Peristiwa Nasional

Prof Azyumardi Azra Wafat, Tokoh NU dan Muhammadiyah Berduka

Senin, 19 September 2022 - 14:48 | 25.44k
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. (FOTO: Kompas)
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. (FOTO: Kompas)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah turut berduka atas wafatnya Prof Azyumardi Azra di Malaysia kemarin. Ia mengatakan, bahwa Ketua Dewan Pers tersebut adalah intelektual kebanggaan Indonesia.

"Salah satu intelektual kebanggaan Indonesia. Setelah era Cak Nur, Gus Dur, Buya Syafi'i, boleh dibilang Kak Edi, begitu panggilan akrab kami kepadanya, merupakan salah satu guru bangsa yang terus mencerahkan publik dengan komentarnya yang tajam dan jernih serta karya-karyanya yang luar biasa," tulis Instagram @nadirsyahhosen_official Senin (19/9/2022).

"Kelemahannya cuma satu: nada bicaranya datar, tidak memikat dan cenderung membosankan. Dibanding sejawatnya seperti Prof Komaruddin Hidayat dan Prof Din Syamsuddin, misalnya, almarhum Kak Edi ini kalah dalam retorika dan mengolah kata di panggung atau mimbar. Beliau ini kurang pencitraan atau mungkin beliau memang tidak membutuhkan pencitraan semacam itu," katanya lagi.

Kelebihannya lanjut dia, Prof Azyumardi Azra adalah pribadi yang sangat ramah, ngemong pada juniornya. "Dan 'susah dipegang' oleh kalangan politisi karena sikapnya yang waras, rasional dan independen. Jikalau pemerintah bagus, ya dia katakan bagus. Kalau kebijakan pemerintah keliru, tak sungkan dia teriak meluruskannya," jelasnya.

Gus-Nadirsyah-Hosend85583d0fe32e869.jpgTokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen. (FOTO: dok pribadi)

Nadirsyah Hosen menyampaikan, penghormatan kepada Prof Azyumardi Azra baik semasa masih hidup, dari dalam dan luar negeri, maupun kini di saat wafatnya, sungguh menggetarkan.

"Orang hebat dan baik itu telah berpulang. Kesederhanaannya dalam sikap dan penampilan sungguh sebuah teladan. Pengabdiannya pada ilmu sampai akhir hayatnya (wafat saat memenuhi undangan seminar ke Malaysia) sungguh sebuah kenangan yang indah," katanya

"Sesuai janji Allah dalam al-Quran, kami meyakini orang yang beriman dan berilmu seperti Prof Azyumardi Azra akan dinaikkan maqamnya beberapa derajat di sisi Allah. Lahul Fatihah," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga mengatakan, pihaknya sangat kehilangan atas meninggalnya Prof Azyumardi Azra.

“Beliau adalah cendekiawan muslim dan intelektual bangsa yang maqomnya sudah begawan atau ar-rasih fil-'imi. Pemikirannya senantiasa jernih dan komprehensif, yang menggambarkan kedalaman dan keluasan ilmu, khususnya ilmu keislaman yang terkoneksi dengan berbagai aspek kehidupan,” katanya.

Haedar juga mengatakan bahwa almarhum memiliki pemaham sejarahnya luas dan dapat menjelaskan banyak hal dari peristiwa masa lampau dengan kekinian, termasuk analisnya tentang jaringan ulama internasional.

Pemikirannya tentang peradaban juga melintas batas, sehingga menggambarkan inklusivisme yang luas. Demikian halnya dengan pemikirannya tentang politik Islam, selalu menyajikan analisis yang cerdas dan simultan, tidak dogmatik dan apologis.

“Saya mengenal beliau cukup lama, bahkan ketika menjadi salah seorang penguji disertasi di UGM, sungguh merupakan pengalaman yang berksesan mendalam baik tentang sikap maupun pemikirannya,” katanya.

Prof Azyumardi Azra kata dia, adalah sosok rendah hati, meskipun berada di puncak posisi sebagai intelektual ternama bukan hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat regional dan global.

“Meninggalnya di Malaysia sebagai narasumber di pertemuan ABIM menunjukkan keluasan radius keintelektualannya. Beberapa waktu lalu kami terakhir kali berjumpa secara daring, ketika beliau menjadi pembicara kunci dalam ISKA dan launching Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) di Perlis, yang waktu itu kami hadir secara luring dan beliau daring karena tidak bisa datang  ke Perlis,” ujarnya.

Haedar juga mengatakan almarhum memiliki sikap kritis dan tidak segan menyuarakan pemikirannya yang bersifat korektif, dengan tetap objektif dan bijak sebagai intelegensia guru bangsa.

“Generasi muda Indonesia penting berguru dan mengambil banyak moazaik dari pemikiran-pemikiran Prof Azra yang mencerdaskan dan mencerahkan," kata Haedar.

"Kami sungguh kehilangan sang intelegensis begawan bangsa. Selamat jalan Prof Azyumardi, do'a kami menyertai perjalananmu ke haribaan Ilahi menuju Jannatun Na'im,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Prof Azyumardi Azra wafat di Hospital Serdang, Selangor, Malaysia, Minggu (18/9/2022) kemarin. Berdasarkan keterangan resmi KBRI di Kuala Lumpur, almarhum mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Serdang sejak 16 Seperti 2022.

Kabarnya, Prof Azyumardi Azra sempat mengalami sesak nafas dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur.

"Saat akan tiba di Bandara Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) sempat berkomunikasi dengan pihak (Angkatan Belia Islam Malaysia/ABIM) yang melakukan penjemputan. Selanjutnya beliau langsung dibawa menuju Serdang Hospital untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," demikian bunyi siaran pers KBRI.

Pihak RS Serdang menyatakan Prof Azyumardi Azra melami gangguan jantung yang membuat almarhum harus mendapatkan perawatan khusus di CCU. Namun tak berselang lama, Prof Azyumardi Azra dinyatakan meninggal pada Minggu 18 September 2022, pukul 12.30 waktu Kuala Lumpur di RS Serdang, Selangor, Malaysia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES