Peristiwa Daerah

Alokasi Pupuk Bersubsidi Tembus 49,54 Persen, DKPP Pacitan Pastikan Stok Masih Aman

Rabu, 21 September 2022 - 10:06 | 110.96k
DKPP Pacitan memastikan stok pupuk bagi petani tahun 2022 aman. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
DKPP Pacitan memastikan stok pupuk bagi petani tahun 2022 aman. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Sampai Agustus 2022, alokasi pupuk bersubsidi bagi petani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menembus angka 49,54 persen.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP Pacitan) memastikan stok pupuk bersubsidi sejauh ini masih aman meski tak sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), kebutuhannya dinilai cukup dibanding dengan serapan di tahun 2021.

Kepala DKPP Pacitan Pamuji melalui Analis Sarana dan Prasarana Pertanian Erwin Erni Ernawati menyatakan, jika RDKK selama satu tahun di Pacitan sebanyak 82.012.171 ton. Sedangkan jatah alokasi pupuk bersubsidi mencapai 42.465.000 ton.

Ada lima jenis pupuk bersubsidi yang mengalami penurunan sekitar 3 ton dari tahun sebelumnya. Dari 37 ton setahun pupuk jenis lainnya naik menjadi 42 ribu ton.

Erwin menyatakan kalau dilihat dari rerata lima tahun terakhir, pihaknya menegaskan masih aman, pendistribusiannya sudah ada alur tersendiri.

DKPP-Pacitan-2.jpgRekapitulasi Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Pacitan 2022. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

"Alokasi pupuk Urea 17.120.000  ton, SP-36 4.205.000 ton, ZA 2.157.000 ton, NPK 11.429.000 ton, POG 7.554 ton. Total alokasi satu tahun sebanyak 42.465.000 ton yang penyalurannya direalisasikan melalui kios," katanya, Rabu (21/9/2022)

Kendati demikian, lanjut Erwin, masih ada syarat yang harus dipenuhi oleh para petani agar bisa mendapatkan pupuk tersebut. Jika terdapat kendala menurut dia karena faktor keterlambatan distributor.

Sedangkan penggunaan pupuk bersubsidi terbatas hanya untuk sembilan komoditas pangan pokok dan strategis meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao.

"Syarat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu, harus masuk di dalam kelompok tani (Poktan). Sebelum ada Permentan bulan Maret lalu, memang ada 60 komoditas yang bisa mendapatkan melalui usulan dengan catatan lahan yang ditanami tidak lebih dari dua hektar, tapi sekarang ada hanya ada 9 komoditas yang bisa diusulkan mendapat pupuk subsidi, selain karena produk unggulan," terangnya.

Selain itu, Erwin menegaskan, mengenai alokasi dan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi sudah ditetapkan dalam keputusan Menteri Pertanian yang disesuaikan dengan jenis, jumlah dan sebarannya di seluruh provinsi.

"Kan ada HET yang berlaku di kios, sehingga petani mengambil dari situ, jadi tidak boleh melebihi harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," jelasnya kepada TIMES Indonesia.

Dari data DKPP Pacitan, HET Pupuk Urea Rp2.250 per kilogram, Pupuk SP-36 Rp2.400 per kilogram, ZA Rp1.700 per kilogram, NPK Rp2.300 per kilogram, Pupuk NPK untuk Kakao Rp3.300 per kilogram, Pupuk Organik Rp800 per kilogram dan Pupuk Organik Cair Rp20 ribu per liternya.

Sebelumnya, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 10 tahun 2022 mengatur tata cara penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor Pertanian.

Berdasarkan alokasi tersebut kemudian dilakukan pendistribusian pupuk subsidi ke kabupaten sampai ke tingkat kecamatan. Saat ini jumlah pupuk subsidi dibatasi hanya dua jenis, yakni NPK dan Urea.

Namun demikian, sektor pertanian memiliki kerentanan yang tinggi terhadap molornya waktu saat pendistribusian ditambah jumlah pupuk yang tidak tepat. Belum lagi alokasinya memakan banyak waktu dan membutuhkan koordinasi yang tinggi.

Sambil menunggu pemerataan alokasi pupuk bersubsidi, DKPP Pacitan mendorong para petani secara bertahap penggunaan pupuk organik. Sehingga cara ini dinilai mampu dari sisi kemanfaatan tanah berkelanjutan.

"Kami pikir, pemanfaatan pupuk organik bisa menjadi solusi para petani mengantisipasi kelangkaan stok (pupuk bersubsidi). Di samping pupuk anorganik bisa menyebabkan kerusakan pada tanah dan tidak subur," ujar Erwin di Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES