Peristiwa Internasional

Rusia Siapkan Senjata Nuklir, Ini Sikap Ukraina

Minggu, 25 September 2022 - 23:53 | 15.42k
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke 77 di Markas Besar PBB di New York City, Amerika Serikat. (FOTO: Al Jazeera/ Reuters)
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke 77 di Markas Besar PBB di New York City, Amerika Serikat. (FOTO: Al Jazeera/ Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Meski Rusia mengancam akan menggunakan senjata nuklir bila ada upaya merebut kembali wilayah yang diduduki. Namun kondisi ini membuat Ukraina tetap tidak akan menyerah.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan komentar Lavrov dan pernyataan Putin sebelumnya ketika mengatakan bahwa tidak menggertak tentang penggunaan senjata nuklir, adalah tidak bertanggung jawab dan sama sekali tidak dapat diterima.

"Ukraina tidak akan menyerah. Kami meminta semua kekuatan nuklir untuk berbicara sekarang dan menjelaskan kepada Rusia bahwa retorika seperti itu membahayakan dunia dan tidak akan ditoleransi," tulis Kuleba di Twitter.

Sejak hari Jumat, Rusia sedang menyelenggarakan referendum di empat wilayah Ukraina yang diduduki yakni di yakni Luhansk, sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk, serta Kherson yang hampir sepenuhnya dikuasai Rusia.

Pemungutan suara yang isinya menanyakan penduduk keempat wilayah itu apakah mereka ingin wilayahnya menjadi bagian dari Federasi Rusia, akan berlangsung hingga Selasa (27/9/2022) dengan hasil yang diprediksi bakal mengikuti kemauan Moskow.

Hasil referendum itulah yang dinilai akan bisa dijadikan dalih oleh Rusia untuk mengklaim bahwa setiap upaya pasukan Ukraina merebut kembali wilayah-wilayah itu adalah serangan terhadap Rusia sendiri.

Gubernur wilayah Luhansk yang masih dikuasai Ukraina, Serhiy Gaidai, menyatakan penduduk kota Starobilsk dilarang pergi dan orang-orang dipaksa keluar rumah untuk ikut dalam pemungutan suara.

Sinyal bahwa Rusia akan menjadi pintu masuk penggunaan senjata nuklir, bila ada upaya merebutnya kembali disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pada konferensi pers di New York City, Sabtu (24/9/2022) usai berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di Markas Besar PBB di New York City, Amerika Serikat.

Sergey Lavrov mengatakan, wilayah Ukraina tempat diadakannya referendum yang dikritik secara luas itu, akan berada di bawah perlindungan penuh Rusia jika mereka dianeksasi, dan menguatnya prospek penggunaan senjata nuklir bila Ukraina mencoba merebut kembali wilayah tersebut.

Ukraina mengatakan banyak penduduk daerah itu dipaksa untuk memberikan suara mereka. Rusia telah menggambarkan referendum empat hari yang dimulai pada hari Jumat itu sebagai pemungutan suara untuk penentuan nasib sendiri.

Tetapi Ukraina dan sekutu Baratnya memandang jajak pendapat itu sebagai tipuan yang diatur Kremlin dengan kesimpulan yang sudah pasti.

"Setelah referendum itu, Rusia tentu saja akan menghormati ekspresi kehendak orang-orang yang selama bertahun-tahun menderita akibat pelanggaran rezim neo-Nazi," kata Lavrov.

Ketika ditanya apakah Rusia akan memiliki alasan untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah yang dicaploknya dari Ukraina itu,  Lavrov mengatakan wilayah Rusia, termasuk wilayah yang lebih diabadikan dalam konstitusi Rusia di masa depan dan berada di bawah perlindungan penuh negara.

"Semua undang-undang, doktrin, konsep, dan strategi Federasi Rusia berlaku di seluruh wilayahnya," katanya kemudian, ini merujuk secara khusus pada niat Rusia tentang penggunaan senjata nuklir.

Komentar Lavrov itu mengikuti peringatan eksplisit pada hari Kamis lalu oleh mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa setiap senjata di gudang senjata Moskow, termasuk senjata nuklir strategis, bisa digunakan untuk mempertahankan wilayah yang tergabung dalam Rusia.

Sebelumnya Vladimir Putin juga berjanji untuk menggunakan semua cara yang dimiliki Rusia, termasuk penggunaan senjata nuklir untuk melindungi negaranya jika integritas teritorialnya terancam. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES