Peristiwa Daerah

Tanda Tanya Penyebar Tabloid Anies Baswedan di Masjid Kota Malang

Rabu, 21 September 2022 - 12:19 | 27.88k
Tabloid Anies Baswedan yang tersebar di Masjid Kota Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Tabloid Anies Baswedan yang tersebar di Masjid Kota Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Bermula dari cuitan akun Twitter @AkuAtikaFaya yang kaget setelah melihat ada tabloid Anies Baswedan yang dibawa pulang oleh suaminya seusai shalat Jumat (16/9/2022). Akhirnya cuitan tersebut viral hingga ditanggapi oleh ribuan netizen.

Tabloid Anies Baswedan berisikan prestasi dan sepak terjang Gubernur DKI Jakarta pada 12 halam tersebut, disebarkan di Masjid Al Amin, Jalan Pelabuhan Tanjung Perak, Kelurahan Bakalankrajan, Sukun, Kota Malang.

Sejumlah warga sekitar membenarkan adanya pembagian tabloid Anies Baswedan tersebut sepulang Shalat Jumat. Seperti yang dikatakan warga bernama Suroso saat ditemui TIMES Indonesia beberapa waktu lalu.

Menurut Suroso, seluruh jemaah dibagikan tabloid Anies Baswedan. Namun ia tak mau mengetahui apa isi tabloid tersebut, karena menurutnya hal ini akan membuat masyarakat ramai mempersoalkan.

"Kabeh (semua) disuruh bawa. Pokok dapat tak lipet (saya lipat), nggarai rame ngene Iki (bikin ramai kayak gini)," ujar Suroso, Senin (19/9/2022) lalu.

Netizen pun sempat mengira apakah ini awal dari kampanye Anies Baswedan menuju calon Presiden 2024? 

Lantas, siapa penyebar Tabloid Anies Baswedan di Masjid Al Amin, Kota Malang ?

Menurut Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang, Prof Kasuwi Saiban bahwa kampanye di lokasi tempat ibadah seperti halnya di masjid adalah hal yang dilarang.

Begitu juga dari DMI Pusat telah memerintahkan seluruh DMI wilayah untuk memantau agar tak ada kegiatan kampanye di Masjid-Masjid.

"Kalau tujuannya kampanye, masjid tidak diizinkan untuk itu. UU Pemilu kan sudah jelas itu bahwa larangan kampanye di tempat ibadah, apapun bentuknya, mulai masjid hingga gereja," ungkapnya.

Hal senada juga ditegaskan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji. Ia merasa geram bahwa tempat ibadah di wilayahnya digunakan untuk berkampanye atau berpolitik.

"Jangan membawa dan menarik urusan yang berbau politik ke tempat ibadah. Nanti dapat menimbulkan kekacauan umat," katanya.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wawan Sobari menganggap pembagian Tabloid Anies Baswedan sebagai pengenalan politik awal ini menjadi hal yang merugikan bagi Anies itu sendiri.

"Problemnya kan tabloid di sebarkan di masjid. Ini merugikan Anies sendiri. Jadi kalau saya sih jika masuk politik identitas itu ya merugikan. Harusnya itu perbedaan identitas melalui orientasi program," tuturnya.

Menurutnya, untuk saat ini jika memang dilakukan masih sah-sah saja, karena belum masuk dalam kampanye resmi. Terlebih, soal usungan Anies menjadi Capres 2024 juga masih belum diresmikan.

Akan tetapi, jika ini terus menerus dilakukan, Anies akan di cap sebagai citra Islam Modern. "Jadi seolah-olah Anies itu dibuat dekat dengan kalangan Masjid. Citranya menjadi Islam Modern," imbuhnya.

Sementara itu, saat Takmir Masjid Al Amin, Sugeng Riyadi dikonfirmasi awak media, ia malah mengaku kecolongan dengan adanya pembagian Tabloid Anies Baswedan.

Kala itu, kata Sugeng, ia tengah bekerja dan tak melakukan kegiatan shalat Jumat di Masjid Al Amin, melainkan di masjid lain yang dekat dengan lokasi kerjanya.

"Saya tidak tahu semua itu (soal pembagian Tabloid Anies Baswedan). Saya kan sedang kerja ya. Yang menyebarkan itu siapa, saya juga tidak tahu," ujarnya.

Sugeng pun juga tidak menerima pemberitahuan apapun jika memang Tabloid Anies Baswedan tersebut dibagikan di Masjid Al Amin.

Seharusnya, jika ada kegiatan dalam bentuk apapun, Takmir Masjid wajib mengetahui dan menentukan apakah kegiatan tersebut diperbolehkan atau tidak.

"Harus seizin ketakmiran. Kalau misal takmir gak mengizinkan ya gak boleh. Berarti ilegal itu," katanya.

Terpisah, Ketua Bidang Polhukam DPD PKS Kota Malang, Ahmad Fuad menganggap bahwa pembagian Tabloid Anies Baswedan tersebut merupakan tindakan yang tak terkoordinasi dari relawan Anies ataupun simpatisan Anies.

"Ini hanya relawan yang tak terkoordinasi. Aksi di lapangan itu kreatifitas teman-teman saja," ungkapnya.

PKS sendiri, menjadi salah satu parpol yang kemungkinan bakal mengusung Anies Baswedan untuk maju pemilihan Presiden 2024 mendatang. DPP PKS juga membenarkan bahwa internal anggota kebanyakan menunjuk Anies untuk segera diusung, namun pihaknya tak mau terburu-buru lebih dahulu.

"Memang dari grassroot (akar rumput) banyak yang ingin Anies Baswedan maju di 2024. Kami gak bisa menghalang-halangi, cuma saya akan ingatkan ayo ikuti aturan main berdemokrasi," jelasnya.

Fuad pun menyebutkan bahwa pembagian Tabloid Anies Baswedan itu dilakukan di tempat publik. Dari informasi yang didapat, penyebaran juga dilakukan di sejumlah pasar rakyat, seperti di Pasar Klojen dan Pasar Bareng Kota Malang.

Tapi, ia memastikan bahwa pembagian tabloid Anies Baswedan di pasar-pasar dan Masjid merupakan orang yang berbeda.

"Yang menyebarkan di ruang publik sama masjid itu bukan pihak yang sama. Ini bagian evaluasi, mungkin akan kami sampaikan ke teman-teman relawan untuk mengerem," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES