Kesehatan

Kasus ODHA Bertambah, Ini yang Dilakukan KPA Kota Banjar

Selasa, 20 September 2022 - 17:48 | 32.22k
KPA Kota Banjar saat mensosialisasikan pencegahan penyebaran penyakit menular HIV/AIDS kepada kalangan pelajar SMA. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
KPA Kota Banjar saat mensosialisasikan pencegahan penyebaran penyakit menular HIV/AIDS kepada kalangan pelajar SMA. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Dalam rangka mencegah penambahan angka kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), Komisi Penanggulangan HIV/AIDS atau KPA Kota Banjar semakin menggencarkan sosialisasi upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS kepada pelajar dan sejumlah komunitas.

Sosialisasi oleh KPA Kota Banjar dalam upaya pencegahan HIV/AIDS tersebut dilakukan dengan cara safari keliling ke sekolah-sekolah. Targetnya para pelajar sekolah di jenjang menengah atas yang ada di Kota Banjar.

Pelaksana Program KPA Kota Banjar, Syahid Burhani, mengatakan, sosialisasi pengenalan HIV/AIDS ke sekolah tersebut bertujuan agar para pelajar memahami tentang HIV/AIDS termasuk tentang bahaya dan cara penularan HIV/AIDS.

"Seiring dengan bertambahnya kasus ODHA di Kota Banjar, sosialisasi ini dilakukan untuk mencegah dan menekan penyebaran HIV/AIDS yang dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat sehingga perlu ada pemahaman agar jumlah penambahan kasusnya bisa diminimalisir," tegas Pelaksana Program KPA Kota Banjar, Syahid kepada TIMES Indonesia, Selasa (20/9/2022).

Syahid mengatakan bahwa materi yang disampaikan yakni terkait pemahaman tentang HIV/AIDS. "Bagaimana cara penularannya dan upaya pencegahan,” ujarnya.

Dari sosialisasi yang dilakukan ke sejumlah sekolah, Syahid mengungkap belum semua pelajar memahami tentang HIV/AIDS serta bahaya yang ditimbulkan tapi tak sedikit juga dari siswa yang sudah memiliki pengetahuan tersebut.

"Rencananya, sosialisasi HIV/AIDS ke sekolah akan terus dilakukan sebagai upaya edukasi dan pencegahan. Juga untuk membentengi generasi muda pelajar dari bahaya HIV/AIDS," ungkapnya.

Untuk sosialisasi sementara pihaknya menyasar ke sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK/MA.

"Kami juga melakukan upaya pencegahan di sejumlah komunitas,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Banjar, dr. Ika Rohantika, saat dimintai keterangan menyampaikan bahwa berdasarkan data akumulasi sejak tahun 2005 sampai 2022 jumlah orang dengan HIV/AIDS yang ada di Kota Banjar sebanyak 407 orang.

"Untuk jumlah penambahan kasus berdasarkan data tahun 2022 yang diterima Dinas Kesehatan dari pelayanan pemeriksaan per bulan Agustus bertambah sebanyak 37 kasus," rincinya.

"Penambahan tersebut terdiri dari warga Banjar dan warga dari luar daerah namun berobatnya di Banjar,” jabarnya.

KPA-Kota-Banjar-2.jpgDanramil Langen dan Pataruman turut menjadi pemateri dalam sosialisasi KPA tersebut. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

Dari jumlah penambahan kasus sebanyak 37 orang tersebut, dr Ika mengungkap terdapat dua orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang meninggal dunia yaitu seorang balita dan seorang perempuan.

"Adapun faktor yang menjadi penyebab penularan dalam temuan kasus HIV/AIDS tersebut kebanyakan dari hubungan sesama jenis laki-laki suka sama lelaki atau LSL," urainya.

Gaya hidup bebas yang kini sebagian besar dipertontonkan generasi muda perlu menjadi kewaspadaan bagi orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan dan lingkungan dimana putra-putrinya biasa berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya.

"Ini dapat menjadi salah satu langkah pencegahan dalam meminimalisir terjadinya penularan HIV/AIDS di kalangan pelajar," lanjutnya.

Selain pelajar, potensi penularan virus mematikan tersebut juga mengintai bagi siapapun yang senang bergonta-ganti pasangan baik itu berlawanan jenis maupun sejenis.  

Hal ini dapat terlihat dari munculnya data penambahan 37 kasus HIV terbaru mulai periode Bulan Januari sampai dengan Agustus 2022.

"Ini menunjukan penambahan angka yang cukup mengkhawatirkan ya, sebaiknya kita perlu terus mengkampanyekan pencegahan dan penanggulangan penyebaran HIV/AIDS agar tidak ada lagi penambahan kasus dari tahun ke tahun," kata dr Ika Rika Ruhantika terkait upaya menekan angka ODHA. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES