Ekonomi

Harga BBM Naik, Pelaku Usaha Kecil Minta Rekomendasi ke Dinas KUKMP Kota Banjar

Kamis, 15 September 2022 - 10:10 | 47.68k
Pelaku usaha Produksi Batu bara merah di Kota Banjar membutuhkan BBM bersubsidi. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Pelaku usaha Produksi Batu bara merah di Kota Banjar membutuhkan BBM bersubsidi. (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Dampak dicabutnya subsidi BBM yang berbuntut dengan harga BBM naik, berimbas terhadap pelaku usaha kecil di Kota Banjar.

Akibatnya sejumlah pelaku usaha kecil di Kota Banjar mulai meminta surat rekomendasi untuk pembelian BBM subsidi ke Kantor Dinas KUKMP (Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan) Kota Banjar.

Ini terjadi usai Pemerintah menetapkan penyesuaian harga pada 3 September lalu yang berimbas pada kenaikan harga BBM jenis Solar, Pertalite dan Pertamax sehingga sejumlah pelaku usaha kecil di Kota Banjar mengaku terkena dampaknya.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas KUKMP Kota Banjar, Edi Herdianto, melalui Kabid Industri, Ina Rosnidar yang mengatakan bahwa sejumlah pelaku usaha berdatangan untuk meminta surat rekomendasi.

"Mereka di antaranya adalah pelaku usaha produksi batu bata merah, penggilingan padi dan kayu," terangnya di Kota Banjar, Kamis (15/9/2022).

Ina menyebutkan permintaan surat rekomendasi tersebut merupakan salah satu syarat untuk membuat aplikasi mypertamina bagi para pelaku usaha agar dapat mengakses pembelian BBM subsidi di SPBU.

Ini dilakukan terkait wacana penetapan aturan untuk pembelian BBM subsidi harus mendaftar melalui aplikasi my pertamina untuk mendapatkan barcode. Baru bisa membeli BBM subsidi.

"Surat rekomendasi itu salah satu syarat untuk mendaftar aplikasi mypertamina agar mereka bisa mendapat BBM subsidi," jelasnya.

Dengan rekomendasi tersebut, nantinya pelaku usaha akan membeli BBM yang disesuaikan dengan jumlah kapasitas kebutuhan para pelaku usaha dan kuota tersebut berdasarkan survei lapangan yang dilakukan oleh Dinas.

Sejauh ini, Dinas KUKMP Kota Banjar mendata ada 14 pelaku usaha yang dalam operasionalnya menggunakan mesin produksi mengajukan pembuatan surat rekomendasi untuk pembelian BBM subsidi. 

Penggilingan-padi.jpgPenggilingan padi juga sangat mengandalkan solar sebagai bahan bakar minyaknya. (Foto: Penggilingan padi/FB)

"Sudah ada 14 pelaku usaha yang mengajukan pembuatan surat rekomendasi. Terbaru hari ini sudah ada yang memiliki barcode dan jumlah tersebut akan terus bertambah," imbuhnya.

Saat dimintai tanggapan, Azam Akbar Hawariy selaku Sales Branch manager Pertamina wilayah Banjar, Ciamis, Pangandaran menyatakan bahwa untuk pembelian BBM subsidi menggunakan jerigen memang harus memiliki surat rekomendasi dari instansi terkait.

Untuk itu, Azam menyarankan kepada pelaku usaha yang akan membeli BBM subsidi tersebut harus memiliki surat rekomendasi dari instansi terkait karena jika tidak memiliki surat rekomendasi maka tidak akan dilayani karena itu bisa berakibat hukum.

"Bisa dilayani dengan syarat harus memiliki surat rekomendasi dari instansi terkait karena jika tidak memiliki surat rekomendasi itu melanggar peraturan," tegasnya.

Terkait pemberlakuan pembelian BBM menggunakan aplikasi mypertamina, Azam menambahkan bahwa untuk kebijakan tersebut masih dalam uji coba.

"Masyarakat dapat memperoleh BBM subsidi tanpa harus terlebih dahulu mendaftar aplikasi my pertamina untuk mendapatkan barcode. Pembelian juga tidak dibatasi," ungkapnya.

Kendati demikian, Azam mengimbau agar masyarakat mendaftar pembelian BBM subsidi menggunakan aplikasi my pertamina program BBM bersubsidi tersebut tepat sasaran.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa ketersediaan stok BBM pasca diberlakukannya penyesuaian harga usai dicabutnya subsidi BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax masih aman.

"Stok BBM sampai saat ini aman dan mencukupi. Pihak pertamina juga melakukan pendataan untuk kebutuhan pasokan," ujarnya.

Untuk itu, Azam kurang mengetahui secara pasti kenapa masih terjadi antrian pengendara di SPBU untuk mengisi bahan bakarnya.

"Pastinya persoalan ketersediaan stok BBM aman dan kalaupun terjadi antrian mungkin karena masyarakat banyak yang membelinya tapi kami harap jangan sampai terjadi panik buying," harap Sales Branch manager Pertamina wilayah Kota Banjar, Ciamis, Pangandaran itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES