TIMESINDONESIA, BANDUNG – Merintis sebuah usaha memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu juga yang dirasakan Umi Neni, owner Pizza Buntal di Bandung.
Berawal pada 2012, dirinya memproduksi risoles beku dengan banyak varian. Kemudian, dilanjutkan dengan berbisnis produk kesehatan. Namun pada akhirnya, Umi Neni memutuskan untuk fokus memproduksi Pizza Buntal karena banyak diminati konsumen di Bandung.
Umi Neni mengatakan, produk risoles beku pun sebetulnya ada peminat, namun tidak sebanyak Pizza Buntal. Pizza Buntal atau calzone dalam istilah di negara Italia belum banyak dikenal di Bandung.
“Orang menyukai Pizza Buntal karena rasanya yang enak dengan varian isi ayam atau ikan. Pizza Buntal isi ayam yang lebih banyak digemari pelanggan,” ungkapnya.
Umi Neni yang kemudian membuat Umin Corner ini terus berupaya meluaskan penjualan produk Pizza Buntal dengan menjalin bekerja sama dengan kafe ataupun mengikuti berbagai kegiatan pameran.
“Penjualan cukup bagus hingga akhirnya pada 2019, produk pun tidak bisa dijajakan secara offline,” jelasnya.
Menurutnya, ada peluang sebetulnya ketika pandemi Covid-19 terjadi. Pada saat itu, penjualan Pizza Buntal meningkat karena banyak yang order secara online. Saat pandemi, pameran dan berbagai kafe dibatasi pengunjungnya sehingga penyuka Pizza Buntal akhirnya melakukan pembelian via online.
Dalam proses produksi Pizza Buntal, Umi Neni dibantu oleh dua orang karyawan namun disesuaikan dengan tingkat orderan. Jika permintaan Pizza Buntal banyak, maka rekrutmen tenaga produksi pun dilakukan. Bila orderan terbatas atau sedikit, produksi pun dikerjakan sendiri.
Umin Corner banyak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan instansi pemerintah. Adapun dinas yang menaungi para usaha kecil menengah seperti Dinas UMKM dan Koperasi sering membuat program penjualan untuk produk UMKM. Kerja sama dengan tempat wisata di Bandung atau di hotel juga dilakukan Umi Neni.
Pizza Buntal, kata Umi Neni, menyasar target pasar kalangan anak muda. Tak heran bila penjualannya melonjak bila Umin Corner berada di area tempat berkumpul anak muda, misalnya kafe.
Produk Umin Corner dari Bandung, Pizza Buntal matang dan telah digoreng (Foto:Djarot/TIMES Indonesia)
Beberapa kafe juga banyak memesan Pizza Buntal. Dalam hal ini, pembeli juga banyak memesan dalam bentuk frozen. Alasannya, pizza bisa dimakan ketika jam tertentu. Alhasil, Umin Corner mencoba mengemas Pizza Buntal dalam bentuk bungkusan plastik agar bisa disimpan dalam freezer.
Penjualan Umin Corner dilakukan pula melalui akun Instagram dan chat via WhatsApp. Banyak pesanan masuk melalui nomor telepon WhatsApp (WA). Pelanggan yang sudah tahu Umin Corner biasanya langsung memesan melalui pesan di WA, tidak memesan melalui marketplace.
Langkah promosi tidak hanya via sosial media, ia pun mencoba bekerja sama dengan stasiun radio atau radio streaming. Umin Corner berupaya terus mempromosikan Pizza Buntal di Bandung agar produk tersebut bisa dikenal banyak orang, terutama anak anak muda.
“Dulu sebelum menjadi Pizza Buntal, saya membuat lebih kecil, bentuknya kecil karena memang dipasarkan untuk anak-anak. Tapi karena pandemi, anak-anak tidak ke sekolah maka terjadi perubahan bentuk dan ukuran. Sasaran penjualan bukan ke anak-anak lagi tetapi remaja dan dewasa muda atau milenial. Ukuran Pizza Buntal sekarang ini pas buat para generasi milenial,” paparnya.
Sebagai salah satu pengurus komunitas jasa boga di Bandung, Umi paham bahwa peluang bisnis kuliner di Bandung sangat besar, terutama dengan pasar anak muda, Pizza Buntal adalah kuliner gaul yang sering dijadikan "teman" untuk nongkrong.
“Enaknya Pizza Buntal, ditambah saus dan juga ukuran tidak terlalu besar sehingga setiap orang yang menyantapnya merasa pas, tidak terlalu kenyang dan juga tidak merasa kurang,” paparnya.
Pizza Buntal bila disajikan dalam kondisi panas, sangat menggugah selera. Apalagi bila dihidangkan bersama kopi sambil bersantai. Pizza Buntal buatan Umin Corner memang berbeda rasanya. Selain terjaga kualitas bahan dan rasa, Pizza Buntal juga sudah terbukti halal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Deasy Mayasari |
| Publisher | : Rizal Dani |
