Ekonomi

Pengamat: Kenaikan Tarif Ojol Berdampak pada Masa Depan Operator

Rabu, 14 September 2022 - 16:22 | 22.29k
Para driver Ojol saat menunggu penumpang di pinggir jalan di pusat perbelanjaan Jakarta (FOTO: Dokumen/Bisnis.com)
Para driver Ojol saat menunggu penumpang di pinggir jalan di pusat perbelanjaan Jakarta (FOTO: Dokumen/Bisnis.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menyebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan berdampak terhadap kenaikan harga sektor ekonomi yang lain. Salah satunya adalah kenaikan harga tarif ojol atau ojek online (Ojol).

Menurut Piter Abdullah, keputusan Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojol sudah sewajarnya dilakukan. Semua itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia juga melihat kenaikan tarif yang dilakukan Kemenhub melalui KMP No. 677 Tahun 2022 sudah tepat, yaitu berkisar 6-13%. 

Presiden-Republik-Indonesia-Jokowi.jpgPresiden Republik Indonesia Jokowi saat memberikan keterangan pers di Jakarta (FOTO: Dokumen/Antara)

Oleh karena itu, dia berharap semoga kenaikan harga BBM bersubsidi tidak bertahan lama, karena akan berdampak lebih besar lagi di sektor yang lain. Dia khawatir pemerintah RI tidak bisa mengontrol kenaikan harga bahan pangan masyarakat di pasar-pasar. Dia mendorong masyarakat terus berinovasi dan mengontrol keuangan masing-masing.

“Untuk kenaikan tarif yang sudah direvisi saat ini, saya kira sudah oke karena tidak terlalu tinggi di tengah kenaikan harga yang lain dan memang tidak bisa dielakkan lagi. Saya memohon kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar mengontrol kenaikan harga di setiap lini perdagangan masyarakat," ujar Piter di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Lebih lanjut, Piter Abdullah menjelaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak secara berkelanjutan. Kata dia, jika kenaikan harga tersebut bertahan lama dan harga BBM tak terkontrol, maka akan merusak mekanisme pasar tradisional. Masyarakat akan secara acuh tak acuh memerhatikan petugas dari pemerintah RI.

Sri-Mulyani.jpgMenteri keuangan republik Indonesia, Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers (FOTO: Dokumen/Sindonews)

Dia juga mengatakan, terjadi penurunan pembeli BBM bersubsidi di berbagai wilayah. Menurut Piter Abdullah, hal itu bisa terjadi karena masyarakat sudah meminimalisir jalan-jalan jika tidak menguntungkan. Mereka juga enggan beli BBM bersubsidi karena harga semakin naik.

Kemudian, dia juga mendorong Presiden Jokowi terus mensukseskan komunikasi bilateral terutama dengan negara saat yang import BBM ke Indonesia. Hal itu kata dia, bisa menjadi penolong masyarakat dalam menurunkan harga BBM bersubsidi. Dia tidak ingin harga ini terus mahal dan bertahan terlalu lama.

“Kenaikan harga BBM, efeknya akan berkelanjutan. Apalagi ditambah dengan kenaikan harga-harga yang lain, termasuk tarif ojol. Jadi turunnya daya beli masyarakat saat ini lebih disebabkan kenaikan harga secara umum,” imbuhnya.

Hanya saja, dia mengusulkan agar pemerintah RI melalui kementerian Kominfo RI mempertimbangkan segala dampak darah menaikkan tarif Ojek Online. Bisa saja, kata dia, ketika menaikkan seolah-olah menjadi solusi bagi sang driver ojol. Namun hal itu bisa menjadi ancaman bagi aplikator sebagai pengembang.

Dia tidak yakin para aplikator akan bertahan dalam ketentuan yang terus merugikan perusahaan mereka sendiri. Dia menilai jika kebijakan menaikkan harga tarif driver Ojol tersebut dipaksakan mahal, maka akan membuat penumpang enggan ikut jasa mereka.

 “Memang ini cukup menguntungkan buat mitra driver. Di satu sisi tarifnya naik, sementara di sisi lain biaya sewa aplikasi mereka turun. Tentu ini bagus bagi mitra driver, tetapi cukup berbahaya bagi keberlangsungan industri,” kata Piter.

Sebagai informasi, sebelumnya seiring dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah diumumkan pada konferensi pers Presiden Joko Widodo dan Menteri Terkait Perihal Pengalihan Subsidi BBM pada Sabtu (03/09).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terus melakukan penghitungan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun 2022. Hal ini mengingat harga ICP yang terus bergerak naik ataupun turun.

Sebelumnya melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022, Pemerintah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat. Dalam hal ini, kenaikan subsidi untuk BBM dan LPG dari Rp77,5 triliun ke Rp149,4 triliun, serta untuk listrik dari Rp56,5 triliun naik ke Rp59,6 triliun.

Kemudian, kompensasi untuk BBM dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun dan kompensasi untuk listrik dari semula Rp0 menjadi Rp41 triliun. “Sehingga, total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG, dan listrik itu mencapai Rp502,4 triliun,” pungkas Menkeu.

Sementara itu, SVP Corporate Affairs Gojek, Rubi Purnomo mengatakan bahwa perusahaannya akan bertanggung jawab atas kenaikan tarif Ojek Online. Dia dan jajarannya akan menyesuaikan harga sesuai kenaikan harga BBM bersubsidi yang diatur oleh pemerintah RI melalui kementerian perhubungan.

"Sesuai aturan pemerintah, Gojek telah memberlakukan perubahan tarif GoRide, efektif pada tanggal 11 September 2022,” kata Rubi Purnomo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES