Kopi TIMES

Pesantren, Hutan dan Sumber Mata Air Adalah Identitas Kabupaten Jombang

Sabtu, 24 September 2022 - 13:37 | 29.02k
Wahyu Umattulloh Al, Alumni Sosiologi FISIP UMM.
Wahyu Umattulloh Al, Alumni Sosiologi FISIP UMM.

TIMESINDONESIA, JOMBANG'Marwah identitas Jombang tidak hanya kota santri'. 

Ratusan Pondok Pesantren menyebar di berbagai Kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Ponpes (Pondok Pesantren) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang memfokuskan untuk lebih memperdalam ilmu agama Islam. Tidak hanya ilmu agama yang dipelajari oleh para santri, melainkan mata pelajaran wajib sesuai dengan program kurikulum menjadi kewajiban untuk mereka pelajari.

Fungsi Ponpes menjadi tempat multikompleksitas keseimbangan resources (sumber daya) dengan mengoptimalisasikan ilmu pengetahuan, kearifan lokal, dan orientasi sosial kultur. Keseimbangan kompleksitas menandakan, Ponpes mampu memobilisasi struktur kehidupan sosial dan orientasi perilaku sosial yang memancarkan hubungan keagamaan dengan tata kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitarnya.

Keunggulan dan keutamaan fungsi Ponpes (Pondok Pesantren) memberikan kepercayaan sosial untuk menjadi fasilitator dalam bersekolah, santri, dan bersosialisasi secara formal. Sama halnya dengan Kabupaten Jombang, banyak masyarakat diluar Kabupaten Jombang dan masyarakat lokal memanfaatkan Ponpes yang tersebar di wilayah Jombang, sebagai fasilitas kepercayaan dalam mengenyam ilmu pendidikan. Dampak kepercayaan tersebut melatar belakangi identitas Jombang sebagai Kota Santri.

Identitas Perkotaan.

Identitas kota sendiri merupakan gambaran kelebihan mengenai ruang lingkup perkotaan yang mampu menampilkan watak, mampu menggambarkan ciri khas, jati diri, dan karakteristik budaya, sehingga mudah dikenal ataubahkan dapat menumbuhkan citra identitas perkotaan. Perlunya identitas di suatu kota dapat menambah rasa cinta dan memperkuat rasa kebanggaan terhadap kota yang telah kita tempati selama ini. 

Dibalik suatu identitas kota terdapat target dan do’a penuh harap untuk kemaslahatan perkembangan kota, sehingga perkembangan identitas kota selalu dinamis sejalan dengan perubahan waktu dan pola budaya masyarakat. Dinamisasi identitas perkotaan menjadi proses yang tidak dapat dielakan lagi karena semakin berkembangnya masa akan memengaruhi untuk terus mencari dan menggali setiap potensi-potensi kota. Potensi tersebut mampu menambah branding kota agar lebih dikenal dengan berbagai macam prestasi, sumber daya, dan budaya.

Identitas Kota Jombang

Indentitas Kabupaten Jombang adalah kota santri, namun identitas Jombang tidak hanya berfokus terhadap satu hal. Melainkan indentitas kota mampu beranjak secara dinamis sesuai dengan definisi konsep identitas perkotaan. Kota Jombang memiliki potensial yang mampu menambah target kemaslahatan kota salah satunya adalah dengan berlimpahannya hutan dan bertumpah ruahnya sumber mata air. 

Keberlimpahan hutan seluas 26.083 ha Memberikan manfaat untuk keberlangsungan manusia khususnya masyarakat Jombang. Kebermanfaatan hutan bagi masyarakat Jombang mampu menjalankan perputaran ekosistem, seperti pengelolaan dasar yakni untuk menjaga atau memilihara fungsi tanah di Jombang, menjadi media penyimpanan cadangan air, memberikan oksigen bagi masyarakat Jombang, dan memberikan perputaran ekonomi dibidang hasil bumi, serta ekowisata.

Sama halnya dengan manfaat sumber mata air yang mengalir sebanyak 73 titik di wilayah Jombang. Kebermanfaatan sumber mata air bagi seluruh masyarakat Jombang, digunakan sebagai bahan baku media air minum, irigasi area perkebunan atau persawahan, dan digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga.yang menjadi sumber kehidupan kedua bagi manusia. Fungsionalitas sumber mata air yang mengalir di Jombang menjadikan nyawa kehidupan bagi  seluruh masyarakat Jombang.

Konfigurasi fungsionalitas hutan dan sumber mata air yang dianugerahkan oleh Allah untuk mampu menghidupi masyarakat Jombang. Layak untuk diangkat sebagai ikonis Kota Jombang karena dengan SDA tersebut melahirkan pola karakteristik modal sosial masyarakat Jombang yang dielaborasikan dengan keberlangsungan hutan dan sumber mata air. Modal sosial masyarakat dimiliki dalam bentuk budaya dan norma.

Modal sosial masyarakat Jombang yang terlahir dari SDA menjadi cara tersendiri untuk memberikan rasa timbal balik kepada hutan dan sumber mata air yang selama ini menyopang kehidupannya melalui Tindakan aksi penyelamatan lingkungan alam. Aksi tersebut dilakukan secara kognitif melalui gerakan masif kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan alam.

Munculnya rasa simpati dan empati masyarakat terhadap kelestaraian hutan dan sumber mata air menjadi pertanda untuk kita harus kembali hidup berakar di tempat yang selaras dengan alam. Demi mewujudkan kehidupan berkelanjutan dari segi ekonomi, kualitas lingkungan, dan kualitas hubungan sosial budaya.

Keselarasan perilaku manusia dengan alam dimanfaatkan masyarakat Jombang melalui modal sosial  normatif yang terlahir dari SDA. Perilaku kebiasaan menanam dan merawat untuk kemaslahatan hidup, atau sering disebut dengan semboyan kita yakni  gemah ripah loh jinawi bersama-sama hidup berjuang merawat lingkungan agar mendapatkan ketentraman dan kemakmuran.

Semboyan tersebut memberikan jawaban kepada masyarakat Jombang, bahwasannya Kemakmuran yang kita peroleh saat ini disebabkan melalui upaya merawat  dan menjaga ekosistem setempat sekaligus menggantungkan hidup terhadap pengelolaan alam secara arif untuk kelanjutan hidup serta keberlanjutan perekonomian. 

Budaya wiwitan atau tasyakur kepada Allah melalui keberkahan-Nya atas kelimpahan SDA menjadi modal budaya masyarakat Jombang yang dimiliki. Budaya tersebut memberikan  dorongan kesinambungan dengan cara menyelaraskan Kota Jombang dengan keberkahan SDA. Budaya wiwitan tasyakur menggerakkan manusia untuk memanfaatkan SDA setempat secara efesien dengan memelihara, merawat, dan membudidayakan sesuai dengan perintah Allah 'Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik' (Qs. Al-A’raf ayat 56), sebab Bumi adalah penyambung berkah bagi masyarakat Jombang Jawa Timur.

Polarisasi karakter hidup masyarakat Jombang melalui potensi sumber daya alam yang melimpah menjadi masukan bagi kita bahwa identitas Kota Jombang tidak hanya satu bahkan lebih, salah satunya mampu bermakna lingkungan alam seperti Jombang Kota Ekologi, Kota Ekowisata, atau mungkin Jombang Kota Eko-santri. 

***

*) Oleh: Wahyu Umattulloh Al, Alumni Sosiologi FISIP UMM.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

 

_____
**)
Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES