Peristiwa Daerah

Fenomena Banyak Anak Sakit di Pacitan, Apakah Omicron?

Kamis, 22 September 2022 - 13:34 | 101.24k
Ilustrasi anak di Pacitan mengalami sakit hingga demam tinggi pada musim pancaroba. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Ilustrasi anak di Pacitan mengalami sakit hingga demam tinggi pada musim pancaroba. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Belakangan ini, perubahan cuaca yang signifikan di Indonesia, termasuk Kabupaten Pacitan, Jawa Timur membuat kondisi tubuh harus mampu beradaptasi menyesuaikan temperatur udara sekitar.

Terutama saat menghadapi peralihan musim dari kemarau ke hujan atau kita kenal dengan pancaroba. Saat itu pula daya tahan tubuh menjadi berkurang. Tak sedikit orang dewasa jatuh sakit. Bahkan usia rentan dan anak-anak kerap merasakan demam.

Banyak masyarakat bertanya-tanya, apakah fenomena ini masih ada kaitannya dengan varian terbaru virus Covid-19 yaitu Omicron?

Sunarti, ibu rumah tangga berusia 53 tahun warga Kecamatan Punung mengaku sepekan terakhir kondisi kesehatannya kerap menurun drastis ditambah dengan cuaca pegunungan tak menentu.

"Kalau malam batuk saya kambuh, kadang terasa sesak nafas. Ini saja juga masih flu. Sudah berobat ke puskesmas. Katanya musim pancaroba," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (22/9/2022).

Menjawab hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr. Hendra Purwaka Tri Hariadi membenarkan. Namun pihaknya telah menyiapkan langkah dan strategi untuk menghadapi musim pancaroba tersebut.

Dinas-Kesehatan-Pacitan.jpgKepala Dinas Kesehatan Pacitan dr. Hendra Purwaka mengimbau masyarakat jaga pola hidup sehat. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

"Iya. Memang biasanya membuat kondisi badan menurun hingga sakit. Apalagi kelompok rentan khususnya anak-anak dan lansia. Kami sudah menyiapkan segalanya dengan pelayanan yang ada di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)," katanya.

Hendra pun mengakui, setiap tahun angka kasus orang sakit pada musim pancaroba terdapat peningkatan meski belum diketahui secara pasti berapa jumlah konkritnya. Terlebih pasca pandemi kerap dikaitkan dengan virus tertentu.

"Sebetulnya tidak banyak, tapi memang ada. Bukan karena Omicron, toh kalaupun iya harus dibuktikan terlebih  dahulu melalui cek di laboratorium. Semoga tidak ada," ungkapnya memastikan.

Sebagai langkah antisipasi, lanjut dia, pencegahan terhadap penyakit di musim pancaroba seyogyanya dilakukan bersama-sama. Di sisi lain, tenaga kesehatan tak henti-hentinya terus mengkampanyekan hidup sehat.

"Intinya kita semua harus melaksanakan  upaya dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat. Caranya, kondisi badan jangan sampai lelah, menjaga pola tidur, istirahat yang cukup, kesimbangan cairan harus memadai, tetap minum air mineral meski belum haus dan kalau bisa hindari asap rokok apalagi dekat ibu-ibu dan anak-anak," papar Hendra.

Namun demikian, menurut Hendra, secara menyeluruh se-dunia, termasuk Indonesia sudah memiliki antibodi buatan seperti imunisasi sejak usia dini yang bertujuan untuk melindungi anak terhadap penyakit tertentu sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Apalagi pasca pandemi.

"InsyaAllah, kalau sedari kecil imunisasinya lengkap, kemudian saat dewasa vaksin juga lengkap, kan tinggal meningkatkan kondisi badan saja. Tidak usah khawatir. Saya mengimbau, jangan menunggu sakit parah baru berobat. Justru saat terjadi gejala ringan, mohon bisa segera periksa ke puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya," imbaunya.

Sementara, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri mengkategorikan beberapa penyakit musiman yang harus diwaspadai, antara lain: demam berdarah dengue (DBD), infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), flu, diare, tifus, dan penyakit lain akibat virus, seperti cacar air dan campak. 

Penyakit musiman mengakibatkan perubahan suhu udara drastis yang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan risiko berkembangnya virus maupun bakteri.

Selebihnya, udara terasa panas saat musim pancaroba banyak mendatangkan debu yang mudah masuk ke dalam saluran pernapasan, hal itu mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dan memicu gangguan kesehatan.

Kendati pemerintah sudah sering mengingatkan agar waspada terhadap timbulnya risiko penyakit musim pancaroba. "Fenomena anak sakit saat ini bisa dipastikan bukan bagian dari Omicron," jelas Kepala Dinkes Pacitan dr. Hendra Purwaka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES