Peristiwa Daerah

Investasi JICA Disambut Pemda, Ini Masukan Nelayan Pulau Morotai

Rabu, 21 September 2022 - 10:44 | 26.24k
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pulau Morotai,  Dr. Yoppy Jutan. (FOTO: Abdul H Husain/TIMES Indonesia).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pulau Morotai, Dr. Yoppy Jutan. (FOTO: Abdul H Husain/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Pemkab Pulau Morotai menyambut baik penanaman modal kembali atau investasi di sektor perikanan yang dilakukan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA).

investasi tersebut bentuknya seperti apa, mendapat tanggapan serius dari nelayan Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

JICA adalah sebuah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara negara berkembang seperti Indonesia. Ini disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pulau Morotai, Yoppy Jutan, pada Selasa sore kemarin.

"JICA berinvestasi di sektor perikanan di Pulau Morotai melalui hibah, nota kesepakatan atau MoU-nya dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) dan wilayah sasarannya adalah Pulau Morotai, saat ini proses lelang sementara berlangsung di KKP RI," ungkapnya.

Ia mengatakan Badan Kerjasama Internasional Jepang ini, sudah berproses di Morotai sejak tahun 2017 dengan membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Daeo Majiko, Kecamatam Morotai Selatan yang saat ini ditempati PT Harta Samudra sebagai pengelola tuna ekspor ke Vietnam.

Menurut Doktor Ilmu Perikanan ini, tahun 2022 JICA baru dapat melanjutkan kembali programnya di Pulau Morotai. Karena sebelumnya terkendala bencana non alam Pandemi Covid-19, sehingga konsultannya tidak dapat turun ke lapangan untuk melakukan survei.

"Tahun 2019-2020 proses perencanaan sudah berjalan dengan dana Hibah, tetapi fisiknya belum bisa dikerjakan karena terkendala Covid-19. Namun pada Tahun 2022 sudah dalam proses lelang di KKP, antaranya Pelabuhan dan tambahan fasilitas ICS (Integrated Cold Storage System)," terangnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa salah satu program JICA adalah meningkatkan produksi perikanan yang terukur di Pulau Morotai, karena ikan sebagai sumber protein yang sangat dibutuhkan saat ini dan akan datang oleh Jepang dan negara negara Eropa lainnya.

"Untuk itu, JICA segera membangun ICS berkapasitas 200 ton dibeberapa titik di Pulau Morotai dengan berbagai kelengkapan teknologinya. Antaranya, di Morotai Selatan Barat, Morotai Timur dan Morotai Utara, karena selama ini daya tampung Cold Storage terbatas, sementara Morotai sudah over produksi untuk ikan," pungkasnya.

Namun soal besaran nilai investasi dan apa saja bentuk investasinya? Kepala DKP Pemkab Pulau Morotai Yoppy Jutan enggan menyampaikannya,"nanti saya whatsapp ya besaran nilainya." Tetapi tidak diberikan hingga dikonfirmasikembali pada Rabu (21/9/2022).

Sementara salah satu nelayan Pulau Morotai, Yatsir Mandea menyampaikan, bila investasi JICA hanya difokuskan pada fasilitas kostor atau penampungan dan fasilitas pengolahan, tanpa membangun fasilitas penunjang aktifitas nelayan maka, nelayan belum bisa memberikan performa terbaik untuk menunjang  Morotai sebagi Kabupaten eksport tuna.

Menurut YouTuber nelayan Totobe Mania ini, harus di ikuti dengan teknologi tangkap diperbesar dan variatif, tidak bisa nelayan bertahan dengan teknologi tradisional seperti saat ini. Hanya saja untuk armada besar dengan teknologi dan metologi tangkap lainnya itu butuh investasi besar.

"Untuk itu butuh pemerintah memberikan pendampingan, bahkan kalau bisa diberikan stimulus dan pendampingan permodalan ke masyarakat nelayan, sehingga nelayan bisa punya kemampuan untuk mengelola sumberdaya perikanan dengan maksimal," pintanya.

Selain itu, Pemda harus terus memberikan pelatihan pengelolaan menajemen keuangan yang baik kepada koperasi atau badan usaha dan masyarakat nelayan, sehingga pengetahuan tentang keuangan bisa dipahami secara profesional karena menajemen adalah hal yang sangat prinsip dalam sebuah usaha.

"Harapannya, program JICA ini membangun fasilitas produksi, jadi nelayan dan masyarakat didorong agar mengambil peran dalam pengelolaan laut kita. Karena kalau tidak, maka ikan Morotai akan terus berlabel Bitung sebab produksinya lebih banyak diambil perusahan perusahan dari Bitung tanpa kita ambil sedikitpun manfaat dari mereka," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES