Peristiwa Daerah

Solar Langka, Nelayan Gresik Melawan Dengan Demo di Atas Perahu

Jumat, 23 September 2022 - 15:27 | 58.07k
Nelayan Campurejo saat menggelar aksi demo (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Nelayan Campurejo saat menggelar aksi demo (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Ratusan nelayan Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik meradang karena keberadaan BBM jenis solar langka. Mereka melakukan demo dan menyalurkan aspirasi di atas perahu.

Sejak pagi, para nelayan Campurejo Gresik berkumpul di dermaga perahu nelayan. Khusus hari ini, mereka libur melaut. Dan, menyuarakan aspirasi kepada pihak berwenang. 

Nelayan Campurejo Gresik membawa spanduk bertuliskan aspirasi sebagai bentuk protes seperti 'Solar Langka, Nelayan Sengsara' lalu ada pula 'Kami Butuh Solar, Tak Butuh Janji' dan 'Hidup Kami Susah, Jangan Dipersusah'.

Nelayan-Campurejo-b.jpgNelayan Campurejo saat menyampaikn aspirasi (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).

"Tolong kami, sampai kapan kami begini, kami butuh solar untuk melaut. Kami butuh solusi," teriak salah satu nelayan di atas perahu, Jumat (23/9/2022).

Kondisi kesulitan solar ini sudah sekitar tiga bulan lalu. Namun, sejak pemerintahan menaikkan harga BBM, keberadaan solar malah sulit didapatkan nelayan. 

"Sejak BBM naik tiga mingguan ini solar semakin sulit didapatkan," tambah Ketua Rukun Nelayan Campurejo, Muzi.

Setelah menyampaikan orasi, perwakilan nelayan didampingi pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan BPD Campurejo mendatangi SPBU Banyutengah.

Mereka melakukan audiensi, nelayan juga menanyakan jatah solar yang seharusnya didistribusikan ke nelayan. Dia mengaku, nelayan Campurejo selalu kehabisan stok. Padahal pengiriman dari Pertamina lancar. 

"Solar langka sudah lama, betul-betul terasa tiga mingguan setelah BBM naik," imbuhnya.

Dari hasil audiensi selama dua jam, nelayan bersepakat dengn SPBU untuk memerbajki distribusi solar ke nelayan. Mereka dijatah 4 KL (4Ton) per hari.

"Alhamdulillah sudah ada ACC, MoU antara nelayan dan pihak SPBU, semoga terlaksana," terangnya.

Muzi menjelaskan, ada sekitar 300 nelayan Campurejo yang menggantungkan hidup dari melaut. Dia berharap, demo kali ini ada hasilnya. "Sehingga nelayan tak kesulitan solar lagi," tambah dia.

Nelayan Antre Solar Sampai 12 Jam

Ketika jurnalis berada di SPBU Banyutengah, salah satu nelayan Fatkhur Rozi mengaku sudah berhari-hari tak mendapatkan solar. Dia pun rela antre di SPBU sejak Pukul 02.00 dini hari. Hingga siang, Fatkhur belum mendapat solar. 

"Sejak adzan awal Subuh, sudah kesini antri agar dapat solar. Tidur disini, bahkan ini sudah bawa sarung, mau shalat Jumat disini (Masjid sekitar SPBU)," terangnya.

Fatkhur bercerita soal kesulitan nelayan. Dia sangat heran ada kelangkaan. Padahal seharusnya sudah menjadi hak mendapatkan solar subsidi dari pemerintah.  

"Juga wajib menyantumkan surat dari dinas perikanan, setiap satu bulan kami perpanjang ke kantor UPT," imbuh dia.

Bagi Fatkhur, solar bagaikan emas. Jika tidak ada solar dia tak bisa mencari nafkah. Bahkan, jika nelayan pinjam Solar ne nelayan lain, maka harus kembali Solar.

"Dadi, koyok emas. Misal nyileh Solar yo balik solar (Jadi bagaikan emas, saya pinjam solar ya kembalinya harus solar)," katanya.

Selain solar naik, problem lain adalah harga jual ikan sekarang turun. Jika ini terus dibiarkan dan tidak ada solusi, maka nelayan akan semakin sengsara.

"Bayangkan saja, saat melaut bersama tiga orang, dapat 400 ribu, 200 untuk solar, 200 kami bagi bertiga," tambahnya.

Ada Dugaan Penyelewengan

Informasi yang didapat di lapangan, jatah solar subsidi yang diberikan pertamina ke SPBU Banyutengan ada 24 KL (24 Ton) Nah, separuh yakni 12 KL (12 Ton) diklaim sudah tersalur ke nelayan. Pengiriman setiap dua hari sekali.

Jika memang ada 12 Ton tersalurkan seluruhnya ke nelayan, maka nelayan tidak akan kekurangan solar. Jika dihitung, kebutuhan nelayan hanya 4 Ton per hari 

Lalu sisanya kemana? informasi terpercaya menyebut jatah solar nelayan juga dipakai untuk industri di sekitar.

Nelayan-Campurejo-c.jpgPengawas SPBU Banyutengah (Foto: Akmal/TIMES Indonesia).

Sementara itu, Pengawas SPBU Banyutengah, Ainur Rofiq mengklaim selama ini jatah solar subsidi sudah tersalurkan ke nelayan. 

"Tambahan ke nelayan ada 4 KL atau 4 Ton Agar tepat sasaran, nelayan diwajibkan memiliki NIB, nelayan harus memiliki," ujarnya sambil menjelaskan sejak harga naik, memang ada sedikit keterlambatan pengiriman dari Pertamian 

Selain nelayan, SPBU Banyutengah juga melayani pembelian solar untuk truk-truk besar yang melewati jalur Pantura. Jadi, di SPBU bukan hanya untuk nelayan.

"Separuh untuk nelayan, separuh untuk umum ya bisa truk-truk itu," imbuhnya.

Ketika ditanya adanya pembelian diatas 200 liter dengan memakai kendaraan roda tiga (Tossa), Ainur tak menampik. Dia pun membenarkan adanya. Namun, saat ini dia tidak melayani pembelian sebanyak itu. Paling banyak hanya 120 liter solar. 

 "Aturan itu baru kami buat empat hari lalu," jelasnya usai bertemu nelayan Campurejo Gresik yang sebelumnya melawan dengan menggelar aksi demo di bibir pantai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES