Peristiwa Nasional

Prioritaskan Beli Kedelai Rakyat, Mentan RI: Tanam Varietas Unggul

Selasa, 20 September 2022 - 10:12 | 23.83k
Presiden Jokowi (Joko Widodo). (FOTO: Setkab RI)
Presiden Jokowi (Joko Widodo). (FOTO: Setkab RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah akan melakukan  upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

Salah satunya yakni dengan menanam bibit varietas yang lebih unggul. Mentan RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan apabila diperlukan menggunakan bibit produksi rekayasa genetik atau genetically modified organism atau GMO mau pun bibit impor

"Menggunakan GMO kalau perlu. Menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi," kata Mentan RI Syahrul Yasin Limpo  dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Setkab RI, Selasa (20/9/2022).

Penggunaan varietas yang lebih unggul ini, diharapkan produksi kedelai di Indonesia bisa meningkat secara signifikan. "Selama ini kedelai misalanya hanya (menghasilkan) 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa dapat varietas yang mampu di atas 2 sampai 4 ton per hektare," jelas Mentan RI Syahrul Yasin Limpo.

Syahrul-Yasin-Limpo6f18c29ffb09dc80.jpgMenteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (FOTO: Setkab RI)

Mentan RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, rendahnya volume produksi kedelai per hektare disinyalir memicu para petani beralih ke Jagung. Ini kata dia, berdampak pada tingginya impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional. Bahkan hingga mencapai di atas 90 persen.

"Petani itu lebih tertarik menanam jagung karena harga jagung sama dengan harga kedelai Rp5.000 itu kurang lebih. Kalau jagung dia per hektarnya 6 sampai ton. Sementara kedelai cuma 1,5 juta ton," jelasnya.

Syahrul mengatakan pemerintah akan mendorong petani menanam kedelai. Salah satu caranya, pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga beli. Selain itu, Pemerintah RI juga akan mendorong Badan Usaha Miliki Negara atau BUMN membeli hasil panen petani.

"Bapak Presiden (Jokowi) mengatakan ok impor memang harus dilakukan. Tapi sepanjang bisa ditanam maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat. Tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai," jelasnya.

Selain itu lanjut dia, pemerintah juga akan menyiapkan lahan untuk pengembangan kedelai hingga mencapai 351 ribu hektare. "Sekarang baru tanam 67 ribu hektare dan tentu Oktober ini akan mulai tanam," katanya.

Siapkan Anggaran Rp400 Miliar

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, Presiden Jokowi minta agar petani tak dirugikan.

Salah satunya yakni dengan penetapan harga beli. "Jadi untuk mencapai harga itu, nanti ada penugasan dari pada BUMN agar petani bisa memproduksi," jelasnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengatakan, terkait pengembangan area tanam kedelai, pemerintah akan menyiapkan anggaran Rp400 miliar.

"Langkah berikut yang sudah disiapkan oleh anggaran pemerintah itu untuk perluasan ke 300 ribu hektare, anggarannya sekitar Rp400 miliar. Tahun depan akan ditingkatkan dari 300 ribu menjadi 600 ribu hektare,” ujarnya.

Sistem Logistik dan Transportasi Ditingkatkan

Mentan Syahrul Yasin Limpo menambahkan, neraca produktifitas kedelai, cabai dan bawang merah sampai akhir bulan Desember nanti masih terjaga. Kata dia, Kepala Negara meminta pihaknya terus melakukan penanaman komoditas tersebut agar produktivitas pangan bisa terjadi.

"Bahkan saya diperintahkan untuk terus melakukan penanaman tambahan. Baik jagung, kedelai, cabai, maupun bawang dan kemudian menjadi kesimpulan yang ada adalah mengharapkan BUMN dapat membeli semua produktivitas," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Presiden Jokowi juga meminta agar sistem logistik dan transportasi dapat terus ditingkatkan agar stabilitas dapat terus ditingkatkan agar stabilitas harga pangan tetap terkendali. "Artinya, kita berharap produktivitas cukup tetap harganya pun dapat tetap dijaga untuk bisa dikendalikan dengan baik," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, intervensi Kementan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga dibutuhkan dalam pengendalian ketersediaan komoditas pangan dari daerah produsen yang surplus me daerah yang kekurangan. "Intinya baik bupati dan gubernur ikut terlibat dalam mengendalikan harga yang ada karena produksinya cukup," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, Presiden Jokowi sudah menginstruksikan Kementerian BUMN membeli semua produk yang ada agar harga beli komoditas tersebut dapat terjamin. Kepala Negara berharap agar produksi sektor pertanian dapat terus meningkat. "Saya kira ini menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi petani kita," katanya.

"Bahkan Bapak Presiden (Jokowi) perintahkan kepada kami khususnya Kementa  apapun semaksimal mungkin bisa pertanian ini di-back up, baik menggunakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) atau menggunakan berbagai biaya-biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi yang ada,” ujar Mentan RI Syahrul Yasin Limpo soal meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES