Peristiwa Daerah

Festival Kampung Cempluk, Orbitkan Budaya Lokal di Kancah Global

Senin, 19 September 2022 - 16:20 | 41.24k
Keseruan mahasiswa asing dari Universitas Brawijaya mengikuti Festival Kampung Cempluk 2022. (Foto: Kampung Cemplung for TIMES Indonesia)
Keseruan mahasiswa asing dari Universitas Brawijaya mengikuti Festival Kampung Cempluk 2022. (Foto: Kampung Cemplung for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGFestival Kampung Cempluk tahun ini memasuki edisi ke-12. Rutin digelar setiap tahun, festival ini konsisten menggaungkan spirit kebudayaan lokal untuk berkompetisi di kancah internasional.

Panitia Festival Kampung Cempluk melibatkan dan mengundang mahasiswa asing dari Universitas Brawijaya (UB) untuk terlibat aktif dan menikmati keindahan kebudayaan lokal.

Festival Kampung Cempluk di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang resmi dibuka pada Minggu (18/9/2022). Festival ini berlangsung selama tujuh hari mulai dari 18 hingga 24 September 2022 dengan adanya panggung pementasan untuk penampilan musik, tarian, sastra, tari kolosal dan pantomim.

Pembukaan kemarin dihadiri oleh Bupati Malang HM Sanusi dan Rektor Universitas Brawijaya (UB), Profesor Widodo. Widodo yang mendelegasikan mahasiswa asing turut mengapresiasi dan menyambut positif Festival Kampung Cempluk.

Profesor-Widodo.jpgRektor Universitas Brawijaya (UB), Profesor Widodo saat pembukaan Festival Kampung Cempluk 2022 (Foto: Kampung Cemplung for TIMES Indonesia)

"Saya melihat kegiatan ini sangat positif buat masyarakat untuk menghidupkan budaya setempat. Budaya setempat ini salah satu modal besar kalau kita mau berkompetisi di level global," ujar Prof Widodo.

Universitas Brawijaya turut serta bersama Kampung Cempluk berkepentingan untuk bisa mengangkat budaya lokal, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi menjadi bagian penting untuk dipromosikan ke luar negeri.

"Jadi ekspansi itu tidak hanya dari bidang militer, tapi ekspansi budaya dan tradisi ke luar negeri itu juga menjadi bagian penting, untuk meningkatkan keunggulan bangsa Indonesia," terangnya.

Maksud mengirimkan mahasiswa asing ke festival ini untuk mengenalkan budaya lokal Indonesia kepada mahasiswa asing agar mereka tidak hanya belajar teknologi di Indonesia, tapi juga kekayaan budaya.

"Mereka sebagai duta kita mengenalkan ke luar negeri," paparnya.

Prof Widodo juga sangat mendukung agar Kampung Cempluk menjadi kampung budaya dan kampung digital. Ia berharap kampus UB juga bisa bersinergi mengembangkan Kampung Cempluk menjadi kampung digital dan kampung budaya.

Pembina Karang Taruna di Kampung Cempluk, Hanafi Ridwan mengatakan dengan adanya Festival Kampung Cempluk 2022 ini bisa membangun dan memelihara budaya yang ada di Indonesia.

"Harapannya tetap terjaga spiritnya yang positif, memberi ruang produktif, memberi ekspresi bagi masyarakat khususnya, dan bisa menginspirasi kampung lain. Semoga Kampung Cempluk bisa menjadi ruang pendidikan yang utuh, bisa diakses oleh seluruh masyarakat, anak-anak maupun sesepuh, bahwa belajar tidak hanya di dalam ruang kelas," bebernya.

Festival Kampung Cempluk 2022 mengusung tema Urip Iku Urup. Bahwa spirit hidup harus memberikan makna. "Hidup itu harus lebih hidup ketika kita menghidupkan hidup itu sendiri. Memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan tempat tinggal kita," ujar Hanafi.

Pembukaan Festival Kampung Cemplung 2022 dimeriahkan dengan pawai budaya yang diikuti 23 peserta yang menampilkan penampilan tarian, musik, dan lain sebagainya.

"Jadi saya anggap yang ditampilkan itu sudah mengekspresikan kehidupan yang ada di Kampung Cempluk, bahwa kampung itu punya nilai lebih memiliki kebermanfaatan itu sendiri bagi masyarakat," terang Wakil Komunitas Kampung Cempluk itu.

Karnaval diikuti oleh 85 persen warga setempat dari 14 RT dan 2 RW. Kegiatan ini terlaksana secara swadaya dan mandiri. Festival ini bagian dari perayaan masyarakat  merespons secara berkebudayaan juga, mereka menampilkan kesenian terutama yang ada di Indonesia.

"Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya kita (Festival Kampung Cempluk) menggunakan tajuk pada tiap harinya, ada cempluk bergerak, cempluk bernyanyi, cempluk berbunyi itu tetap kita pertahankan, yang mana ini bagian dari ruang ekspresi untuk dieksplore teman kampung dan akademisi yang ada di sekitar wilayah Kampung Cempluk," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES