Peristiwa Daerah

Dinkes Banyuwangi Sebut Salah Satu Penyumbang Kasus HIV Terbanyak dari Kaum Gay

Rabu, 21 September 2022 - 22:22 | 83.66k
Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menyatakan, kaum lelaki sex lelaki (LSL) atau kaum gay merupakan salah satu penyumbang tertinggi angka kasus HIV di Bumi Blambangan itu.

HIV ialah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi penyakit. Jika virus ini terus menyerang tubuh, sistem pertahanan tubuh akan semakin lemah, keterlambatan pengobatan akan masuk infeksi akhir yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dimana tidak ada obat untuk penyakit ini. Sehingga penderita rentan akan kematian.

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi untuk tahun 2022, penyumbang angka tertinggi kasus penularan HIV berasal dari kaum pria. Disebutkan, sebanyak 23 persen dengan temuan data sebesar 54 terjangkit HIV yang mana mereka merupakan kaum gay.

"Memang benar kaum LSL di Banyuwangi ini salah satu penyumbang kasus HIV tertinggi sehingga hal ini menjadi atensi kami ke depanya" ucap Amir Hidayat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.

Selain Kaum Gay, penyumbang HIV adalah pria yang telah beristri namun sering “njajan”,  dalam kata lain berhubungan intim dengan banyak wanita selain istrinya tanpa menggunakan pengaman. Tentu saja hal itu amat sangat beresiko adanya penularan.

Disebutkan, dari mereka yang terjangkit rerata berada di usia produktif yakni 15 hingga 50 tahun.

Dinkes Banyuwangi fokus berupaya untuk mengatasi dan mencegah terhadap penularan kasus HIV pada LSL. Tentu saja dengan jalan melakukan pendampingan oleh sumber daya manusia terampil dengan skill di bidangnya sehingga bertujuan untuk mengontrol laju penyebaran HIV. Bonus lagi  jika mereka dapat meninggalkan dunia seks bebas.

Meningkatnya kasus HIV pada gay ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu hubungan seksual menyimpang tanpa menggunakan pengaman atau kondom. Faktor lainnya adalah stigma, homofobia, dan diskriminasi dari masyarakat yang menyebabkan mereka  enggan untuk melakukan pengecekan dini HIV.

"Karena memang tidak ada wadah yang menjembatani mereka untuk bisa melakukan skrining kesehatan untuk kasus ini,” imbuhnya.

Memang, saat ini tingkat diskriminatif masyarakat cukup tinggi terhadap kaum gay, maka dari itu jalan terbaik adalah adanya pendampingan.

Masyarakat juga menganggap homoseksual atau gay adalah perilaku menyimpang, namun hingga saat ini belum ada  kepastian penyebab seseorang menjadi homo seksual, namun menurut World Health Organization (WHO), homoseksual bukanlah suatu kondisi ganguan mental.

Amir menekankan bahwa Dinkes tidak membeda-bedakan orang dengan HIV. Fokus utama dari Dinkes adalah upaya penyembuhan dan penekanan kasus. Oleh karena itu lah berbagai upaya seperti sosialisasi bahaya HIV kerap di galakkan, karena tingginya kasus HIV tersebut tentu menjadi kewaspadaan dan perlu perhatian serius bersama.

Penggunaan kondom, menghindari seks bebas, berhubungan intim lebih dari satu orang, dan menggunakan jarum suntik tanpa ganti adalah fokus utama untuk lebih mengurangi angka kasus HIV. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES