Entertainment

Seniman Ludruk Cak Sapari Berpulang, Akting Terakhirnya di Layar Lebar Tayang Hari Ini

Kamis, 15 September 2022 - 11:33 | 85.46k
Akting Cak Sapari di Film Lara Ati yang tayang perdana di layar bioskop mulai Kamis (15/9/2022) hari ini. (Dok Instagram Bayu Skak)
Akting Cak Sapari di Film Lara Ati yang tayang perdana di layar bioskop mulai Kamis (15/9/2022) hari ini. (Dok Instagram Bayu Skak)

TIMESINDONESIA, SURABAYACak Sapari. Sang legenda ludruk itu telah kembali ke Rahmatullah. Namun seniman Ludruk ini meninggalkan jejak karya luar biasa sepanjang hidupnya.

Bahkan, hari ini merupakan jadwal tayang film bertajuk Lara Ati karya sutradara Bayu Skak di bioskop tanah air. Film tersebut melibatkan Cak Sapari dan Cak Kartolo dua seninam Ludruk Jawa Timur sebagai aktor. Namun Tuhan berkata lain. Kabar duka itu datang tak terduga. 

Cak Sapari, seniman murah senyum itu meninggal dunia pada Kamis (15/9/2022) pagi di usia 74 tahun. Kepergian Cak Sapari mengejutkan banyak pihak. Tak terkecuali Bayu Skak.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun.. Cak Sapari sosok yang saya banggakan sebagai seniman ludruk Jawa Timur. Pembawaan beliau yang selalu kalem tapi ceplas ceplos saat melawak sangat khas dan tiada duanya. Pagi ini jam 6 saya dikabari Ning Tini bahwa beliau telah berpulang ke Rahmatullah. Semoga beliau diberi tempat yang terbaik di sisi-Nya dan semua keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis Bayu Skak melalui akun Instagram.

Aktor Layar Lebar

Bukan sekali ini Cak Sapari tampil di layar lebar. Cak Sapari juga pernah ikut dalam syuting film Yo Wis Ben tahun 2019 garapan Bayu Skak. Ia tidak main sendirian, ia berdua bersama Kartolo.

Sapari juga ikut berperan dalam Yo Wis Ben The Series, muncul dengan kelucuannya tetap bersama dengan Kartolo.

Sukses menghibur penonton, mereka berdua kembali bermain dalam sebuah film berbahasa Jawa berjudul Lara Ati tersebut. Film Lara Ati menghiasi layar bioskop Indonesia pada Kamis (15/9/2022).

Film Lara Ati mengangkat unsur kebudayaan lokal dan gaya tutur bahasa Jawa khas Surabaya-Malang, maka Bayu Skak pun menghadirkan pelawak legendaris Jawa Timur yakni Cak Kartolo dan Cak Sapari.

Cak Kartolo dan Cak Sapari berperan sesuai karakternya masing-masing. Cak Sapari berperan sebagai Cak Tono, dan Cak Sapari sebagai Pak Bandi yang merupakan ayah dari Joko (Bayu Skak).

"Melalui film ini, nantinya akan mengobati rindu para penggemar lawakan khas dari Cak Kartolo dan Cak Sapari," demikian ungkap Bayu Skak kala itu saat press conference.

Karir Cak Sapari

Bagi warga Surabaya, Sapari adalah salah satu seniman ludruk legendaris dari grup Kartolo CS. Pria kelahiran 5 Juli 1948 ini pada awalnya bersolo karir saat terjun di dunia seni ludruk Surabaya. 

Begitu pula dengan Kartolo, teman seperjuangannya dahulunya show secara terpisah-pisah dan sendiri-sendiri.

Namun suatu saat, RRI mempunyai acara mengadakan road show di Jombang Selatan dan saat itulah Sapari dipertemukan dengan Kartolo.

Kala itu RRI mempunyai program unggulan yang disebut dengan Pro4 di frekwensi 96,8 FM dan 585 AM. Masyarakat Surabaya dan sekitarnya bisa menikmati ludruk seminggu 2 kali pada hari Senin dan Rabu. Secara rutin, Kartolo CS menghibur masyarakat dengan suara mereka di radio RRI. Dua orang ini tidak sendiri. Mereka ditemani, BasmanSokran, Blonthang, dan Tini (istri Kartolo).

Mereka selanjutnya membentuk satu grup kesenian yang diberi nama grup kesenian karawitan Sawunggaling Surabaya. Keenam pemain tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda,unik dan khas serta memiliki tata bahasa sendiri.

Sapari dalam grup Kartolo CS ini memiliki karakter yang sering kali nakal dan membuat gaduh teman-temannya tapi di akhir cerita bisa menjadi terbalik, ia malah yang menjadi korbannya.

Formasi 6 personel ini biasa disebut sebagai formasi emas. Formasi itu tidak dapat terbentuk lama hingga sekarang.

Sebab Basman, Sokran dan Blonthang sudah meninggal dunia, yang tersisa tinggal Kartolo, Tini dan Sapari. Hanya Kartolo dan Sapari yang terlihat masih sering tampil di layar kaca JTV di Surabaya.

Sayangnya Sapari 5 tahun terakhir ini kesehatannya menurun dikarenakan sakit diabetes yang ia derita. Ia harus berkali-kali keluar masuk rumah sakit di sela-sela kesibukan manggungnya bersama dengan Kartolo.

Setahun terakhir dikabarkan terkena imbas pandemi membuat kondisi psikis Sapari sempat terganggu karena perubahan jadwal manggung mengakibatkan penghasilan menurun.

Sapari sebagai kepala keluarga dan tulang punggung keluarga merasakan beban cukup berat bahkan harus dibawa ke psikiater untuk minum obat penenang.

Setelah lolos dari pandemi, di awal tahun 2022 Sapari mengeluhkan batuk-batuk yang tak kunjung sembuh dan akhirnya di bulan Juli 2022 lalu harus dirawat di Rumah Sakit hingga akhirnya diperbolehkan rawat jalan.

Setiap hari Suryaningsih, istri Sapari, yang kini berusia 67 tahun dengan setia menemani suaminya yang kondisinya sekarang harus terus berbaring.

Sapari dan Suryaningsih dikaruniai 5 orang anak yaitu Yuli, Juniadi, Pendik, Anwar dan Dani. Yuli berprofesi sebagai guru TK, Juniadi hidup di Kalimantan, Pendik hidup di Jombang. Anwar, anak keempat mereka yang tinggal serumah bersama dengan Sapari dan Suryaningsih.

Dani anak bungsu Sapari, belum menikah tampak mewarisi bakat seniman dari Sapari, ia sering manggung dengan grup bandnya dari café ke café.

Di sela-sela waktu manggungnya, ia membantu Suryaningsih dan Anwar merawat Sapari, ayahnya. 

Biodata Cak Sapari :

Nama panggung: Cak Sapari

Tanggal lahir: 5 Juli 1948

Asal: Surabaya

Agama: Islam

Umur: 74 tahun

Nama istri: Suryaningsih

Nama anak: Yuli Widyastuti (Yuli Sapari), Juniadi, Pendik, Anwar, dan Dani

Jumlah anak: 5 orang.

Ucapan duka atas kepergian seniman Ludruk Cak Sapari terus mengalir. Mulai tokoh politik, pejabat, dan para seniman serta musisi Surabaya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES