Peristiwa Nasional

Prof Azyumardi Azra, Tokoh Paling Kritis Soal Pembangunan IKN

Senin, 19 September 2022 - 07:00 | 44.25k
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. Ia salah satu tokoh yang menolak pembangunan IKN. (FOTO: PP Muhammadiyah)
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. Ia salah satu tokoh yang menolak pembangunan IKN. (FOTO: PP Muhammadiyah)

TIMESINDONESIA, JAKARTAProf Azyumardi Azra adalah salah satu tokoh yang paling kritis soal pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara). Menurutnya, pemerintah Presiden RI Jokowi (Joko Widodo) begitu memaksakan.

Prof Azyumardi Azra, menilai saat ini ekonomi masyarakat harus diselamatkan terlebih dahulu akibat Pandemi Covid-19, yang melanda beberapa tahun terakhir.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyatakan, Jokowi akan menyesal apa bila mega proyek itu dipaksakan. Prof Azyumardi Azra memprediksi, pembangunan IKN tak akan sesuai target hingga nanti masa jabatan Presiden Jokowi habis di tahun 2024.

Seperti yang diketahui, pembangunan IKN di Kalimantan Timur sendiri sudah dimulai. Pengerjaan IKN juga telah dilaksanakan. Proyek-proyek yang telah dimulai dikerjakan seperti pembangunan jalan akses, termasuk jalan tol. Sejumlah lahan untuk pembangunan IKN sebagian telah dieksekusi. Sedangkan bagian lainnya kini masih dalam proses.

Presiden-RI-Jokowi.jpgPresiden Jokowi saat meresmikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur. (FOTO: Setkab RI)

"Kalau berlanjut ya mungkin paling menyesal. Apalagi (Presiden Jokowi) memperlihatkan berbagai indikasi gejalanya semakin banyaknya negative legecy (warisan buruk)," kata Azyumardi Azra, pada awak media, Senin (7/2/2022).

Ketua Dewan Pers itu menjelaskan, IKN juga akan menjadi warisan buruk pemerintah Jokowi. Potensinya kata dia, presiden selanjutnya akan enggan meneruskan proyek tersebut. Lalu terjadilah proyek mangkrak.

Ia mencontohkan soal proyek Hambalang di era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menganggap proyek tersebut adalah warisan buruk mantan Ketua Umum Demokrat tersebut.

"Proyek Hambalang itu jauh lebih kecil, hanya kompleks olahraga. Dan gak mungkin melakukan tindakan hukum kepada mantan presiden, dalam soal pembangunan. Gak ada yang bisa menuntut Presiden SBY kan," jelasnya.

Sebelumnya juga, dalam penolakan pembangunan IKN ini, Prof Azyumardi Azra pernah penggalangan petisi penolakan pembangunan dan pemindahan Ibu Kota melalui situs change.org. Saat itu ia pun berharap Kepala Negara mau mempertimbangkan kritiknya tersebut.

"Karena kepemimpinan nasional yang akan datang belum tentu juga meneruskan. Kalau bukan Pak Jokowi, gak ada jaminan juga meneruskan. Kecuali Pak Jokowi diperpanjang masa jabatannya seperti usulan sampai 2027," katanya.

"Atau misalnya dipilih lagi periode ketika. Misalnya boleh maju lagi Pak Jokowi. Tapikan harus mengubah UUD 1945," jelasnya.

Cendikiawan Muslim tersebut pun mengingatkan bila IKN tersebut mangkrak. Kata dia, hal itu akan menjadi pemborosan anggaran yang begitu besar.

"Misalnya dalam 2 tahun dikebut pembangunannya, kemudian menghabiskan ratusan triliun. Kalau gak selesai tapi sudah digelontorkan misalnya Rp 200 atau Rp300 triliun, itukan mubazir," katanya.

Padahal lanjut dia, anggaran sebanyak itu bisa digunakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi yang saat ini sedang tidak baik-baik saja karena Pandemi Covid-19.

"Usaha kecil pada bangkrut. Banyak pengangguran. Masalah gak bisa hanya diselesaikan hanya memberikan bansos (bantuan sosial)," ujarnya.

Wafat di Malaysia

Prof Azyumardi Azra wafat di Hospital Serdang, Selangor, Malaysia, Minggu (18/9/2022) kemarin. Berdasarkan keterangan resmi KBRI di Kuala Lumpur, almarhum mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Serdang sejak 16 Seperti 2022.

Prof-Azyumardi-Azra-2.jpgProf Azyumardi Azra saat hidupnya. Ia banyak berkontribusi pada pemikiran Islam di Indonesia. (FOTO: Dewan Pers)

Kabarnya, Prof Azyumardi Azra sempat mengalami sesak nafas dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur.

"Saat akan tiba di Bandara Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) sempat berkomunikasi dengan pihak (Angkatan Belia Islam Malaysia/ABIM) yang melakukan penjemputan. Selanjutnya beliau langsung dibawa menuju Serdang Hospital untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," demikian bunyi siaran pers KBRI.

Pihak RS Serdang menyatakan Prof Azyumardi Azra melami gangguan jantung yang membuat almarhum harus mendapatkan perawatan khusus di CCU.

Lalu tak berselang lama, Prof Azyumardi Azra dinyatakan meninggal pada Minggu 18 September 2022, pukul 12.30 waktu Kuala Lumpur di RS Serdang, Selangor, Malaysia.

Menag RI Berduka 

Wafatnya Prof Azyumardi Azra tersebut membuat Indonesia kehilangan besar. Menteri Agama (Menag RI) Yaqut Cholil mengatakan, hal itu karena almarhum adalah intelektual Islam Indonesia yang luar biasa.

"Indonesia berduka. Almarhum adalah intelektual Tanah Air berkaliber dunia. Karya, ide dan gagasannya sangat mencerahkan, terutama pada ilmu kesejarahan yang menjadi bidang kepakarannya," katanya.

Ia memandang, Prof Azyumardi Azra adalah tipologi ilmuwan organik dan akademisi yang membumi. Sebagai intelektual, almarhum sangat responsif dan kontributif terhadap dinamika perkembangan zaman.

"Sebelum mengenal beliu secara langsung, saya sudah lebih dulu mengenal Pak Azyumardi Azra dari karya akademik dan karya sosialnya. Beliau sangat produktif menulis, baik dalam bentuk buku, artikel jurnal dan tulisan-tulisan populernya di media massa. Tepat kalau beliau dijuluki sebagai cendekiawan yang konsisten dengan dunia akademik dan selalu berpikir dengan tangannya," jelasnya.

Prof Azyumardi Azra lanjut dia, bukan hanya asyik dengan buku, tetapi juga berkecimpung di masyarakat. Berbagai organisasi sosial dan profesi aktif diikuti, termasuk sebagai ketua dewan pers. Almarhum adalah intelektual muslim par exellence yang selalu menyuarakan moderasi beragama dalam karya-karyanya.

"Seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri berhutang dalam ide dan gagasan hingga PTKIN bisa berkembang pesat hingga sekarang," ujarnya soal wafatnya Prof Azyumardi Azra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES