Kesehatan

Kabupaten Bandung Targetkan Penurunan Kasus Stunting 17,5 Persen Tahun 2024

Senin, 19 September 2022 - 16:07 | 90.26k
Kepala DP2KBP3A Kab Bandung, Muhamad Hairun saat Sosialisasi Program Penurunan Stunting di GOR Desa Cingcin, Kec Soreang, Kab Bandung, Senin (19/9/2022). (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Kepala DP2KBP3A Kab Bandung, Muhamad Hairun saat Sosialisasi Program Penurunan Stunting di GOR Desa Cingcin, Kec Soreang, Kab Bandung, Senin (19/9/2022). (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) menargetkan penurunan kasus stunting atau tengkes hingga 17,5 persen pada tahun 2024.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung, Muhamad Hairun mengatakan, target tersebut masih lebih tinggi dari target nasional yang menginginkan kasus stunting bisa turun hingga 14 persen

“Sebenarnya kita juga ingin target penurunan kasus stunting kitab isa sampai 14 persen. Bukan tidak mungkin juga. Tapi kita menargetkan tidak tidak muluk-muluk lah, realistis saja. Sehingga kita targetkan 17,5 persen penurunan kasus stunting di tahun 2024,” kata Hairun kepada TIMES Indonesia, seusai Sosialisasi Program Penurunan Stunting di GOR Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (19/9/2022).

Hairun menyebut pada 2021 lalu, kasus stunting di Kabupaten Bandung mencapai 31 persen. Angka ini menjadikan Kabupaten Bandung menduduki peringkat ketiga kasus stunring di Jawa Barat. Seentara Jawa Barat sendiri kasus stuntingnya mencapai 24,5 persen di tahun 2021. Sementara tahun 2022 ini kasus stunting di Kabupaten Bandung ditargetkan turun menjadi 26,30 persen.

“Untuk tahun 2023 kita targetkan kasus stunting mengalami penurunan hingga menjadi 22 persen dan tahun 2024 turun lagi menjadi 17,5 persen. Memang berat targetnya, tapi kita akan terus berupaya” urainya.

Yang terpenting, tandas Hairun, adalah bagaimana upaya Pemkab Bandung dan jajarannya untuk dapat mengendalikan dan menurunkan kasus stunting.

DP2KBP3A-Kab-Bandung-b21eec7f5b7506201.jpg

“Sebenarnya penanganan stunting ini bukan hanya tanggungjawab pemda, tapi juga masalah Bersama, baik masyarakat, swasta, dan multisektor di mana kit harus melakukan akselerasi dan intervensi demi tercapainya penurunan kasus stunting ini,” tukas Hairun.

Intervensi yang dilakukan antara lain memberikan asupan gizi dan proteinnya pada masa pertumbuhan bayi hingga usia maksimal dua tahun.

Bupati Bandung HM Dadang Supriatna meraih penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, atas komitmen dan kontribusinya terhadap pembinaan dan perluasan inovasi cegah stunting di Kabupaten Bandung.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jabar dr drs.Wahidin M.Kes, dan diterima Staf Ahli Bidang Politik dan Pemerintahan Mochamad Usman. Penghargaan diberikan bertepatan dengan Peringatan Hari keluarga Nasional ke XXIX yang digelar di Lapangan Pandapa Paramarta Kabupaten Kuningan.

Penghargaan  kategori edukasi masyarakat dengan judul Ruang Riung Ceria sebagai inovasi, menjadi motivasi bagi pemerintah daerah bersama Yayasan Pilar Tunas Nusa Lestari (PTNL) dan Heights and Minds Foundation untuk bergerak bersama menekan angka stunting di Kabupaten Bandung.

“Alhamdulillah atas kerja keras bersama, apresiasi ini diperoleh. Namun saya harap, ini menjadi motivasi kita untuk semakin bersemangat bekerja, kompak dan saling menguatkan komitmen kita dalam upaya mewujudkan visi pembangunan daerah, khususnya dalam menekan angka stunting” ucap Bupati.

Bupati menyebutkan, target penurunan stunting nasional adalah 14 persen pada tahun 2024. Untuk itu, ia berharap agar sistem pemantauan dan evaluasi terpadu dari semua program prioritas yang terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif secara terstruktur, dapat dilakukan dengan baik.

"Presiden menargetkan tahun 2024 angka stunting turun 14 persen. Sementara berdasarkan data dari Dinkes Jabar, presentase balita stunting di Kabupaten Bandung tercatat sebesar 7,32 persen. Untuk percepatan penurunan stunting diperlukan Inovasi daerah berbasis kolaborasi pentahelix, agar terjadi lompatan positif terhadap hasil kinerja penurunan kasus stunting. Saya harap semua elemen terkait bisa berkontribusi secara positif,” paparnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES