Kopi TIMES

Demam Sound Horeg dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan

Minggu, 25 September 2022 - 09:13 | 341.69k
Haveri Hamid (Sekretaris PC GM FKPPI Kabupaten Malang)
Haveri Hamid (Sekretaris PC GM FKPPI Kabupaten Malang)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fenomena sound horeg kini menjadi tren hiburan baru bagi masyarakat, terutama di Jawa Timur dan khususnya di wilayah Malang Raya. Hampir semua kalangan usia seolah tak ingin ketinggalan untuk menyaksikan hiburan cek sound. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak sekali pun.

Selain karena menyajikan hiburan yang menarik bagi masyarakat, dibalik gelaran cek sound ini ternyata juga turut menghidupkan gairah ekonomi kerakyatan. 

Apalagi dengan bermunculannya sound-sound konten seperti Brewog Audio, HRJ, Riswanda dan sejenisnya menjadikan fenomena ini kian semakin viral. 

Mereka kerap muncul di berbagai platform digital semisal Youtube maupun platform digital lainnya. Hal ini pula yang menginspirasi sebagian orang untuk terjun ke dunia bisnis sound system.

Mereka tak ubahnya seperti jasa penyewaan sound system pada umumnya. Hanya saja mereka mampu beradaptasi di era digital dengan memanfaatkan platform-platform media sosial seperti Youtube, TikTok, Instagram dan Facebook. Sehingga, secara tidak langsung mendisrupsi para pemain sound system lama.

Fenomena semacam ini tidak hanya terjadi di dunia bisnis sound system semata. Melainkan bisa mencangkup semua jenis bisnis. Inilah konsekuensi hidup di era millennial. Ada yang menjadi digital native dan ada pula yang menjadi digital immigrant.

Marc Prensky, menyebut digital native merupakan orang yang lahir di era digital. Seperti era saat ini, dihadapan kita sudah ada teknologi dan internet. Sedangan digital immigrant merupakan kebalikannya. erat kaitannya dengan generasi lawas, gagap teknologi, zaman dahulu alias jadul.

Hal inilah yang berhasil dimanfaatkan oleh sound system seperti Brewog Audio, Riswanda dan sejenisnya untuk menyapu bersih para pemain lama di dunia bisnis sound system audio. Persaingannya cukup beragam, mulai dari kualitas suara yang dihasilkan, hingga adu gengsi antar sound.

Bahkan masing-masing sound tersebut memiliki fans yang cukup fanatik dari berbagai daerah di tanah air. Tentunya owner dan sang pemilik menjadi sorotan publik. Para pemilik sound itu kini sudah tidak lagi berada di balik layar, justru menjadi icon dari brand-nya masing-masing.

Bahkan dalam berbagai gelaran cek sound atau live dj, para owner tersebut kerap naik ke atas panggung untuk menyapa para penggemar. Uniknya dalam hiburan cek sound ini, bukan artis yang menjadi daya tarik penonton, melainkan sang pemilik.

Tak heran jika dalam beberapa konten yang beredar di youtube, para owner ini seringkali dijadikan sebagai bahan utama dalam membuat konten. Mulai dari review hinga gerak geriknya selalu diperhatikan. Para owner sound itu dinilai punya daya tarik yang tinggi terhadap penonton.

Tren Hiburan Baru
Awal mula sound horeg menjadi tren di masyarakat bermula dari takbir keliling dengan menggunakan truk. Lambat laun sound horeg ini berkembang dan bertransformasi menjadi hiburan live dj hingga karnaval. Puncaknya sound system raksasa dengan suara menggelegar ini mulai menggeliat semenjak sebelum pandemi Covid-19, tepatnya pada tahun 2019.

Kendati sempat vakum selama dua tahun karena badai pandemi Covid-19, namun kini sound horeg kembali mencuat ke permukaan. Khas dengan dancer dan dj, sound horeg ini cukup menyita perhatian banyak orang untuk datang menyaksikan.

Para pemilik sound horeg ini seolah tak pernah kehabisan job untuk tampil dimana-mana. Dalam momentum apa pun, sound horeg hampir tak pernah absen untuk meramaikan jalannya acara. Mulai dari karnaval, bersih desa, hajatan hingga penggalan dana untuk pembagunan Masjid. Hal ini sudah semacam menjadi hiburan wajib bagi masyarakat. 

Tren live dangdut dan konser musik perlahan mulai tergeser dengan adanya cek sound alias sound horeg ini. 

Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan
Siapa sangka dengan kemunculan sound horeg ini justru menjadi gairah kebangkitan ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di sektor UMKM. Ekonomi kerakyatan yang sempat lesu akibat dampak dari pandemi Covid-19, perlahan mulai pulih kembali.

Apalagi dengan kenaikan harga BBM baru-baru ini, turut berdampak serius terhadap perekonomian keluarga. Terutama bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Paling tidak dengan adanya gelaran cek sound maupun karnaval, bisa menjadi ladang ekonomi bagi tiga komponen. Semacam ada simboisis mutualisme antara pemilik sound, penyewa, dan masyarakat atau UMKM setempat.

Bagi pemilik sound system, fenomena ini sangat menguntungkan dari segi bisnis. Sound horeg menjadi sebuah peluang baru untuk menjajaki dunia bisnis sound. Pasar mereka jelas bertambah menjadi luas. Sehingga tidak hanya mengandalkan ketika ada acara hajatan semata. 

Bagi Penyewa, keuntungan yang didapatkan sangat berbanding lurus dengan biaya yang mereka keluarkan untuk menyewa sound. Minimal dengan mendapatkan keuntungan dari biaya parkir yang dibebankan kepada penonton. Bahkan, pada salah satu gelaran cek sound di Kabupaten Malang, penontonnya pun bisa mencapai ribuan orang.

Ekonomi masyarakat dan UMKM setempat juga menjadi lebih hidup ketika ada gelaran cek sound. Mulai dari pedagang-pedagang makanan dan minuman hingga juru parkir (Jukir). 

Betapa besarnya dampak dari fenomena sound horeg ini hingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, terutama di dunia hiburan-kreatif.

Bahkan kemunculan sound horeg juga turut dimanfaatkan oleh para konten creator, terutama di youtube. Hampir dalam setiap gelaran cek sound, para pemburu horeg ini hampir tak pernah absen. Jumlah mereka juga tidak sedikit, bisa puluhan hingga ratusan konten creator sound horeg.

Paling tidak, mereka bisa menghasilkan adsense dari konten yang diungguah di youtube. Sekali upload, penontonnya pun kadang bisa mencapai ratusan ribu viewers atau bahkan lebih. 

Para youtuber ini bisa tersenyum sumringah lantaran dari konten yang ia buat dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Sehingga bisa menjadi ladang ekonomi untuk menghidupi nafas keluarga. Inilah dampak positif dari sisi ekonomi yang dihasilkan melalui fenomena sound horeg yang menjadi tren hiburan baru bagi masyarakat di Malang Raya.

*) Oleh: Haveri Hamid (Sekretaris PC GM FKPPI Kabupaten Malang)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Dapatkan update informasi pilihan setiap hari dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Caranya, klik link ini dan join. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di HP.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES