Peristiwa Nasional

Gus Yahya:  Terasa Jelas Gairah Kebangsaan dan Kebersamaan Prof Azyumardi Azra

Selasa, 20 September 2022 - 10:06 | 13.27k
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kabar wafatnya Prof Azyumardi Azra menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Termasuk bagi KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Secara khusus, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyampaikan rasa duka citanya yang mendalam atas berpulangnya Prof Azyumardi Azra, Guru Besar Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

"Nahdlatul Ulama turut berduka dan merasa kehilangan atas wafatnya Prof Azyumardi Azra pada Ahad, 18 September 2022 di Kuala Lumpur, Malaysia," ujar Gus Yahya panggilan akrab KH Yahya Choli Staquf melalui keterangan tertulis dari Palestina pada Senin (19/9/2022).

Kabar ini, ungkap Gus Yahya, mengagetkan semua pihak,Karena sebelum wafat Prof Azyumardi Azra sehat bugar dan masih menjalankan tugas-tugas sebagai cendekiawan publik dan akademisi.

"Kepergiannya (Prof Azyumardi Azra) ke Kuala Lumpur pun untuk menjadi narasumber di sebuah seminar keislaman," kata kakak kandung Gus Yaqut Menteri Agama RI itu. 

Gus Yahya mengenal sosoknya melalui seminar di level nasional dan internasional.Selain tentu melalui karya-karyanya yang monumental yang tersebar melalui buku maupun tulisan di berbagai media.

"Dari perjumpaan seperti itu, saya sangat merasakan bahwa Prof Azyumardi Azra memiliki girah kebersamaan dalam konteks kebangsaan atau kultur kesantrian NU dan Muhammadiyah," kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

Gus Yahya juga mengungkapkan, bahwa Prof Azyumardi Azra kerap menyampaikan NU dan Muhammadiyah sebagai pilar keislaman yang menopang kehidupan bersama dalam satu bangsa di banyak kesempatan.

"Islam ala NU dan Muhammadiyah mengedepankan nilai-nilai kebangsaan serta semangat cinta tanah air. Modalnya jelas: Islam tawasut, moderat, rahmatan lil alamin, dan berkeadilan ada dalam Pancasila. Ini semua tidak bertentangan dengan Islam," begitu yang sering ia dengar dari almarhum.

Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa sumbangsih Prof Azra cukup jelas di kalangan Islam tradisionalis. Sebab, disertasinya tentang jaringan ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara abad ke-17 dan 18 adalah salah satu rujukan penting bagi wacana Islam Nusantara.

"Beliau juga selalu hadir saat diundang NU. Terakhir, beliau menghadiri acara internal Lakpesdam PBNU pada awal September 2022," terang kiai juga mentor bagi anggota GP Ansor dan Banser itu.

Perhatian dan kepedulian almarhum Prof Azyumardi Azra terhadap dunia Islam yang maju dan berperadaban, katanya, dirasakan semua kalangan, termasuk NU. "Kita semua kehilangan atas wafatnya beliau. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES