Kopi TIMES

Monkeypox, Yuk kenalan! Mari ikut serta memutus rantai penularan

Selasa, 20 September 2022 - 05:33 | 28.77k
Marchilia Widistana Savitri, Dokter Umum Fasilitas Kesehatan IKIP Budi Utomo Malang.
Marchilia Widistana Savitri, Dokter Umum Fasilitas Kesehatan IKIP Budi Utomo Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pada pertengahan Agustus 2022 Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan bahwa terdapat 1 kasus konfirmasi cacar monyet di Indonesia. Laki-laki usia 27 tahun merasakan gejala demam, pembesaran kelenjar getah bening kemudian muncul ruam di tubuhnya setelah bepergian ke 3 negara di Eropa. Dengan kesadaran tinggi laki-laki tersebut datang ke pelayanan kesehatan. Setelah muncul hasil positif virus monkeypox pada PCR, laki-laki tersebut melakukan isolasi di rumah dengan pemantauan dari Dinas Kesehatan setempat karena bergejala ringan . Dunia mendeklarasikan penyakit ini sebagai Public Health Emergency, lalu langkah apa yang perlu kita mulai?

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit zoonotic yang disebabkan oleh virus monkeypox. Zoonotic diartikan bahwa virus ini dapat menyebar dari hewan ke manusia dimana monyet menjadi hewan pertama yang terinfeksi. Monkeypox pada manusia pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo tahun 1970.

Sejak saat itu kasus monkeypox pada manusia sering terjadi dan endemis di wilayah Congo Basin dan Afrika Barat. Pada Bulan Mei 2022 monkeypox menjadi penyakit yang mencuri perhatian kesehatan masyarakat global. Tepat tanggal 13 Mei 2022 WHO telah menerima laporan kasus-kasus monkeypox yang berasal dari negara non endemis dan saat ini telah meluas ke 4 regional WHO yaitu regional Eropa, Amerika, Eastern Mediterranean, dan Western Pacific.

Edukasi mengenai cara penularan serta gejala cacar monyet menjadi penting diketahui oleh masyarakat umum. Selain sebagai bentuk pencegahan, masyarakat juga bisa turut serta dalam penemuan kasus ini. Transmisi atau penularan dari manusia ke manusia biasanya dimulai dari seseorang yang terinfeksi karena memiliki riwayat bepergian ke negara endemik monkeypox atau negara yang sudah terjadi transmisi lokal.

Menurut World Health Organization penularan antar manusia dapat terjadi melalui kontak erat secara langsung seperti face to face (berbicara atau bersin yang menghasilkan percikan droplet), skin to skin (bersinggungan dengan lesi orang yang terinfeksi), mouth to mouth (berciuman) serta dari penelitian yang terbaru penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual. Selain itu terdapat penularan secara tidak langsung yaitu dengan menyentuh benda yang terkontaminasi dengan virus tersebut.

Kabar yang bisa dikatakan cukup melegakan yaitu penularan monkeypox antar manusia tidak secara mudah menular dan penularan secara droplet membutuhkan waktu yang lama. Ketua satgas monkeypox dr. Hanny Nilasari Sp.KK mengatakan bahwa angka kematian secara global dari monkeypox sendiri adalah sebesar 0-16% dimana hal ini disebabkan karena adanya komplikasi yaitu infeksi sekunder, infeksi saluran pernafasan, infeksi pada otak dan mata 

Masa inkubasi dari virus monkeypox ini berkisar 5-21 hari dimana terdapat tahapan yang khas dari gejalanya. Diawali dengan demam, nyeri kepala, rasa kelelahan dan pembesaran kelenjar getah bening bisa di leher, ketiak atau lipatan paha. Setelah demam 3 hari, akan muncul ruam yang dimulai dari area wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap. Ruam berwarna kemerahan kemudian menjadi lepuhan kecil berisi cairan bening atau nanah.

Monkeypox ini merupakan self limiting disease yaitu akan sembuh dengan sendirinya sekitar 2-4 minggu. Ruam yang telah muncul akan mengering kemudian mengelupas seiring berjalannya waktu. Banyak dari kasus monkeypox yang telah ditemukan bersifat ringan akan tetapi penyakit ini dapat berkembang menjadi berat pada kelompok – kelompok tertentu seperti bayi baru lahir, anak-anak serta orang yang memiliki imunitas yang lemah karena adanya penyakit yang mendasari. 

Sejak pandemi tiga tahun lalu kita sudah terbiasa dengan protokol kesehatan, pun dengan penutusan rantai kasus monkeypox ini. Jika Covid-19 lekat dengan 5 M maka kali ini lebih spesifik dengan mencuci tangan dan memakai masker. Mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer merupakan salah satu dari PHBS/ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang utama karena penularan monkeypox ini melalui sentuhan fisik dan dengan barang sekitar yang terkontaminasi virus. Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan salah satunya dengan rutin membersihkan ruangan dan perabot di tempat tinggal atau tempat bekerja. Memastikan ventilasi ruangan cukup sehingga sinar matahari dapat masuk dan udara dapat bersirkulasi dengan baik.

Penggunaan masker secara benar juga tidak kalah penting ketika kita melakukan kontak dengan seseorang dengan risiko tinggi atau dicurigai bergejala monkeypox. Selain itu menjelaskan tentang penyakit rasanya tidak bisa lepas dengan imunitas tubuh. Menjaga imunitas tubuh dapat dilakukan dengan makan yang bergizi, olahraga rutin, istirahat cukup dan mengkonsumsi suplemen jika kondisi badan kurang fit. Pada kelompok yang memiliki imunitas yang lemah tentunya diperlukan kewaspadaan yang lebih tinggi.

Setelah mengenal penyakit cacar monyet ini harapannya adalah muncul kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pemutusan rantai penularan sedini mungkin. Apabila diri sendiri bergejala maka batasi kontak dengan orang lain dan segera datang ke layanan kesehatan. Jika orang terdekat yang bergejala maka bisa diberi edukasi dan advokasi untuk melakukan pemeriksaan dan isolasi agar tidak menularkan ke orang lain.
Masuknya virus monkeypox di Indonesia layaknya membuat kita semakin waspada bukan terlampaui curiga. Mungkin Pandemi kemarin membuat kita lelah tapi jangan sampai kali ini kita dibuat lengah.

***

*) Oleh: Marchilia Widistana Savitri, Dokter Umum Fasilitas Kesehatan IKIP Budi Utomo Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES