jelas Sidik yang turut dibantu sang istri dalam berjualan.

Menurut Sidik untuk sekali produksi dirinya bisa mencapai 200 ulen dalam sehari. Namun  kata dia soal produksi tergantung banyaknya pesanan yang masuk. Misalnya saja ketika saat Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri bisa melebihi jumlah rata-rata produksi.

“Kalau misalkan waktunya padat seperti puasa dan lebaran kita udah overload sih biasanya,” jelasnya.

Ia juga berharap melalui produknya ini bisa go internasioal. Sebab ia meyakini produk ulen miliknya bisa lebih unggul ketimbang jajanan produk luar yang cuma dijual musiman. Terlebih kata dia produknya ini juga sebagai upaya untuk melestarikan jajanan tradisional khas Jawa Barat.

“Sebisa mungkin makanan ini lestari, jangan sampai kalah sama makanan luar negeri kaya Korea kaya gitu deh. Jadi makanan pokok sendiri di negeri sendiri,” ungkap pemilik usaha Ulen Juara, Sidik di Balai Kota Bandung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES