Wisata

Kampung Keramik Dinoyo Hadirkan Wisata Belanja dan Edukasi

Jumat, 23 September 2022 - 15:37 | 200.78k
Puluhan keramik di etalase toko warga. (FOTO: Vianey Somya Nareswari/TIMES Indonesia)
Puluhan keramik di etalase toko warga. (FOTO: Vianey Somya Nareswari/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Jalan-jalan atau berlibur ke Malang, Jawa Timur, terasa kurang jika belum membeli cinderamata keramik dan mampir ke Kampung Keramik Dinoyo.

Kampung Keramik Dinoyo letaknya berada di kawasan perkampungan di Jalan Mt Haryono, Kelurahan Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang. Kampung Keramik Dinoyo ini menjadi satu-satunya pusat kerajinan keramik terbesar di Malang dengan warga kampungnya yang memproduksi dan membuka toko keramik.

Ketika berjalan masuk ke dalam Kampung Keramik Dinoyo, pengunjung sudah disuguhi dengan ribuan keramik di sisi kanan kiri etalase rumah. Tidak hanya toko, di Kampung Keramik Dinoyo juga ada tempat pembuatan keramik yang bisa kita lihat atau mencoba belajar untuk membuatnya.

Di Kampung Keramik Dinoyo ada 15-16 pedagang dengan 7 perajin. Ada banyak variasi keramik yang ditawarkan. Mulai dari vas bunga, pot topeng, mangkok, tempat makan burung atau kucing, tempat obat, souvenir, tempat sabun, sampai tempat abu jenazah. 

Keramik dengan kualitas bagus ini bisa dibeli mulai dengan harga Rp 8.000. Tidak hanya itu, kampung ini juga menerima pesanan yang jumlahnya ratusan hingga ribuan untuk kepentingan acara, seperti seminar atau pernikahan, dengan konsumen dari luar Jawa juga.

Kampung-keramik-Dinoyo-a.jpgPembuatan keramik dengan casting (FOTO: Vianey Somya Nareswari/TIMES Indonesia)

Sony Suharto, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Keramik Dinoyo menjelaskan, mereka selalu membuat pertemuan dalam 3 bulan sekali untuk membahas mengenai perkembangan kampung atau penyampaian informasi dari dinas terkait. Ia juga selalu berharap agar kreativitas keramik ditingkatkan dan kualitasnya tetap dijaga dengan baik.

“Saya juga berharap ada intansi yang mau memberi bantuan berupa peralatan, seperti mesin jigger. Soalnya itu kan bisa lebih cepat. Kalau pakai casting gini jadinya lama,” kata Sony Suharto kepada TIMES Indonesia.

Menurutnya, jika ada mesin jigger, dalam sehari bisa mampu menyelesaikan hingga 200 keramik yang artinya bisa menerima pesanan yang lebih banyak juga.

Kabar baiknya, Kampung Keramik Dinoyo juga bekerja sama dengan UPT Aneka Industri dan Kerajinan Surabaya Unit Keramik untuk kepentingan bahan baku, terutama keramik putih. Kemudian juga dengan beberapa intansi lainnya untuk pengembangan kawasan, seperti dengan dinas industri yang sudah membantu untuk membuat pigura di depan kampung, atau BRI yang membantu untuk pengembangan kawasan.

Selain itu, keramiknya juga sudah diuji oleh laboratorium SNI dengan hasil bahwa bahan materialnya aman untuk digunakan dan tidak ada unsur bahaya bagi konsumen.

Sejarah Singkat Kampung Keramik Dinoyo

Sebelum adanya pembuatan keramik putih, warga membuat gerabah dengan menggunakan bahan baku tanah liat. Itupun hanya membuat kebutuhan alat makan dan minum, seperti sendok, garpu, mangkok, botol minum. Pembuatan awalnya berada di Penanggungan yang sampai akhirnya oleh pemerintah pusat dipindahkan ke Dinoyo karena posisinya yang lebih strategis. Meski dipindah, Penanggungan sampai saat ini masih menjadi kampung gerabah di Kota Malang.

Selain itu, pemerintah juga mengganti bahan bakunya ke keramik putih. Apalagi Jawa Timur adalah lokasi yang tidak sulit dalam mencari bahan baku keramik putih. Kemudian tahun 1950, pemerintah mulai membangun pabrik keramik dan selesai pada tahun 1954.

Kampung-keramik-Dinoyo-b.jpgPabrik Keramik Dinoyo yang sudah tidak beroperasi (FOTO: Vianey Somya Nareswari/TIMES Indonesia)

Lalu masyarakatnya mulai beroperasi untuk pembuatan keramik di pabrik dan melakukan perdagangan pada tahun 1957. Namun, ternyata hasil produksi keramik masih selalu kurang. Untuk mencukupi jumlah target produksi keramik, para pekerja membuat keramik pada jam pulang mereka di rumah masing-masing. Lalu keesokan paginya, mereka menyetorkan hasil pekerjaan keramik mereka ke pabrik.

Seiring waktu berjalan, para pekerja memilih untuk keluar dari pabrik dan memproduksi serta menjual keramik hias buatan sendiri. Pabrik kemudian ditutup dan memutuskan untuk memproduksi serta menjual keramik secara individu di rumah warga yang berkembang sampai sekarang.

Saat ini, Kampung Keramik Dinoyo dikelola oleh Pokdarwis Kampung Wisata Keramik Dinoyo. Mereka menawarkan paket wisata edukasi diantaranya edukasi membetuk keramik dan mewarna keramik, kegiatan desain keramik serta pelatihan membuat keramik. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES