Peristiwa Daerah

Berproses Menjadi BUMN, BSI Harus Berorientasi Industri Halal

Kamis, 22 September 2022 - 12:39 | 12.08k
Bank Syariah Indonesia - (FOTO: dok kompas)
Bank Syariah Indonesia - (FOTO: dok kompas)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN DPR RI Intan Fauzi  mengingatkan jajaran Direksi PT Bank Syariah Mandiri Tbk (BSI) untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia. 

"Terbentuknya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), hasil merger antara unit usaha Syariah 3 Bank Himbara: Mandiri, BNI, BRI harus meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia yang masih sangat kecil," tegas Intan kepada wartawan, Kamis 22 September 2022. 

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI itu mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslin terbesar di dunia. Akan tetapi, cakupan atau akses bagi masyarakat muslim tersentuh dengan baik. 

"BSI juga harus segera mengejar sebagai Top 10 Global Sharia Bank," terang Intan.

Intan menyatakan mendukung rencana PT Bank Syariah Indonesia Tbk menjadi Bank Badan Usaha Milik Negara (Bank BUMN). Dimana progressnya juga telah disampaikan Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi kepada Komisi VI DPR pada Selasa 20 September 2022 lalu.

Intan-Fauzi.jpgAnggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi - (FOTO: IG Intan Fauzi)

Dalam rapat yang dihadiri Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto itu, disampaikan jika Bank BSI per Juni 2022 memiliki total aset sebesar Rp 277 triliun dan ekuitas yakni Rp 26 triliun yang dalam hal ini merupakan bank syariah terbesar di Indonesia.

"BSI memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian syariah, kemudian bagian yang penting lainnya yakni dari arsitektur sistem keuangan Indonesia khsusuna dengan melihat bahwa Indonesia memiliki lebih dari 209 juta penduduk muslim yang seharusnya bisa menjadi pilar dan energi bagi perekonomian nasional," kata Susyanto.

Bank BSI memiliki visi penting yakni menjadi 10 bank syariah terbesar di golbal dalam beberapa tahun kedepan. Berdasarkan aset Bank BSI terdapat di nomor 7 dengan posisi bulan Juni yakni sebesar Rp 277 triliun asetnya.

"BSI tentunya memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan eksistensi di pasar syariah di pasar syariah di pasar global dengan miliah peran tanggung jawab peran BSI Kementerian BUMN mendukung penuh rencana pertumbuhan bank syariah melalui berbagai inisiatif yang dilaksanakan baik organik maupun non organik," ucap Susyanto.

Orientasi Industri Halal
Di sisi lain, Intan Fauzi menekankan bahwa rencana aksi korporasi PT Bank Syariah Indonesia dengan kode saham BRIS perlu didukung. Yakni dengan menerbitkan Right Issue senilai Rp5 triliun melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham Mandiri, BNI, BRI, baru kemudian ke publik. 

"Hal ini dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan dalam mencapai target, sekaligus
mengejar ekuitas agar CAR BSI dapat mencapai di atas 20%, menjadi indikator bank sehat," ucap Intan.

Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) itu menambahkan, pembinaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) oleh BSI dengan kekhususan sebagai perbankan Syariah bisa dilakukan dengan melalui berbagai kegiatan. 

"Pelatihan, pendampingan dan program bagi UMKM harus berbeda dengan institusi konvensional lainnya, juga dapat melibatkan para santri, Dewan Kemammuran Mesjid, Majelis Taklim dan sebagainya," tutur Intan.

Pendampingan-sertifikasi-halal-yang-dilakukan-oleh-Gerai-UMKM.jpgPendampingan sertifikasi halal yang dilakukan oleh Gerai UMKM Nusantara, kepada pelaku UMKM di Lamongan, Selasa (21/6/2022). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)

Di atas itu semua, Wakil Bendahara Umum DPP PAN itu mengingatkan "Orientasi BSI harus turut memperbesar industri halal yang sangat potensial". 

Kejar CAR
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengakui jika rasio kecukupan modal perseroan berada di bawah industri. Oleh sebab itu, BSI berencana untuk melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk menaikkan modal pada kuartal IV/2022. 

"CAR lebih tinggi itu lebih bagus, karena waktu merger belum ada injeksi modal tambahan. Nah, kita harus injeksi (modal) lewat rights issue," ujarnya. 

Hery menyampaikan perseroan akan melakukan rights issue senilai Rp5 triliun yang digunakan untuk ekspansi bisnis BSI, seiring dengan target pertumbuhan biaya perseroan yang cukup tinggi. Selain itu, aksi tersebut juga untuk mengerek rasio CAR perseroan menjadi 22 persen. 

"(CAR) belum mampu ke 25 persen, tapi corporate action berikutnya akan kita kejar ke sana," pungkas , Direktur Utama BSI Hery Gunardi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES