Peristiwa Internasional

Perdamaian Dunia Mendesak, Megawati Serukan Stop Perang

Kamis, 15 September 2022 - 20:45 | 32.91k
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Jeju Forum for Peace and Prosperity tahun 2022, di Jeju, Korea Selatan. (FOTO: Dok. PDI Perjuangan)
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Jeju Forum for Peace and Prosperity tahun 2022, di Jeju, Korea Selatan. (FOTO: Dok. PDI Perjuangan)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyerukan begitu mendesaknya perdamaian dunia diwujudkan. Karenanya, ia menyerukan kepada dunia agar stop perang.

Saat berpidato di Jeju Forum for Peace and Prosperity tahun 2022, di Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022), Putri Proklamator RI Ir. Soekarno itu mengatakan perdamaian dunia begitu mendesak di tengah berbagai persoalan geopolitik saat ini. 

"Kita melihat Perang Rusia-Ukraina belum usai, kini muncul ketegangan baru di Selat Taiwan. Demikian halnya persoalan di kawasan Timur Tengah; ketegangan di Laut Tiongkok Selatan; dan tentunya kita pernah mengingat betapa akibat bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki hingga upaya mewujudkan perdamaian di bumi Peninsula ini," ucap Megawati.

Kara dia, peperangan besar telah mewarnai sejarah peradaban dunia. Misalnya, perang dunia I dan II menjadi contoh perang abad modern. Dua perang itu disebut menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan berkepanjangan. 

Megawati-2.jpg

"Melalui Jeju Forum inilah, saya dan kita menyerukan bersama: tolonglah hentikan perang. Perang hanya akan menimbulkan derita kemanusiaan. Pesan perdamaian Jeju ini harus dikumandangkan," seru Megawati. 

Lebih lanjut, Megawati menilai perang telah membutakan kemanusiaan. Pasalnya, banyak korban yang ditimbulkan akibat perang. Dampak-dampak perang disebut sangat mengerikan. 

"Bayangkan dari jumlah korban, Perang Dunia I sebanyak 10 juta meninggal dan 21 juta luka-luka. Perang Dunia II dengan korban 62,5 juta dari sekitar 50 negara yang terlibat. Dampak perang tentunya harus diingat sangatlah mengerikan. Belum lagi sejarah perang pada masa lampau," jelasnya. 

Oleh karena itu, Megawati mengajukan pertanyaan kepada semua peserta Jeju Forum. Dia bertanya, apakah dengan berbagai perang tersebut, dunia masih dibutakan oleh ambisi atau hasrat membangun hegemoni suatu negara tanpa mengenal akhir. 

"Lalu ke mana rasa kemanusiaan itu, dan kemana kearifan para pemimpin dunia sehingga perdamaian menjadi sulit diwujudkan?" tanya Megawati lagi.

Megawati menjelaskan, dunia sangat merasakan dampak perang, mengingat kita semua menghuni bumi yang satu. Semua saling terkoneksi, saling tergantung dan saling membutuhkan. 

Krisis lingkungan sebagai dampak pemanasan global, krisis energi, krisis pangan, dan ancaman resesi dunia yang kita derita, telah mengajarkan betapa seriusnya dampak perang. 

“Dari situlah kita belajar bahwa perang di salah satu sudut dunia, membawa persoalan sangat serius di bagian dunia lain. Karena itulah sekali lagi stop perang,” tegas Megawati.

“Dan marilah kita gelorakan energi perdamaian dengan penuh keyakinan. Itulah tugas sejarah yang bisa ditorehkan dari Jeju Forum for Peace and Prosperity ini," imbuh dia.

Megawati menjadi pembicara kunci di Jeju Peace Forum itu bersama mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Gubernur Maryland AS Larry Hogan.

Menghadiri Jeju Peace Forum, Megawati ditemani oleh Dubes RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto, Bendahara DPP PDIP Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dan Samuel Wattimena. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES