Peristiwa Daerah

Eskavasi Situs Watesumpak Mojokerto Ditemukan Mangkok dari Era Dinasti Yuan

Rabu, 21 September 2022 - 21:14 | 43.18k
Temuan mangkok yang diduga berasal dari Era Dinasti Yuan, sekitar abad 10-12 di Situs Watesumpak, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Rabu (21/9/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Temuan mangkok yang diduga berasal dari Era Dinasti Yuan, sekitar abad 10-12 di Situs Watesumpak, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Rabu (21/9/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) melakukan eskavasi di Situs Watesumpak, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Situs yang ditemukan 14 tahun silam ini untuk pertama kalinya dilakukan eskavasi. Eskavasi ini direncanakan 10 hari mendatang. Eskavasi ini dimulai pada tanggal 19-28 September 2022.

Koordinator Tim Eskavasi Situs Watesumpak, Vidi Susanto menjelaskan temuan-temuan di dalam situs yang mengindikasikan bahwa situs ini adalah pemukiman.

Genting ini menurut Vidi merupakan genting yang ditemukan pada era-era pemukiman zaman Kerajaan Majapahit. "Genting ini jumlahnya banyak, tapi pecahan. Genting ini mengindikasikan era Majapahit yang sering kita jumpai di situs-situs pemukiman-pemukiman era kerajaan Majapahit seperti Segaran, Grogol, sumur Upas itu juga indikasinya ke sana," jelasnya.

Situs-Watesumpak-Mojokerto-2.jpgTemuan ukel yang merupakan ornamen penghias atap rumah yang ditemukan dalam eskavasi Situs Watesumpak, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Rabu (21/9/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)

Genting ini ada tipenya, genting, kemudian ukel, ada bumbungan atap semacam kemuncak, lalu juga ditemukan miniatur atap bangunan candi

"Dengan adanya temuan-temuan genting, bubungan atap kemudian adanya ukel itu mengindikasikan bangunan-bangunan yang bertiang, bisa jadi sifatnya organik ya (kayu red) di atasnya ada genteng itu ya lalu berdiri di atas umpak, hanya saja kita belum tahu umpaknya batu bata atau batu," terangnya

Adanya temuan genting di situs ini, pihak BPCB Jawa Timur belum bisa memastikan angka tahun secara absolut. Hal ini dikarenakan tidak adanya temuan primer yang menunjukkan angka tahun seperti relief, prasasti, dan sebagainya.

Namun temuan-temuan pendukung seperti genting, tembikar, mangkok, dan ukel menandakan bahwa situs ini berada pada era Dinasti Yuan, yakni sekitar abad 10-12.

"Kalau tahun dengan indikasi temuan genting, itu beberapa dengan analogi situs-situs yang lain itu memang mengarah ke arah pemukiman yang ada di era Majapahit," jelasnya.

"Temuan tambahan yakni temuan wadah, yakni seperti jambangan, periuk, vas bunga, itu juga kita temukan disini, untuk porselinnya itu dari Dinasti Yuan, abad 10-12. Kalau Dinasti Yuan itu otomatis masuk era kerajaan Majapahit," sambungnya.

Vidi menunjukkan genting diduga era kerajaan Majapahit. Ia mengatakan bahwa temuan genting ini mengindikasikan bahwa biasanya ditemukan di situs-situs pemukiman. "Temuan ini biasanya ditemukan di situs-situs pemukiman era Majapahit," tegasnya.

Situs-Watesumpak-Mojokerto-3.jpgStruktur bangunan sisi selatan situs yang berbelok ke arah selatan yang diduga pagar, Rabu (21/9/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)

Vidi lantas menunjukkan fragmen mangkok dari Dinasti Yuan. "Ini mangkok dari Dinasti Yuan, siladon Yuan, tipenya longkuan. Ada banyak mangkok dalam satu situ ini. Ada unsur mineralnya juga. Ia disebut porselin karena pembakarannya tinggi dari tembikar dan ia juga berglasir. Glasirnya ini warnanya hijau seladon," terangnya.

Glasir sendiri merupakan cat bagi keramik yang tidak hanya menambah warna, namun juga lapisan tipis kaca yang berkilauan

"Bahan dasarnya kaolin. Lalu dibakar dengan suhu tinggi. Sedangkan warna hijau ini dari glasir. Warnanya ini yang mengindikasikan dari Dinasti Yuan, terutama warna hijau. Sebenarnya siladon hijau ini banyak muncul di Era Dinasti Song, namun berkembang di era Dinasti Yuan, " sambungnya.

Kaolin sendiri merupakan suatu masa batuan yang kemudian tersusun dari material lempung yang mempunyai kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak keputihan.

Temuan yang lain dalam eskavasi ini adalah ditemukannya ukel. Ukel sendiri biasanya dipakai di sudutan-sudutan atap rumah. "Biasanya di sudutan-sudutan atap rumah. Biasanya atap berbentuk limas, itu sudutannya terdapat ukel," terangnya.

Vidi menjelaskan bahwa situs Watesumpak ini diduga bukan pemukiman warga biasa. Hal ini diperkuat dengan temuan belokan di sebelah selatan yang mirip pagar. Diduga pemukiman yang berada di situs Watesumpak ini adalah pemukiman bangsawan.

"Data ini masih kita dapatkan dengan pembanding dengan relief di museum Pusat Informasi Majapahit (PIM) itu pola pemukimannya di dalam sebuah pagar, lalu di dalamnya ada pembagian ruang, ada rumah-rumah begitu, dia masuknya lewat gapura, kalau zaman sekarang bisa dilihat di pemukiman yang ada di Bali. Hal ini membedakan antara pemukiman orang biasa dengan bangsawan. Dalam kitab Negarakertagama itu pemukiman warga biasa kan berbanjar, jadi tidak punya pagar. Kalau yang punya pagar. Kalau yang punya pagar itu bisa keraton, puri, bisa pemukiman bangsawan, atau kerabat keraton," jelasnya tentang Situs Watesumpak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES