Wisata

Army Dock, Situs Sejarah Perang Dunia II di Morotai yang Terlupakan

Minggu, 18 September 2022 - 19:07 | 127.21k
Nampak Dermaga Angkatan Darat (Army Dock) yang dibangun Amerika Serikat dan Sekutunya saat perang dunia II di Morotai kondisinya semakin memprihatinkan. Minggu, 18 September 2022. (Foto: Abdul H Husain/TIMES Indonesia)
Nampak Dermaga Angkatan Darat (Army Dock) yang dibangun Amerika Serikat dan Sekutunya saat perang dunia II di Morotai kondisinya semakin memprihatinkan. Minggu, 18 September 2022. (Foto: Abdul H Husain/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Masyarakat Pulau Morotai menamakan Army Dock. Tempat ini adalah tempat pendaratan pasukan militer dari kapal perang Amerika dan sekutunya saat perang dunia II berkecamuk di Asia Pasifik pada tahun 1939-1945.

Kawasan pantai yang penuh pesona wisata dan bernilai sejarah ini, terletak kurang lebih 2 kilometer dari selatan pusat kota Daruba, Kecamatam Morotai Selatan, Ibukota Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara,

 TIMES Indonesia berkunjung pada Minggu (18/9/2022) jelang malam.

Di wilayah tersebut, dulunya dibangun berbagai fasilitas militer oleh tentara sekutu (Amerika, Inggris, Australia dan lainnya). Antaranya 7 Dermaga Angkatan Darat (Army Dock), Rumah Sakit dan Navy Base (Pangkalan Angkatan Laut).

Sekitar 3 kilometer dari tempat tersebut dibangun 7 landasan udara sebagai sarana utama dalam bertempur melawan tentara Jepang.

Hanya masyarakat lokal lebih familiar dengan sebutan pantai Army Dock, karena puing puingnya masih ada sampai saat ini.

Fakta masa lalu menjadi pesona wisata bagi para turis selain bernilai sejarah, karena dipenuhi dengan banyak pohon cemara di sepanjang pantai, pasir putih nan bersih terbentang, air laut yang jernih dan memiliki situs sejarah baik di daratan maupun di bawah laut.

Nampak di daratan, terdapat situs sejarah yang masih terlihat adalah badan dermaga yang terbuat dari timbunan tanah serta bebatuan besar dengan kondisi sangat memprihatinkan, dan beberapa tiang pancang besi baja, masih berdiri kokoh walaupun sudah berusia di atas 75 tahun.

Selain itu, di bawah laut sepanjang pantai Army Dock terdapat situs sejarah berupa bangkai kapal, bangkai mobil tempur dan pipa kabel listrik yang menghubungkan kawasan Navy Base, Rumah Sakit dan Army Dock ke pulau Zum-Zum tempat beristrahatnya Panglima pasukan sekutu Jendral Douglas Mc Arthur saat perang berlangsung.

Pantai Army Dock merupakan tempat pertama mendaratkan Pasukan Amerika dan sekutunya. Di pantai itulah banyak aktivitas militer dilakukan tentara sekutu, baik administrasi dan medis dipusatkan di Army Dock.

Kini, pantai Army Dock menjadi salah satu destinasi Wisata sejarah andalan Kabupaten Pulau Morotai. Bahkan kawasan tersebut telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang bakal ditata oleh Kementerian PUPR RI sebagai Waterfront.

"Kawasan pantai Army Dock hingga ke Pelabuhan Fery Juangan akan ditata sebagai Waterfront bernilai wisata sejarah. Perencanaannya telah dibuat Pemkab Pulau Morotai dan dikirim ke Kementerian PUPR RI," ungkap Dr. Abjan Sofyan, saat menjabat Kepala Bappeda Pemkab Pulau Morotai.

Di wilayah tersebut terdapat 7 Army Dock, kondisi seluruhnya terlihat dalam keadaan sangat memprihatinkan. Situs sejarah yang menjadi saksi bisu ganasnya pertempuran perang dunia II di pantai itu, hingga kini belum disentuh sama sekali oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk pembugaran.

Padahal, kondisinya setiap tahun terkikis gelombang laut dan abrasi pantai. Bila musim angin barat bertiup selalu dihantam badai Galela Majiko.

Hingga kondisi volume panjang dan lebar dermaga dari tahun ke tahun terus terkikis, bila kondisi ini terus dibiarkan dapat dipastikan bukti-bukti situs sejarah perang dunia II yang tersisa itu dapat hilang dan tinggal kenangan.

Padahal, sudah dua kali Kabupaten Pulau Morotai memiliki pemerintahan definitif, yakni pemerintahan Rusli-Weni dan Benny-Asrun tetapi belum juga tersentuh situs sejarah itu. Walaupun Pemkab Morotai dibawa pemerintahan Benny-Asrun sudah bersinergi dengan Kementerian PUPR RI dan telah membangun taman di kawasan Army Dock, namun itu dinilai bukan solusi yang tepat.

"Sebenarnya pemerintah wajib mengutamakan pembugaran situs sejarah perang dunia II seperti Army Dock sebagai aset negara dan daerah yang bernilai tinggi, bukan taman yang didahului. Karena, bila Army Dock yang didahului dibugar maka sudah pasti mengundang banyak turis nusantara dan mancanegara berdatangan di Morotai. Jadi pugar Army Dock duluan baru dibangun tamannya," papar lelaki 80 tahun, Muhammad W, warga Desa Daruba.(*).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES