Peristiwa Daerah

Kisah Sukses Bisnis “Recehan”, Pengusaha Suvenir Asal Bandung

Jumat, 23 September 2022 - 18:43 | 114.95k
Widyawati van Dapperen, pemilik Madame Liong Collection di Bandung. (Foto: Widyawati van Dapperen)
Widyawati van Dapperen, pemilik Madame Liong Collection di Bandung. (Foto: Widyawati van Dapperen)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Bila Anda berencana memulai bisnis, kira-kira produk apa yang akan dijual? Hmm, mungkin Anda akan memilih peluang usaha yang keuntungannya besar. Jarang kiranya orang yang memilih bisnis yang hasilnya ‘recehan’. Padahal, bisnis yang untungnya ‘tipis-tipis’ tersebut bila ditekuni bisa  menghasilkan cuan yang besar juga, lho. Seperti halnya pengusaha bisnis suvenir dari Bandung, Madame Liong Collection.  

“Bisnis suvenir adalah bisnis yang terlihat kecil, tetapi sebetulnya akan terus bergulir dan tiada henti permintaannya. Contohnya, setiap acara atau perhelatan atau apapun yang berkaitan dengan perayaan, suvenir adalah sesuatu yang harus ada,” ujar Widyawati van Dapperen, pemilik Madame Liong Collection saat ditemui di Bandung.

Walau terkadang, lanjutnya, ada saja orang yang menganggap remeh karena menganggap keuntungannya sedikit. Tapi widyawati, ‘cibiran’ itu dianggap angin lalu saja.  Madame Liong Collection berdiri sejak tahun 2009 di Bandung. Usahanya eksis dan semakin melebarkan sayap jejaring pemasaran dan marketingnya. Semula usaha ini melibatkan 2 orang karyawan,  kini stafnya sudah bertambah menjadi 5 orang, ditambahkan tenaga freelance sebanyak 10 orang. 

Widyawati-van-Dapperen-b.jpgKoleksi produknya bervariasi termasuk suvenir haji dan umrah. (Foto: Widyawati van Dapperen).

“Dulu ketika mengundurkan diri dari pekerjaan selama 15 tahun di bank, sempat tak terpikir mau usaha apa. Yang ada hanyalah membantu dan mendukung prestasi suami di tempat kerja,” kenang Widyawati.  

Ia pun sempat beberapa tahun aktif di Bhayangkara. Tapi, insting pebisnis yang selalu menghantui pikirannya. Maka ketika melihat banyaknya permintaan souvenir untuk acara perpisahan, haji dan umroh, dan lain-lain, Madame Liong Collection pun memutuskan untuk mengambil peluang itu. 

Karena bisnis suvenir merupakan hal baru bagi Widyawati,mau tak mau ia harus berjibaku memenuhi permintaan atau orderan suvenir dari konsumennya. Ia pun kemudian berkonsultasi dengan ahli desain kemasan, berbagi dengan konsumen yang memesan produk, mencari tahu kemasan kiriman yang pas, hingga terus mencari ide produk yang dibutuhkan pembeli. Kegiatan itulah yang dijalaninya sehari -hari. 

Hingga sekarang tak terasa, papar Widyawati, telah ribuan produk yang Madame Liong Collection jual kepada pelanggannya. Hal Ini tak lepas dari kegigihan dan keuletan Madame Liong Collection.

“Dunia suvenir adalah dunia cita rasa, indah dan kepuasan. Saat bisa memberikan kepuasan kepada konsumen atas apa yang diinginkannya, maka mereka akan kembali datang dan berkonsultasi untuk produk selanjutnya,” paparnya. 

Menurutnya,  banyak pebisnis memaksakan kehendak dirinya perihal cita rasa kepada konsumen. Padahal, pebisnis harus mengerti akan keinginan konsumen akan mendengar apa yang menjadi keinginan mereka. Tak jarang, banyak ide yang Madame Liong Collection dapatkan dari hasil berbagi dengan konsumen.

Ada beberapa instansi yang sudah bekerja sama dengan Madame Liong,  di antaranya Honda, bank, instansi di Kementerian Pertahanan, TNI AD dan AL, Kejaksaan hingga polda di seluruh Indonesia. 

Agar jenis produk suvenir yang dipasarkan makin bervariasi, Widyawati terus berinovasi dan berkreasi setiap saat. Dengan begitu, produknya tidak ketinggalan zaman dan tetap bersaing dengan produsen suvenir lainnya di pasaran. Tak heran bila sekarang ini, dalam satu bulan ada ribuan produk Madame Liong yang terjual.

Madame Liong berencana untuk mengembangkan suvenir untuk umroh dan haji. Suvenir ini akan dipasarkan bekerja sama dengan travel haji dan umroh. Selain itu, ia juga mengembangkan para reseller. Pemasaran dan penjualan dijalan melalui online, salah satunya menggunakan platform broadcast di WA (WhatsApp).

Madame Liong tak menyangka bisa bertahan hingga saat ini. Salah satu kuncinya adalah dukungan suami dan anak-anak. Mereka sangat mendukung usaha ini terutama setelah Widyawati berhenti bekerja. Bagi dirinya, tujuan utama usaha ini adalah membantu orang-orang yang membutuhkan suvenir, sekaligus dapat membantu perekonomian keluarga. “Sekali berjalan bisa banyak hal terpenuhi,” jelasnya.

Widyawati-van-Dapperen-c.jpgDeretan produk suvenir Madame Liong Collection. (Foto:  Widyawati van Dapperen)

Selain berbisnis secara online, Madame Liong juga memiliki workshop yang terletak di Komp. Darmo Sentosa Raya Jl. Jajar Tunggal Selatan K 19 Surabaya ( dekat Villa Bukit Mas Mayjen Sungkono). “Dulu saat belum memiliki workshop seperti ini, saya bisa mengerjakannya dengan sistem kemitraan,”jelasnya.

Ia pun menuturkan bahwa untuk menjadi seorang pelaku usaha, harus tahan banting, ulet dan tekun. “Banyak orang pintar menjadi pebisnis tetapi sulit untuk ulet dan tekun sehingga usaha mereka jadi cepat ambruk,” pesan pengusaha suvenir ini  menutup pembicaraan dengan TIMES ndonesia saat ditemui di Bandung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES