Kopi TIMES

Azwar Anas Jadi Menteri, itu Bukan Kejutan

Senin, 19 September 2022 - 15:15 | 38.15k
Shulhan hadi.
Shulhan hadi.

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jadi begini, Abdullah Azwar Anas, saat ini menjadi menteri PAN-RB, menggantikan swargi Tjahyo Kumolo, yang meninggal dunia. Tentu presiden Jokowi memilih Putra Banyuwangi ini dengan segala pertimbangan yang matang, salah satunya prestasi. Dan tentu tidak mengabaikan unsur latar belakang kepartaian. Sah dan boleh.

Seperti warga Banyuwangi secara umum, saya merasa senang mendengar ini. Terlebih, kami berasal dari satu daerah kecamatan yang sama, juga pernah merasakan berproses di dalam organisasi yang sama. 

Namun, kegembiraan ini terasa agak biasa saja. Dan tidak mengejutkan, namun lebih pada pembuktian  “iya kan” atas sebuah perhitungan, bukan  ramalan nostradamus apalagi jangka Jayabaya, melainkan bigdata dan statistik (detilnya bagaimana, biar diceritakan lembaga survei).

Anas mengawali karir di pemerintahan sebagai bupati Banyuwangi. Pada pemilu 2010 silam, dia menang dengan perolehan suara yang fantastis. Tentu, ini berkat kerja keras semua pihak yang berada di barisannya

Saat masih menjabat anggota DPR RI dari Fraksi PKB (saat itu belum hijrah ke PDI Perjuangan) Anas pernah pulang kampung sembari menggelar sebuah acara –yang konon baru pertama kali dilaksanakan anggota DPR sejak DPR itu ada—yakni membagikan kalender Laporan pertanggungjawaban publik selama dia menjabat DPR RI. Kalender itu menampilkan sejumlah prestasi kinerja yang diraihnya selama berkantor di Senayan.

Acara yang digelar di Balai Latih Kerja yang kini menjelma sebagai kampus Poliwangi, dia sukses menjadi figure of hub. Dia tampaknya sukses uluksalam ke para pemangku kepentingan Banyuwangi, terutama para pendekar persilatan politik. Di momen itu pulalah, banyak mata yang baru saling kenal bertatap pandang untuk pertama kalinya. 

Mungkin juga karena berkah silaturahmi juga, kegiatan itu semacam menjadi milestone dia masuk ke ring 1 Banyuwangi. Hingga akhirnya menjadi bupati selama dua periode.

Konon, selama menjadi bupati semua upaya dia lakukan agar citra Banyuwangi terkerek naik. Bahkan, dia kabarnya pernah melabrak salah satu tim dari lembaga Independen bonafit yang  fokus meneliti capaian kinerja pemerintah daerah.

Penyebabnya saat itu jelas, lantaran rangking Banyuwangi di bawah kabupaten lain, padahal versi pihak Banyuwangi, secara kinerja kedua kabupaten ini sama. Saat itu, tim itu pun menjelaskan jika jika capaian -capaian itu memang sama, namun ada satu hal yang belum dilakukan Banyuwangi, yakni visibilitas SKPD terutama yang bisa dipantau dan diakses secara online, penjelasan itu pun diterima dan ditindaklanjuti.

Terbukti, di tahun berikutnya capaian ini bisa diraih, PR tahun sebelumnya dikerjakan lunas menghasilkan prestasi. Dan Banyuwangi kemudian menjadi langganan ajang penghargaan kinerja, baik yang diadakan lembaga pemerintah, swasta maupun lainnya, yang serius hingga yang sekedar luru aplaus.

Keberhasilan Banyuwangi yang ditunjang gaya marketing bupati pun menyedot khalayak berdatangan, mulai dari palancong butuh healing hingga orang-orang di lingkaran kementerian. Sejumlah menteri strategis hingga kementerian basah (baca Susi KPP) tandang ke Banyuwangi. Tidak terkecuali Tjahyo Kumolo. Terakhir, bahkan Jokowi dan wapres pun menaruh atensi khusus, mereka bergantian datang ke tanah bregwetan ini 

Dan tampaknya, Anas memang mengerti bagaimana hospitality itu harus disajikan. Terkait hal ini, dia bisa menggerakkan warga Banyuwangi menghadirkan rumah bagi tamu yang datang.

Seperti saat Tjahjo yang saat itu masih Mendagri, datang ke Banyuwangi. Selain menyajikan pagelaran wayang kulit juga digelar untuk meramaikan acara festival sekaligus tentu untuk menyenangkan menteri.

Bahkan, saat lakon sedang berjalan dan Pak menteri Tjahyo saat menikmati sembari menyesap sigaret di tangannya, Anas setia berada di sampingnya, tentu tidak lantas ikut join rokok. 

Saat itu, saya yang menyaksikan pemandangan ini dari arah belakang, berbisik -bisik dengan teman saya..

“Kalau Presiden tentu tidak mungkin (untuk saat itu), tapi kalau menteri bisa ya."

Entah karena sawur suwuk gunungan wayang, atau kecipratan tuah lakon. Tak sampai melewati pancawarsa, Anas menduduki posisi yang sebelumnya ditempati Tjahyo.

Tentu ini prestasi atau capaian Anas ini menjadi berkah tidak hanya untuk dirinya, seluruh warga Banyuwangi wabil khusus ASN, atau pegawai-pegawai serupa ketiban berkah. Setidaknya, jika sama-sama berprestasi, tentu ASN dari Banyuwangi akan lebih cepat dilirik Menpan. Apalagi Bupati Banyuwangi saat ini juga istrinya menteri. Tentu, ngomongin prestasi jajaran akan lebih mudah.

Kurang enak gimana? 
Selamat Berprestasi (*)

 

*) oleh: Shulhan Hadi Pemilik Babyshop Curahjati, tinggal di Banyuwangi

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES