Indonesia Positif

Atasi Kelangkaan Pupuk, Anggota DPRD Pacitan, Subroto: Tolong Fasilitasi Petani Olah Pupuk Organik

Rabu, 21 September 2022 - 08:17 | 38.29k
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan (DPRD Pacitan), Adi Subroto saat meninjau tempat produksi pupuk organik.(Foto: Adi Subroto For TIMES Indonesia)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan (DPRD Pacitan), Adi Subroto saat meninjau tempat produksi pupuk organik.(Foto: Adi Subroto For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Antisipasi kelangkaan pupuk, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pacitan (DPRD Pacitan), Jawa Timur Adi Subroto meminta kepada pemkab melalui Dinas Pertanian mensupport masyarakat untuk membuat pupuk organik.

Menurutnya di Kabupaten Pacitan masih seringkali terjadi kelangkaan pupuk di setiap tahunnya. Padahal, lanjut Adi Subroto, saat itu para petani tengah musim cocok tanam maupun merawat. 

"Kita ketahui hampir setiap tahunnya selalu terjadi kelangkaan pupuk non organik, dan petani saat musim tanam sudah mulai kelabakan. Maka solusinya yakni masyarakat harus bisa membuat pupuk organik sendiri tanpa ketergantungan dari non organik. Untuk lebih cepat gerakannya saya kira pemkab sangat diperlukan mendukung," katanya, Rabu (21/9/2022).

Adi Subroto menilai pupuk organik selain memiliki dampak kesuburan pada tanaman, tanah pun akan tetap terjaga dengan baik segi kualitasnya. Dia mencontohkan seperti yang dilakukan Pokmas Ngudi Luhur, Dusun Jangkrit, Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo yang tetap eksis memproduksi pupuk organik.

"Kalau pupuk organik ini, selain ramah lingkungan dengan  memanfaatkan kohe( kotoran hewan) sapi, kambing dan ayam diolah secara fermentasi. Dampak terhadap kesuburan tanah jangka lama pun bagus," imbuhnya.

Maka s Adi Subroto berharap masyarakat dapat meniru sekaligus Dinas Pertanian harus melakukan pendampingan di setiap wilayah, jika memang personel terbatas bisa mengandeng beberapa orang yang sudah mahir pembutan pupuk organik melakukan pelatihan di 171 Desa dan Kelurahan yang ada di Pacitan.

"Ya kalau personel atau penyuluh pertanian terbatas bisa menggandeng orang swasta yang bidangnya pembuatan pupuk organik. Apa lagi ada pendamping program Yess langkah menyasar masyarakat lebih cepat dan mudah," terangnya.

Menanggapi itu, menurut Analis Sarana dan Prasarana Pertanian Erwin Erni Ernawati menyatakan, rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) selama satu tahun di Pacitan sebanyak 82.012.171 ton. Sedangkan alokasinya mencapai 42.465.000 ton.

"Kalau kami lihat dari rerata lima tahun terakhir masih aman, pendistribusiannya sudah ada alur tersendiri. Alokasi pupuk Urea 17.120.000  ton, SP-36 4.205.000 ton, ZA 2.157.000 ton, NPK 11.429.000 ton, POG 7.554 ton. Total alokasi satu tahun sebanyak 42.465.000 ton yang penyalurannya direalisasikan melalui kios," katanya.

Namun demikian, sektor pertanian memiliki kerentanan yang tinggi atas ketidaktepatan waktu dan ketidaktepatan jumlah pupuk. Belum lagi memakan banyak waktu dan membutuhkan koordinasi yang tinggi.

Sementara soal terkait pupuk organik pihaknya mendukung jika masyarakat aktif membuat. Sebab menurut Erwin, cara tersebut selain bisa menangkal kelangkaan pupuk pun dapat memanfaatkan tanah secara berkelanjutan.

"Kami pikir, pemanfaatan pupuk organik bisa menjadi solusi para petani mengantisipasi kelangkaan stok. Di samping pupuk anorganik bisa menyebabkan kerusakan pada tanah dan tidak subur," terangnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES