Peristiwa Nasional

Kritik Prof Azyumardi Azra Pada Pendidikan Islam: Lambat Respon Perubahan, Masih Orientasi Masa Silam

Minggu, 18 September 2022 - 17:23 | 39.38k
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. (FOTO: dewanpers.or.id)
Prof Azyumardi Azra saat masih hidupnya. (FOTO: dewanpers.or.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Semasa hidupnya Prof Azyumardi Azra menyumbangkan banyak pemikiran. Salah satunya soal pendidikan Islam. Itu dituangkan mulai dari buku-buku yang ditulisnya, hingga ceramah diberbagai mimbar.

Pemikiran Prof Azyumardi Azra soal  Pendidikan Islam pernah diulas dan dimuat di jurnal yang ditulis oleh akademisi IAI An Nur Lampung, Ma'ruf. Dengan judul 'Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Prof Azyumardi Azra' (2021).

Dalam ulasan jurnal tersebut, Prof Azyumardi Azra menyebut, gagasan dan program modernisasi pendidikan Islam memiliki akar-akarnya dalam gagasan dan program modernisasi pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan.

Bagi Prof Azyumardi Azra, modernisasi pemikiran dan kelembagaan adalah prasyarat kebangkitan kaum muslimin di masa modern ini. Karena itu, menurutnya, pemikiran dan kelembagaan Islam termasuk pendidikan harus dimodernisasi dan diperbaharui sesuai dengan kerangka modernitas.

Selain itu, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menekankan perlunya dilakukan modernisasi pada aspek kehidupan masyarakat muslim itu sendiri.

"Terlebih terkait dengan konsep pemikiran yang merupakan landasan bagi segenap aktivitas dan ide-ide," katanya dikutip TIMES Indonesia, Minggu (18/9/2022).

Menurutnya, kerangka berpikir harusnya memang mengalami perubahan dan penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Oleh karenanya, diperlukan pemikiran yang terbuka dengan wawasan yang luar dan adaptif. Itu agar mampu menyeleksi trend dan perkembangan gaya hidup.

"Dengan pemikiran serta wawasan yang terbuka, juga mampu menyaring perkembangan dan kemajuan teknologi yang relevan sebagai bentuk pelayanan terhadap publik," jelasnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, hubungan antara modernisasi dan pendidikan. Kata dia, pada satu segi pendidikan dipandang sebagai variabel modernisasi yang merupakan prasyarat dan kondisi yang mutlak bagi masyarakat untuk menjalankan program dan mencapai tujuan-tujuan modernisasi.

Tapi pada segi lain, kata dia, pendidikan sering dianggap sebagai objek modernisasi. Dalam hal ini, pendidikan negara-negara yang tengah menjalankan program modernisasi pada umumnya dipandang masih terbelakang dalam berbagai hal. Dan karena itu, sulit diharapkan bisa memenuhi dan mendukung program modernisasi.

"Karena itu, pendidikan harus diperbaharui atau dimodernisasi. Sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulnya," ujarnya.

Pembaruan Pendidikan Islam

Menurut Prof Azyumardi Azra, pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).

Ia menjelaskan, dalam kerangka fungsi idealnya untuk meningkatkan kualitas SDM, sistem pendidikan haruslah senantiasa mengorientasikan diri untuk menjawab kebutuhan dan tantangan dalam masyarakat sebagai konsekuensi logis dari perubahan.

Namun, kata dia, pendidikan Islam hingga saat ini kelihatan masih terlambat merumuskan diri merespon perubahan dan kecenderungan perkembangan masyarakat sekarang dan masa akan datang.

"Sistem pendidikan Islam tetap lebih cenderung berorientasi ke masa silam ketimbang berorientasi ke masa depan, atau kurang bersifat future orinted. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pembaruan dan pengembangan dalam sistem pendidikan Islam," katanya.

Prof Azyumardi Azra menambahkan, upaya untuk menata kembali struktur-struktur sosial, politik, pendidikan dan keilmuan yang mapan dan ketinggalan zaman, termasuk struktur pendidikan Islam adalah bentuk pembaruan dalam pemikiran dan kelembagaan Islam. Menurutnya, dalam pendidikan Islam perlu dikembangkan strategi pendekatan ganda dengan tujuan memadukan pendekatan pendekatan situasional jangka pendek dengan pendekatan konseptual jangka panjang.

Sebab, pendidikan Islam adalah suatu usaha mempersiapkan muslim agar dapat menghadapi dan menjawab tuntutan kehidupan dan perkembangan zaman secara manusiawi.

Karena itu, hubungan usaha pendidikan Islam dengan kehidupan dan tantangan itu haruslah merupakan hubungan yang prinsipal dan bukan hubungan insidental dan tidak menyeluruh.

"Karena itu, diperlukan pendekatan dan Inovasi yang objektif dan kreatif agar dengan demikian tercipta usaha-usaha pendidikan berdasarkan kepentingan peserta didik, masyarakat Islam dan umat manusia secara keseluruhan," ujar Prof Azyumardi Azra.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES